"Terlalu lama kamu meninggalkan sehingga aku terbiasa dengan sepi dan kesendirian."
.
.
.
.
.
Sesampainya di rumah ara melihat drama yang sangat memuakkan di mana adiknya di bentak karena sudah mengganggu Annabelle.Yeah memang rara sudah pulang seminggu yang lalu dan sudah seminggu juga ara melihat drama murahan ini tanpa niat membantu, karena ara benar-benar sudah muak, baik itu di Sekolahan maupun di rumah.
'Novel ini kembali seperti alurnya tapi tidak dengan ketiga lelaki itu'
Ara pun melangkahkan kakinya dengan malas ke lantai atas di mana letak kamarnya berada.
Tap
Tap
Tap
Mereka yang semula ribut tadi langsung saja mengalihkan pandangan pada seorang gadis yang memakai seragam sama seperti mereka dan berjalan lesu menuju ke tangga.
"Baru pulang dek? " tanya maven pada adik keduanya itu.
"Kok kamu baru pulang, kan seharusnya udah dari tadi..? " ucap Annabelle memanasi keadaan.
"Abis dari gramedia" jawab ara tanpa menoleh pada mereka ataupun menjawab pertanyaan yang tidak bermutu.
"Iiiii ara gak sopan tau kalo orang tanya gak di jawab" ucap Annabelle dengan gaya lemah gemulai.
"Kalo capek istirahat aja" ucap Maven tanpa peduli pada gadis yang di jaga ketuanya ini.
"Hmm" ara hanya bergumam karena terlalu lelah dan matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
Ara pun melanjutkan langkahnya dengan mata yang merem melek, sedangkan mereka yang di bawah menyudahi acara kumpulnya dan memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing yang mana membuat Annabelle kesal karena rara tidak jadi di tampar oleh Jehan.
Paginya ara hanya berdiam diri di kasurnya karena hari ini tanggal merah jadinya dia belum mandi dan masih rebahan santai.
Ara memikirkan kejadian yang dialaminya selama seminggu ini, dimana Al, Saya, dan Karel mendekatinya, bukannya ara tidak peka melainkan dianya tidak tau apa itu cinta, karena separuh hidupnya ara jalani di rumah sakit.
"Alurnya masih sama kayak di novel, berarti aku harus cepet-cepet pindah dari sini" monolog ara pada dirinya, bukannya tidak mau membantu hanya saja dia sudah malas, karena adiknya itu terlalu bodoh padahal ara sudah kasih tau bahwa dia jangan dulu kembali sebelum di suruh, tapi rara tetap melanggar.
Ara hanya tidak mau rara berakhir tragis, tapi jika itu memang kemauan rara sendiri ara bisa apa, lagian bukannya ara tidak sama sekali membantu hanya saja dia tidak turun tangan secara langsung, nanti setelah surat pindahnya selesai di proses, ara akan meminta paman sam untuk menjaga rara dan melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sisters antagonis
FantasíaSeolah takdir tengah mempermainkan Ara Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit. Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain. Dan seolah...