12

1.9K 188 9
                                    

"Saya lebih suka lamunan untuk masa akan datang daripada sejarah masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya lebih suka lamunan untuk masa akan datang daripada sejarah masa lalu. "
.
.
.
.
.

Setelah 7 jam lebih menempuh perjalanan akhirnya Ara pun sudah sampai di bandara soekarno-hatta, saat sampai di bandara banyak yang memperhatikan ara karena paras dan pakaian nya, walaupun mengenakan pakaian kasual tapi mereka tau harga pakaian itu bisa membeli sebuah villa.

'Mukanya agak familiar de, tapi gue lupa'

'Cantik banget ciptaan mu Tuhan'

'Tu orang apa bidadari dah'

'Keknya gue udah di surga ni'

'Gak sia-sia gue ke bandara'

Bisik-bisik terdengar di telinga Ara tapi Ara hanya mengabaikan dan melanjutkan langkahnya menuju taksi.

Karena kurang memperhatikan jalan Ara malah tak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda.

Bruk

"Maaf, maaf mas saya gak sengaja" ucap Ara sambil mengambil handphone orang tersebut dan mengembalikannya.

"Maaf ya mas, gimana sebagai permintaan maaf saya HP nya saya ganti? " tanya ara karena handphone lelaki tersebut mengalami keretakan walaupun tidak terlalu parah.

"Gak usah, orang kayak kamu ini udah sering saya temui. Tapi maaf kamu bukan selera saya. " ujar lelaki itu lalu pergi dari sana di ikuti lelaki lainnya.

"Ish apaan sih, emang dia siapa. Percuma ganteng kalo narsis, tapi mukanya kok rada familiar yah. Ck, yaudah lah" ara berucap kesal pada lelaki tadi tanpa peduli pada pandangan orang sekitar.

"Taksi" memasuki taksi dan berlalu dari sana setelah koper yang dibawahnya sudah di bantu oleh supir untuk di masukkan ke dalam bagasi mobil.

"Ke Jalan mawar no XXXX ya pak" ucap ara menyebutkan alamat yang akan di tujuh nya.

"Baik nona" jawab supir lalu mobil taksi itupun pergi menuju alamat yang sudah di katakan tadi.

Saat sampai alamat yang di tujuh terlihat lah sebuah mansion yang besar dan mewah, banyak bodyguard yang menjaganya dengan tubuh kekar mereka.

"Makasih ya pak"

"Sama-sama nona"

"Om tolong bantuin bawah koper Ara ya" ucap ara tanpa peduli wajah syok para bodyguard karena nona pertamanya sudah pulang dan saat bodyguard ingin memberi tau yang di dalam dia sudah di hentikan oleh ara.

"Eh om mau ke mana? "

"Mau ngabarin yang di dalam non"

"Gak usah lebih baik bantu ara bawah koper"

"Baik non" bodyguard itu hanya mengangguk pasrah lalu mereka pun menuju pintu utama.

Teettt

sisters antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang