"Those who are able to control their rage cantik conquer their most serious enemy. "
.
.
.
.
."Ternyata Al udah nikah sama Tasya, untung gue cepet pindah nya, kalo gak pasti gak kebayang gimana sakitnya. " tutur ara saat sudah berbaring di kamarnya dengan piyama peach nya.
Asik memandang langit-langit kamarnya hingga mata cantik itu perlahan tertutup dan pemiliknya sudah terlelap menuju alam mimpi.
.......
Perlahan sinar sang surya mulai menampakan cahaya nya dengan malu-malu dan cahaya tersebut berhasil membangunkan gadis cantik yang tengah tertidur dengan tidak elitnya.
Kaki yang ke kepala ranjang dan kepalanya menjuntai ke bawah.
"Engh... Hoams udah pagi aja" perlahan ara pun beranjak dan duduk sambil mengumpulkan nyawanya.
"Pengen mandi tapi males, tapi harus mandi yaudah deh bentar lagi kalo niat. " gadis cantik itu perlahan memejamkan matanya kembali, tapi tak sampai satu menit matanya kembali terbuka karena gedoran di pintunya.
Tok
Tok
Bugh
Bugh
"DEK BANGUN WOY DAH JAM BERAPA NIH, BANGUNNNN ARAAAAAAA BANGUNNNNNNN. " teriakan dari luar pintunya dan suara berisik hasil gedoran itu berhasil membuka mata cantik ara lagi.
"ABANG IHHHH ORANG MASIH NGANTUK JUGA. " sebal ara menatap ke arah pintunya
"BANGUN ADEKKKK " teriak Dian di pintu
"IYA-IYA INI JUGA UDAH BANGUN. " teriak ara dan berjalan menuju kamar mandi nya untuk mandi dulu.
"Orang mau males-malesan malah di ganggu, gak tau apa orang cantik kayak gue itu butuh istirahat yang lama minimal 7 hari 7 malam lah. Dasar abang lucknut bikin keselllll aja. " asik mendumel tanpa sadar bahwa dia sudah di lantai bawah dan di sana terlihat keluarga nya yang tengah akan sarapan dan juga teman-teman abangnya.
"Asik banget ngedumel nya kak? " tanya rara sambil menatap kakak nya yang masih sibuk menyumpah serapahi kakak keduanya.
"E-h kok ramee, apa bunda buka tempat penampungan anak kurang mampu? " tanya ara saat melihat meja makannya yang sangat ramai.
"Tega bener lo ra" lelaki di sebelah agar-agar itu menyahut dengan muka merajuk.
"Kan bener kalian numpang makan. Kalo gak ngapain? " ara menatap jengah teman kakaknya yang sering di panggil el.
KAMU SEDANG MEMBACA
sisters antagonis
FantasySeolah takdir tengah mempermainkan Ara Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit. Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain. Dan seolah...