"Hiduplah seperti lilin menerangi orang lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain. "
.
.
.
.
.Jam sudah menunjukkan pukul 14.23 yang menandakan orang-orang akan segera pulang.
Ting... Tong....
"IYA SEBENTAR"
Ceklek
"Eh nak Al, masuk-masuk bunda kira siapa? " Al pun masuk dengan membawa buah-buahan.
"Mau jenguk Ara ya? " tanya bunda menggoda karena melihat Al yang tengah membawa buah tangan.
"Iya bunda, Al boleh ketemu Ara nya? " Al bertanya sekaligus meminta ijin
"Boleh kok pasti Ara seneng di jenguk kamu, yaudah kamu masuk aja ya. Kamarnya ada namanya di depan pintu kalo kamu lupa. Bunda tinggal mau masak dulu ya" Al pun mengangguk dan bunda melanjutkan urusannya di dapur.
Tok
Tok
Tok
"Ra gue izin masuk ya" setelah mengetok Al pun meminta izin buat memasuki kamar gadisnya.
Ceklek
Pintu terbuka dan terlihat lah gadis cantik yang biasanya sangat anggun dan menggemaskan itu kini hanya mampu terbaring lemah di kasurnya dengan muka yang pucat.
Perlahan Al pun masuk dan membiarkan pintu nya terbuka agar tidak ada hal yang tak diinginkan terjadi.
"Engh.. " Ara terbangun karena mendengar suara ketokan pintu dan juga langkah kaki yang mendekat.
"Maaf ya, jadi kebangun gara-gara saya. Kamu tidur lagi gak papa kok. Saya ke sini cuman mau lihat kondisi kamu. " Al berucap sambil mengelus surai indah Ara
"Mmm.... " Ara hanya bergumam karena memang dia tidak ada tenaga untuk berdebat dengan Al, jika ada Al tidak mungkin bisa mengelus surainya.
Mendengar nafasnya yang teratur Al tau pasti bahwa saat ini Ara sudah tidur. Senyum indah terbit di bibir sexy Al yang telah lama menghilang karena kepergian gadisnya. Kini gadisnya kembali dan dia akan berusaha untuk mendapatkan Ara walaupun dengan usaha yang ekstra.
Berbeda dengan Al yang tengah memikirkan Ara, gadis itu sekarang tengah memimpikan Zio atau memimpikan kenangan Mereka dulu.
Masa lalu :
"Zioooooo...... Pengen sosis itu beliin dong ya ya" Ara meminta dengan tampang manis agar di belikan makanan pinggir jalan itu.
"Gak" Zio langsung menjawab tanpa pikir dua kali hingga menyebabkan Ara cemberut.
"Ish.. Zio ma, yaudah deh Ara beli sendiri aja" belum sempat Ara berjalan ke arah tukang sosis bakar itu dia lebih dulu di tarik Zio hingga sekarang Ara berada di dekapan Zio.
KAMU SEDANG MEMBACA
sisters antagonis
FantasySeolah takdir tengah mempermainkan Ara Tujuhbelas Tahun hidupnya dan hampir sepuluh tahun dia habiskan di rumah sakit. Semangat nya untuk sembuh sangat besar apalagi didampingi keluarga dan seorang sahabat, tapi Tuhan berkehendak lain. Dan seolah...