Namaku Hasya Ashila, biasa dipanggil Hasya atau Non (sebutan orang terdekat). Berkelahiran 30 April 2005, kini usia ku sudah menginjak 17 tahun. Dulu sering sekali diriku berkata pengen cepet-cepet gede, tapi sekarang malah sebaliknya. Tidak apa. Seperti itulah manusia,tidak selamanya pikiran tertuju pada satu arah, melainkan berubah-ubah.
Pada tahun 2003, aku masuk SD saat berusia 7 tahun. Saat itu, aku ingat sekali ketika pertama kali memasuki kelas 1, aku yang malu bertemu dengan banyak orang, berbicara hanya beberapa kata dan bergaul dengan sedikit orang. Seiring berjalannya waktu, aku mulai adaptasi dan terbiasa dengan suasana ini.
Selain belajar, banyak yang kulakukan seperti berjualan dan ikut berbagai macam lomba di bidang seni. Sepertinya kalau punya banyak piala akan keren.Aku mengikuti perlombaan menyanyi,menari,menggambar. Semuanya kuperoleh dengan juara. Padahal masih kecil, tapi pikiranku selalu tertuju pada uang, tujuan nya sih agar bisa jajan banyak.
Pas sekitar kelas 3, trend saat itu adalah squishy dan slime. Awalnya iseng, modal juga terbatas, hanya sebatas hobi dan suka dengan barang nya. Di awali dari update di instagram dan cari-cari info tentang squishy dan slime, cara berjualan agar laku,dan masih banyak lagi ku pelajari. Sampai aku datangi kota Jakarta dan Bandung untuk mengambil barangnya. Sekalian jalan-jalan.
Setelah itu, diluar dugaan ku, ternyata banyak orang yang beli. Mulai dari adik kelas sampai kakak kelas. Dari situ aku senang karena ternyata setiap apa yang diinginkan tidak akan terlihat jalannya jika kamu belum memulai.
Lalu, ketika aku menginjak kelas 4, ada seorang perempuan yang datang ke kelas untuk mengambil orderan, dia berkata sambil tersenyum, "Ini uangnya lebih, ambil aja buat kakak." Aku menolak, tapi dia terus menyodorkan uangnya kepada ku. "Yaudah,terimakasih yaaa!!" jawabku sumringah.
Aku menyimpan uang 400.000 hasil jualan itu ke tas. Menggeletakkan nya begitu saja dan pergi ke kantin bersama teman ku. Setelah selesai jajan, aku baru ingat sekaligus khawatir jika uang yang aku simpan tiba-tiba hilang karena ku simpan asal-asalan.
Benar saja, saat aku periksa tas, uangnya tidak ada. Teman ku yang menyaksikan ikut riweuh. Refleks aku gigit bibir dan bergegas melaporkan masalah ini ke guru.Setelah pihak sekolah mencari tahu mengapa uang ku bisa hilang, akhirnya ada pelaku yang mengaku mencuri nya. Kaget, orang yang mencuri uang itu ternyata teman sekelas ku. Dengan alasan yang tidak jelas (pikiran anak kecil), katanya dia menghamburkan uang itu ke kolam. Entah apa alasannya,dia tidak mengganti uang itu. Aku hanya bisa mengelus dada. Hasil yang telah ku perjuangkan, hilang begitu saja.
Nasi sudah menjadi bubur. Semua yang sudah terjadi tidak bisa diulang. Kini aku harus menata kembali perdagangan ku dan menghitung kerugian yang telah dialami.