Ch. 15. 'Unknown'

1.6K 139 24
                                    

Yooo!!! :D hope you like this chapter! Jangan lupa vote + comment, ya! :D thaaanks!~


Wendy terbangun dan langsung menutup matanya kembali begitu menyadari bahwa ia baru saja menatap cahaya yang berasal dari emergency lamp yang ada di depannya. Mungkin ini sudah pagi, tetapi yang namanya basement tanpa lampu, ya... gelap.

Tetapi kemudian Wendy melihat cahaya yang berasal dari pintu menuju hotel yang terbuka. Sebelum Wendy pergi untuk mengambil sarapan, ia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa hanya ada Bim di sana, yang masih terlelap. Wendy pun berpikir sejenak, kemudian berteriak dengan sangat kencang. 

Bim pun langsung terhentak bangun dengan tatapan waspada namun bingung, "uh?!" Wendy pun berakhir dengan tertawa kencang yang suaranya bergema di dalam basement itu. Tetapi, setelah Bim mengoceh pelan, ia tidur kembali dan Wendy merasa kecewa.

"Hey!!! Bangunlah! Kau seharusnya memarahiku karena tadi itu benar- benar hebat dan kemudian kita pergi sarapan sambil mengomel!" sahut Wendy sambil mengguncang- guncang tubuh Bim.

Bim pun mengeluh, "Hentikan, Hal..." kemudian ia berhenti. "Uh..." lanjut Bim begitu ia sadar dengan apa yang ia katakan. Wendy pun berhenti mengguncang dan menatap Bim. "I... ini Wendy," kata Wendy.

Bim pun langsung bangun dan duduk, "Ya, tentu saja. Memangnya kau kira aku bilang apa?" Wendy menggeleng, namun ia tahu ada kecemasan yang terlihat di wajah Bim.

"Ayo kita ke atas," usul Wendy. Dan setelah menguap dan mengusap matanya, Bim mengangguk.

"Eh, tapi, harus ada yang mengawasi Nash. Aku tetap di sini saja. Kau bawakan saja makananku," kata Bim dengan tiba- tiba. Wendy pun akhirnya menyetujuinya.

Setelah Wendy naik ke atas, Bim berbaring lagi di atas selimutnya, kemudian mendengar suara Nash memecah keheningan, "Hal? Siapa? Apakah nama seorang perempuan? Hal, ya? umm..." Namun Bim tidak menghiraukannya.

"Sepertinya aku baru saja mengetahui sesuatu. Whoa! Bagaimana perasaan Wendy ketika mengetahuinya?" kata Nash yang membuat Bim kesal. "Ugh, diamlah, kau tak tahu apa- apa," Kata Bim. Kemudian, setelah beberapa menit berlalu yang berisi oleh celotehan- celotehan Nash, Wendy akhirnya datang sambil membawa tiga tumpuk mangkuk. "Untuk apa membawa tiga?" tanya Bim. "Satu untuk Nash. Kita tak akan membuatnya kelaparan," jawab Wendy.

"Bagaimana cara dia makan?" tanya Bim. Kemudian, Nash berteriak dari dalam, "Wendy yang akan menyuapiku, tentu saja! Apa yang kau harapkan?" Bim pun merasa seperti hendak menendang Nash jatuh dari kursinya sampai ia menangis dan memanggil- manggil Melody meskipun Bim tahu itu tak mungkin.

Bim langsung berbalik untuk berjalan ke arah Nash, tetapi Wendy berkata, "Tenang saja, Bim. Lagipula ia benar. Jika tidak, bagaimana dia akan makan?Ini, makanlah. Biar aku saja yang menyuapinya," kata Wendy. Bim hendak mengelak tetapi akhirnya dia membiarkan Wendy.

Kemudian, Bim pun memakan sarapannya sambil memperhatikan Wendy yang menyuapi Nash. "Kau tahu, Wendy. Kau sangat baik," kata Nash. "Bahkan kepadaku. Kau juga sangat cantik. Oh, my, lihatlah rambut dan matamu itu," lanjutnya tetapi tak dihiraukan oleh Wendy. Wendy hanya memutar matanya dengan tampang kesal.

Kemudian Nash berkata, "Oh, ya, apa kau yakin tadi kau tak mendengar Bim menyebut nama seseorang? Saat kukatakan bahwa mungkin itu nama perempuan, ia terdengar kesal! Oh, tenanglah, Wendy. Aku ada di sini untukmu," lanjut Nash dengan diakhiri oleh tawa.

Wendy mulai berpikir bahwa Nash yang sebelumnya tidak mau bicara ini sekarang menjadi sangat menyebalkan hanya untuk membuat mereka semua kesal.

Bim pun langsung bangkit untuk mendatanginya, tetapi Wendy berkata, "Kau tahu, kan, dia memang menyebalkan? yah, meskipun kali ini benar- benar menyebalkan," Bim pun duduk kembali.

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang