Sasuke berbaring menyamping di atas ranjang dengan satu tangan masih menggenggam cincin dan mulai bergerak ke bagian kasur yang kosong.
Dada Sasuke terasa semakin sesak oleh rindu mengingat dulu dia tidak sendiri di sini. Ada Naruto yang selalu menemaninya. Ada Naruto yang selalu tersenyum tulus kepadanya. Ada Naruto yang selalu bermanja dalam pelukannya.
Naruto ...
Bagaimana perasaanmu kepadaku saat ini?Apa kau masih mencintaiku?
Apa kau juga... merindukanku?
Ketika dirasa matanya mulai memanas, Sasuke pun terpejam dalam beberapa saat seraya mengeratkan genggaman pada kedua cincin.
Sasuke bersumpah, bila masih ada kesempatan, dia tak akan lagi menyia-nyiakan Naruto. Tak akan lagi menyakitinya. Tak akan lagi melukainya.
Tuhan ...
Aku ingin Naru kembali padaku.
Aku ingin hidup bersamanya seperti dulu.
Aku berjanji... aku tak akan mematahkan hatinya lagi.Beberapa menit berlalu. Keheningan dan kesepian lambat laun mengantarkan Sasuke terpejam dalam lelap yang cukup lama.
"Aku mencintaimu."
Tangan Sasuke yang masih menggenggam cincin tampak bergerak kecil. Sedang kedua matanya masih terpejam rapat.
"Terima kasih sudah menjadikanku bagian dalam hidupmu. Aku bahagia menjadi istrimu, Uchiha Sasuke."
Kedua oniks Sasuke menoleh pada seorang wanita yang tengah tersenyum tulus dan mengelus kepalanya dengan penuh sayang. Namun, tak lama kemudian sepasang netra safir itu tampak dilapisi embun seiring dengan berhentinya elusan yang semula si wanita berikan.
"Tapi, kenapa... ke-kenapa Sasuke membohongiku? Kenapa Sasuke mengkhianati hubungan kita?" Isakan mulai terdengar. Wanita itu tak mengalihkan pandangannya. Dia terisak seraya menyelami manik hitam milik Sasuke. "Padahal aku tulus mencintaimu, Sas. Aku tulus menerima Sasuke apa adanya."
Tentu saja Sasuke tak bisa cukup diam melihat si wanita yang menangis pilu disertai ucapan penuh sendu itu. Akan tetapi, ketika Sasuke hendak terduduk dan menyeka air matanya, kelopak mata Sasuke terbuka cepat disertai napas memburu.
Sasuke menggulirkan pandangan ke setiap sudut ruangan. "Naru," panggilanya dengan suara parau. "Naruto."
Nihil. Sasuke tak menemukan siapapun di sana. Dan hatinya semakin mencelos kala menyadari bahwa sejak tadi dia memang sendiri. Tidak ada Naruto di sisinya. Tidak ada Naruto yang mengelus kepalanya dan berucap cinta padanya. Juga tidak ada Naruto yang menangis di hadapannya.
Aku bisa gila.
Sasuke duduk bersandar di atas ranjang seraya menyentuh sisi kepalanya. Dia sungguh masih bisa merasakan dengan jelas elusan yang Naruto berikan. Sebab, ketika dulu dia memang pernah tidur di atas pangkuan Naruto, tepat di ranjang ini. Kala itu Naruto juga mengatakan hal yang sama bahwa dia sangat mencintai Sasuke dan bahagia hidup dengannya, Sasuke membalas dengan ucapan sama yang kemudian membawa tubuh Naruto agar turut berbaring hingga mereka terlelap seraya silih berbagi pelukan.
Hati Sasuke terasa pedih teringat pada kenangan manis bersama sang mantan istri. Bahkan, Sasuke tak sanggup menahan setitik air yang kini muncul di setiap ujung matanya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Sasuke benar-benar merasa hancur dan bodoh. Ya, dia mengakui kebodohannya yang sudah menyia-nyiakan Naruto.
Kak Shizune, kau benar. Aku sungguh bodoh.
Detik kemudian lamunan Sasuke terusik kala ponselnya berdering cukup lama, menampilkan panggilan dari sang istri yang sengaja dia tinggalkan sendiri malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY COLLECTION | Uchiha × (Fem) Naruto
Fanfiction• FIKSI PENGGEMAR - ANIME : NARUTO • ~ Kumpulan cerita pendek berbagai genre dengan TOKOH UTAMA Uchiha × (female) Naruto. ^^ • SFN : Sasuke × Fem Naruto • IFN : Itachi × Fem Naruto • MFN : Madara × Fem Naruto • OFN : Obito × Fem Naruto • dll. Terkad...