" Hyung tampan, maukah kau berjanji padaku? " Kata seorang anak kecil berusia 7 tahun pada anak lain di hadapannya.
" Janji apa bunny? "
" Berjanjilah kau akan selalu di sisiku, tidak akan pernah meninggalkanku sendirian disini. Apa hyung bersedia? "
Anak itu tersenyum tampan, mengusak surai bocah mungil didepannya. " Hyung berjanji tidak akan meninggalkan mu bunny. "
" Benarkah? Kalau begitu kita pinky promise ya hyung. " Kedua bocah itu saling mengaitkan jari kelingking masing-masing dan mengucap janji untuk saling menemani.
Drrrrtttt.... Ddrrrtttt.....
Bunyi alarm ponsel mengganggu tidur seorang namja, membuatnya seketika bangun dengan nafas yang terhembus kasar.
" Aaarrgghhh sial. Sampai kapan aku akan terus bermimpi hal yang sama seperti ini? Benar-benar membuatku pusing. " Keluhnya. Dengan cepat ia menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama dia sudah siap dengan kemeja putih serta celana bahan hitam. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, itu artinya sebentar lagi cafe tempatnya bekerja akan buka. Menyambar tas slempang kecil, ponsel dan juga dompet lalu keluar dari kamar. Mengambil susu pisang dari mini kulkas lalu memasukkannya ke dalam tas. Keluar dari flat sederhana miliknya, mengambil sepeda tua yang setia menemaninya lalu mengayuh nya perlahan menuju tempat kerjanya.
Sedangkan disisi lain, seorang namja tampan tengah duduk bersandar diatas kursi empuknya. Matanya terpejam rapat dengan hembusan nafas yang lumayan berat. Dadanya terasa sesak karena hampir setiap malam ia selalu memimpikan hal yang sama. Seorang bocah manis bergigi kelinci yang memanggilnya Hyung tampan.
Tok.. Tok.. Tok..
" Masuk.. " Ucapnya tanpa membuka mata.
" Maaf mengganggu sajangnim, saya hanya ingin memberitahu bahwa sepuluh menit lagi pertemuan anda dengan Tuan Park akan di mulai. "
" Hmm. "
" Kalau begitu saya permisi sajangnim. "
Namja itu membuka kembali matanya, menatap langit-langit ruangannya dan bergumam. " Sampai kapan kau akan selalu hadir di mimpiku? Tak bisakah kau hadir secara nyata di hadapanku saat ini, bunny? Aku merindukanmu. " Menghembuskan kembali nafasnya dan melangkah menuju ruang meeting.
" Tae, bagaimana kalau nanti malam kita ke cafe Seokjin Hyung? Sudah lama juga kau tidak bertemu dengannya kan? " Kata Park Jimin, sahabat sekaligus rekan bisnisnya.
" Haaah, entahlah Jim. Aku tidak suka keramaian, lagipula aku masih banyak kerjaan. Kau saja yang ke sana dan katakan padanya kalau aku belum bisa bertemu. "
Jimin berdecak malas, pasti selalu saja begini jawaban taehyung kalau di ajak pergi. Alasannya hanya kerjaan, kerjaan, kerjaan.
" Ayolah Tae, jin hyung bisa memukulku dengan panci pink kesayangannya kalau aku tidak membawamu kesana. " Mohon jimin dengan nada sedikit merengek.
" Dan yang aku dengar dari NamJoon Hyung, di cafe Jin hyung ada seorang penyanyi baru. Mau ya, ya, ya. " Imbuh jimin semangat.
" Ck, baiklah aku akan ikut nanti malam. Kau puas? "
" Yes, tentu saja. Aku tunggu di cafe jin hyung jam 9 tepat. Kalau kau sampai tidak datang, aku tidak akan mau lagi menemuimu. " Taehyung memutar matanya malas mendengar ancaman sang sahabat.
..
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAEKOOK ONE-SHOOT 🔞
De TodoBagi HOMOPHOBIC, diharap tidak membaca os ini daripada komen yang nyelekit. ini area DEWASA.