Bonchap (Our New Life)

207 13 4
                                    

(Cerita ini mengandung konten dewasa)

Terimakasih.....

Pagi ini rasanya sangat dingin, ku eratkan selimut tanpa niatan sekalipun membuka mata dan beranjak dari kasur. Pergerakan ku terhenti merasakan lengan kekar yang masih setia memelukku dari belakang. Aku tersenyum dan membalikkan tubuhku, sejenak lupa bahwa aku sudah tidak tidur sendirian lagi seperti masa - masa sekolahku. Dimana Mama dan Papa sibuk bolak balik ke luar negeri dan Kak Jungwoo juga jarang dirumah karena mengikuti banyak ekstrakurikuler kesukaannya.

Sejenak kutatap wajah polos yang masih terpejam lelap. Bulu matanya yang kelewat lentik itu terlihat menghiasi kelopak matanya yang indah bahkan saat arjuna tersebut masih memejamkan matanya. Bibir indahnya yang terkatup rapat membuat siapa saja kagum akan pesonanya. Dia bukan manusia, berkali - kali aku tidak percaya jika ia adalah manusia.

Tanganku terulur mengusap kedua pipinya yang mulus, rahangnya sangat sempurna. Saat pertama kali aku melihatnya dalam benakku dia berhasil melakukan meso dengan maksimal. Namun ternyata sedari kecil memang seperti ini bentuknya. Dia memang terlahir dengan indah dan rupawan.

Heumm~~

Menggumam kecil, pria itu sedikit menggerakkan kepalanya tanpa membuka mata sedikitpun. Aku terkekeh melihat wajahnya yang masih setia dengan satu kata yaitu tidur. Sepertinya dia sangat kelelahan. Mengingat semakin banyaknya pekerjaan yang menimpa dirinya. Ditambah lagi perusahaannya yang semakin bercabang. Membuatnya selalu begadang setiap harinya.

Ahh

Badanku meremang ketika Jaemin dengan sengaja menurunkan posisinya ke arah dadaku dan langsung mengulum nya seperti rutinitas anak bayi sehari - harinya. Dengan nakalnya ia masih terpejam sembari menikmati dada telanjangku dibalik selimut tebal yang kita gunakan.

Aku tersenyum, mengelus pelan rambut Jaemin dan menjambaknya sesekali jika ia dengan sengaja mempercepat tempo permainan mulutnya.

"Euuungh Jaeminnnn"

Pria itu mendongakkan kepalanya, mengeluarkan senyuman menyebalkannya. Aku menggeleng kuat.

"Tidak! Tidak lagi, aku bisa mati." tolakku dengan nada ketus. Aku jujur, selangkanganku sampai mati rasa digempur Jaemin semalaman. Ia pria jika sudah dicabut maka rasanya kembali pada semula. Beda dengan wanita yang merasakan tusukan dan bekas sakit di setiap pergerakannya.

Melihat wajah Jaemin yang menghela napas kecewa Aku menundukkan kepalaku. "Coba lihat, punyaku sampai lecet Jaemin. Aku bahkan tidak bisa menggerakkan kakiku."

Mendengar keluhanku Jaemin bangkit dari tidurnya, menyibakkan selimut dan memperhatikan kewanitaanku dengan wajah sedih.

"Maafkan aku," ujarnya sambil mengelus pelan pundakku.

Aku menggeleng pelan. "Tidak apa - apa, yang penting beri aku sedikit waktu untuk menyembuhkannya." mohon ku dengan senyuman tulus. Jaemin tersenyum menganggukkan kepalanya, ia menghargai keputusanku. Sifat lembutnya dari dulu memang tidak pernah lepas dari dirinya.

🐰

"Makanan sudah siap," Suara ceria Jaemin memenuhi pendengaran. Aku yang awalnya sibuk memandang acara TV di pagi hari mendongakkan kepala menatap dirinya yang masih setia menggunakan apron. Tubuhnya yang atletis terlihat sangat sempurna dalam balutan apron tersebut.

Pria tampan yang sangat menggemaskan itu berjongkok di depanku. Tangannya menepuk pelan pundaknya dari belakang isyarat agar aku menaiki punggungnya untuk ia gendong menuju dapur. Jaemin memang se so sweet itu.

"Ngeeeeeeng," ujarnya sambil berjalan pelan menuju dapur memastikan agar aku nyaman di punggungnya. Gelak tawaku memenuhi ruangan dapur karena candaan receh Jaemin.

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang