Jo-kun terkadang bisa jadi sangat melankolis, dan sampai sekarang pun aku masih belum bisa terbiasa dengan sisi lainnya itu.
Dia yang biasanya tidak bisa diam, selalu melontarkan lelucon, selalu mencari cara agar mambuat suasana menjadi menyenangkan, bisa tiba-tiba saja meringkuk di sofa. Terkadang matanya tertutup tanpa dia benar-benar tidur, terkadang matanya tetap terbuka dengan tatapan yang kosong. Saat aku bertanya dia kenapa, biasanya dia tidak akan menjawab, dan pada akhirnya aku hanya bisa berada di sampingnya sampai tubuhnya bergerak memelukku.
Benar.
Memelukku.
Aku tidak suka melihat sisi melankolisnya itu. Aku takut suatu saat dia akan tenggelam begitu saja dalam jurang perasaannya, dan aku tidak mampu untuk menolongnya. Tapi di sisi lain, aku suka dia memelukku.
Dia hanya akan memelukku lebih dulu saat dia merasa rapuh.
"Jika aku tidak ada, apa kau akan memeluk siapa saja yang berada di sampingmu?" aku pernah bertanya seperti itu.
Untuk sesaat dia hanya diam sebelum akhirnya dia menjawab dengan tidak yakin. "Mungkin."
"Aku tidak mau Daichan yang berada di sampingmu jika kau sedang seperti ini dan aku tidak ada."
"Kenapa?"
Aku menyandarkan daguku di bahunya. "Dia pasti akan membuatmu nyaman dan kau pasti tidak akan membutuhkanku lagi. Dia sangat bisa diandalkan, kan? Kau bisa sangat bergantung padanya."
Lalu Jo-kun tidak mengatakan apa pun lagi.
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan saat sisi gelapnya itu muncul.
"Ohashi, jangan pergi ke mana-mana," namun, suatu hari dia pernah berkata seperti itu padaku. Dia memelukku lebih erat dari biasanya. "Apa pun yang kulakukan, jangan pernah pergi dari sampingku."
"Un," aku mengangguk.
Padahal selama ini, aku yang selalu bergantung padanya. Dia yang selalu membantuku ketika aku mengalami kesulitan. Dia yang selalu membawaku kembali ketika aku kehilangan arah. Aku yang justru sebenarnya tidak bisa hidup tanpanya.
Tapi kenapa justru dia yang tidak menginginkanku pergi?
"Aku tidak akan kemana-mana," kataku.
Lalu malam itu, untuk pertama kalinya aku melihatnya menangis tersedu.