zafira marah

32 6 0
                                    

Happy reading guyss 💗
jangan lupa vote sama komen ya!!!
makasih




















Kembali seperti awal, saat mereka sudah menghabiskan liburnya selama lima hari. Saat ini mereka harus pergi ke sekolah kembali.

Seperti pagi ini Zafira sudah siap mengenakan seragam sekolahnya dan tas yang sudah berada di punggung. Gadis itu menunggu Althaf di ruang makan untuk sarapan bersama sebelum berangkat sekolah.

Saat Althaf sudah turun, ia langsung memberikan satu potong roti berisi selai coklat. Althaf menerimanya, lalu ia makan sampai habis.

"Ayo berangkat bareng," ajak Althaf saat keduanya sudah menyelesaikan sarapannya.

Zafira menggeleng. "Enggak, gue udah pesen ojol tadi," tolaknya.

Althaf menyerngit. "Kenapa gak bareng aja? Kita satu sekolah kan?"

"Iya sih, cuma gue gak mau nanti orang-orang di sekolah gosipin gue hanya karena berangkat bareng sama ketos," itulah sebabnya Zafira tidak ingin berangkat dengan lelaki itu. Karena jujur saja Zafira tidak suka ketika dirinya menjadi bahan perbincangan, ya mungkin memang itu sudah menjadi hal biasa bagi Althaf tapi tidak dengan dirinya.

Althaf menghela nafasnya. "Yaudah nanti lain kali suruh antar Pak Yoga aja, jangan pesen ojek online," peringatnya.

"Gue duluan ya, kayanya mang ojol udah ada di depan," pamitnya langsung berlari keluar dari rumah.

Althaf lelaki itu pun menyusul keluar rumah, ia sudah siap dengan sekolahnya hari ini. Ia masuk ke dalam mobilnya, melajukan mobil itu secara sedang tidak terlalu buru-buru.

Keasikan mendengarkan lagu di dalam mobil, sampa-sampai tidak terasa bahwa dirinya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Setelah memarkirkan mobilnya, Althaf keluar dari mobil itu.

"Pagi Kak Althaf," sapa seorang gadis sambil melambaikan tangannya.

Althaf yang sedang berjalan di koridor pun mengangguk. "Iya pagi," selepasnya di balas dengan senyuman. Dia memang selalu menanggapi sapaan dari murid-murid, itu sama sekali tidak membuatnya risih selama tidak berlebihan.

Althaf memanglah sangat ramah, kadang-kadang jika ada yang mengajaknya sharing-sharing tentang organisasi atau yang lainnnya lelaki itu sebisa mungkin meluangkan waktunya. Dia senang jika ada yang mengajaknya bersharing, karena menurutnya itu sama dengan ia berbagi, maksud berbagi di sini adalah memberikan atau memberitahukan sebagian pengetahuan ataupun pengalaman yang dia punya.

"Widih yang udah libur panjang," celetuk Radit saat Althaf sudah memasuki kelasnya dan duduk di kursi.

"Abis ngapain aja tuh selama itu?" sahut Nathan sembari terkekeh.

"Gimana rasanya? Enak gak?" sambungnya lalu kedua lelaki itu tertawa.

Dugaan Althaf tidak salah, lihatlah kedua temannya itu memang benar-benar mengejeknya. Namun ia tahu itu bercanda dan tidak membawanya ke dalam hal yang serius.

"Kalian bisa diem gak?" Althaf memijat pelipisnya pagi ini sudah mendengarkan kedua temannya yang mengoceh tidak jelas.

"Kok telinga lo merah Thaf?"

"Berisik!" lagi-lagi Radit dan Nathan tertawa bersama, mereka sangat suka menjahili Athaf.

***

Zafira masuk ke dalam kelasnya yang lumayan sudah ramai, ia langsung mendudukan dirinya di kursi paling depan karena memang itu tempat duduknya.

"Woy dateng-dateng gak cepaka-cepiki gitu?" ujar Eliza gadis itu sudah duduk manis di sampingnya.

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang