{65} Sabar

2.1K 156 3
                                    

Hai all🤗
Biasakan vote dulu sebelum membaca ya, Terimakasih dan selamat membaca😉
.
.
.
.
.
.
.
✨ Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.
.
[Telah di Revisi]

Paginya Liana terbangun dari tidurnya yang lumayan lama. Ia merasakan pusing pada kepalanya dan sakit pada tubuhnya.

Cklek

Liana melirik kearah pintu. Apa barusan ada yang keluar? Tapi siapa? Kenapa cepat sekali? Dan sekarang ia sendiri?

Sementara itu orang yang berada dibalik pintu, yaitu Xander harus bisa bersabar tidak mengobrol ataupun bertatapan dengan Liana sementara demi kesembuhan adiknya itu.

Xander terdiam. Jika ia keluar siapa yang menemani Liana, pikirnya.

Telinga Xander menajam ketika mendengar sebuah isak tangis. Jika orang lain mungkin tidak akan mendengarnya. Berbeda dengan Xander yang memiliki indra pendengaran yang amat tajam. Suara isak tangis itu terdengar dari kamar rawat Liana.

Xander membuka sedikit pintu dan mengintip. Ternyata Liana tengah menangis sambil memeluk kedua kakinya dengan erat. Matanya terlihat sangat ketakutan.

"Mom-mommy...hiks hiks...mam-mama...kenapa aku ditinggal...hiks hiks...aku takut...aku takut mereka datang...aku takut...mereka jahat..." Mendengar itu tangan Xander mengepal, matanya terpejam, hatinya berdenyut sakit mendengarnya.

"Permisi, kakak pertama Liana?" Xander langsung menolehkan wajahnya yang sudah kembali tanpa ekspresi.

Disana berdiri Rachel, Reyna, Kayla, Cheryl dan Laura teman sekelas Liana. Xander yang melihat itu langsung pergi dari sana tanpa sepatah katapun. Melihat itu, kelima perempuan hanya bisa menganga karena ketampanan dan dinginnya Xander.

Cklek

"Assalamualaikum!" Sapa mereka

"Waalaikumsalam" jawab Liana dengan pelan.

Mereka semua langsung menghampiri Liana yang masih memeluk kakinya. Liana yang melihat kehadiran teman-temannya langsung tersenyum tipis, rasa ketakutannya perlahan menghilang.

Reyna langsung memeluk Liana. Ia menangis dalam diam. Ia masih tak menyangka sahabatnya ini telah mengalami banyak hal yang tidak mengenakan. Hingga sampai detik ini ia benar-benar merasa bersyukur karena Liana masih bisa bertahan.

"Ssttt...Lia...tenang ya...cup cup cup...jangan nangis lagi...tenang oke...sekarang Lia gak sendiri lagi...udah ya nangis nya...nanti pusing..." Ucap Reyna sambil menepuk pelan punggung Liana.

Perlahan tangisan Liana mereda. Mereka yang menyadari itu langsung tersenyum. Tak lama pelukan pun terlepas.

"Liana, bangun dari kapan?" Tanya Laura.

"Belum lama. Beberapa menit yang lalu kayaknya aku bangun. Tapi kayaknya sebelum aku bangun ada orang, soalnya pas aku bangun ada yang langsung keluar dari sini." Semuanya langsung teringat pada Xander yang berada di depan pintu tadi.

"Owh iya, udah makan belum? Pasti belum kan? Yaudah yuk sekarang makan dulu." Ucap Kayla mengalihkan topik.

"Jangan bubur ya. Eneg akunya." Pinta Liana dengan raut wajah memelas.

LIANA (Posesif & Overprotektif Brother)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang