Bab 13: Hak milik

1.1K 102 11
                                    

Suasana diaula istana sedang ramai akan tukang dekor. Bagaikan setrika mereka berjalan mondar mandir sambil membawa dekorasi untuk dipajang atau ditaruh disetiap sudut ruangan.

Sang pangeran tampan yang Porsche idam-idamkan mengawasi pekerjaan mereka. Ia bukan pangeran penerus takhta lagi, melainkan seorang mandor.

Sambil berjalan ia melihat kinerja mereka. Jika ada yang melakukan kesalahan, Kinn akan menegurnya. Namun jika ada yang kebingungan, ia akan mengarahkan mereka.

"Tuan, kami kekurangan bunga rangkai  dan tali hias" inform salah satu pelayan, "Bagaimana ini?"

Kinn menyeritkan dahinya, berpikir, "Begini, bagaimana jika kau pergi ke ketua pelayan? Barangkali ia masih menyimpan stok"

Pelayan itu membungkuk dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Setelah itu ia segera pergi mencari ketua pelayan.

Kinn menghela nafas. Sebenarnya ia agak kelelahan karena tidak bisa tidur semalam. Ia harus menyiapkan daftar barang dekorasi dan segera memberikannya ke Phi Chan.

Sayang, Phi Chan juga senasib dengannya, ia tidak bisa tidur juga walaupun ia adalah prajurit yang selalu jaga malam kediaman sang raja.

Kinn memijit dahinya. Ia berusaha untuk melawan rasa kantuknya, "Jika ayah tidak menyelengarakan pesta dansa ini, maka aku bisa rebahan sepuasnya. Ada-ada saja.." gumamnya.

Ketika ia sedang berkeluh kesah, tiba-tiba Big memanggilnya, "Tuan Pangeran! " sontak, Kinn berbalik badan dan membalasnya, "Ada apa?"

"Seorang putri dari kerajaan daerah timur ingin bertemu denganmu"

Kinn yang mendengar hal itu menjadi semakin bete. Ia menggeram, "Ah, sudahlah. Katakan saja kepadanya bahwa aku sibuk." tolaknya.

Big menggeleng, "Tapi tuan, katanya ini penting" katanya. Kinn menyerah. Apa dayanya ia harus multitask sana sini, "Baiklah, Katakan kepadanya untuk tunggu sebentar. Aku harus memandori pelayan-pelayan ini"

Untung saja permintaan itu diterima, "Baik, tuan!" Maka Big segera pergi dari sang pangeran yang memasang muka cemberut. Sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, "Apa lagi sih?..." batinnya



---



Kinn berjalan cepat menuju ruang meeting. Ia hanya ingin semua pekerjaannya selesai dalam satu hari, tidak lama-lama dan tidak ada hambatan sama sekali.

Ya, itulah yang ia inginkan.

Kinn segera membuka pintu dengan terburu-buru, tanpa melihat putri pertama kali, "Ada apa gerangan kau harus datang diwaktu ini?! Saya sedang sibuk!"

Lalu ia terkejut bukan main ketika ternyata putri dari kerajaan daerah tinur itu terlihat anggun dan cantik dimatanya. Dengan kulitnya yang tan dan rambutnya yang berwarna hitam.

Matanya yang berwarna cokelat gelap seperti kayu pohon yang mahal harganya, dan baju dress ungu yang terbuat dari sutera, lengkap dengan perhiasannya yang terbuat dari emas.

Dengan duduk menyilang salah satu kakinya, ia menyapa Kinn, "Selamat siang, Pangeran Teerapanyakun. Senang bertemu dengan anda"

Banyak laki-laki maupun kaum ningrat seperti Kinn yang rela melakukan apa saja demi memenangkan hati sang Putri.

Lihatlah, mereka sudah buta akan cinta. Mereka terus berharap untuk menjadikan sang putri sebagai pujaan hidupnya. Namun miris, mereka hanya ingin mempunyai wanita cantik sepertinya, bukan wanita berkelakuan cantik.

Pasalnya, dikabarkan bahwa sang putri suka main lak-laki. Banyak orang yang berkata bahwa ia sudah menikah, tapi ada juga yang mengatakan bahwa ia masih single.

Carry your Throne (KINNPORSCHE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang