PIKIR MAD SUNDUL©1

113 4 14
                                    

~M. Kamal Mochtar~

'Mamad Sundul' panggilannya, tidak jelas asal usul kenapa dipanggil Mamad Sundul. Alkisah, dia seorang berpenampilan sederhana, suka wisata kuliner dalam bahasa keren sansekerta (hi hi hi). Dimana ada tempat kuliner baru pasti dia kunjungi tanpa diundang, seperti Jelangkung 'datang tanpa diundang, pergi tanpa diantar'.

"Tapi kenapa Mamad Sundul ya?" pikir pupuan Abu Nawas yang bernama Kang Rozak alias Zaki, panggilan yang kerap dilontarkan bagi seorang teman Mamad Sundul yang jauh dari panggang.

"Nama Zaki kok dipanggil Rozak!".
"Ya wes, jangan dipikirin! "
"Lho, orang dia pupuan Abu Nawas!, Wajar lagi".

"Lihat aja Abu Nawas yang sembarangan bicara tapi suka masuk akal."

"Nah, si Rozak sembarangan panggilan namanya tanpa nyambung pisan dengan nama aslinya Rizki tetap hidup aja sampai sekarang."

"Udaaaah, udah jangan pikirin!, bisa gak selesai-selesai sambung logikanya, biar gitu aja nya',"

kata si Kabayan menjelaskan pada para hadirin sekalian yang sedang bercerita dengan serius di depan teman-temannya yang rada-rada seperti jelangkung juga.

Pada malam itu, sudah beberapa kali duduk di meja jajanan kuliner di area D'Paleng, tepatnya di depan kios gerobak tahu sumedang yang rasanya maknyus saat dimakan bila sedang lapar sebagai pengganjal perut.

Ya, lebih jelasnya berseberangan dengan kios makan UTCHUYA, berornamen warna merah dengan lampu lampion terbuat dari kertas merah bertuliskan warna hitam, seperti tulisan Yosi Sayonara, si anak Jepang, dimana namanya tenar lewat film

"YOSY HAIK HAIK".
"Yang mana tu ya?"
"Ya, cari aja ya, jangan banyak tanya!, sebab aku lagi paleng nih,"

sahut Kang si Kabayan lagi sedang mengerutkan jidatnya seperti mikirin dunia seisinya, padahal memang gitu, seperti pemikir benaran, bagaikan profesor di sebuah perguruan tinggi yang terkenal di dunia maya antah berantah.

Kang Kebayan yang sedari siang berada di area D'Paleng menunggu Kang Usep sedang sibuk mengantarkan tahu sumedang pada pelanggan-pelanggan setia seperti;
Bang Jim,
Bang Yos,
Pak Dar
dan Kang Lomri,
tidak ketinggalan
"Pak RT yang merakyat dan punya khas yang menyenangkan,"

tuas si Kabayan mengenang kata sambutan Pak RT yang paling singkat dan padat.

Tetap dengan kebiasaan kang Kebayan berpakain celana you can see-nya dengan ke khasan, warisan kampung halaman bin Desa Garut, Jawa Barat, tepatnya Desa yang masih dicari referensinya dalam ensiklopedia asal-usul keturunan si Kebayan.

Malam kamis kliwon si Kabayan ngajak Razak ngumpul di D'Paleng untuk ngobrol santai, tidak ketinggalan juga Mamad Sundul yang sekarang lagi beken kesundul-sundul berita terus akibat banyak yang meninggal karena rusuh dalam pertandingan sepak bola yang terjadi beberapa hari yang lalu.

"Aku gak ngerasa kesundul dengan berita-berita itu."

Dengan santai Mad Sundul mencoba menetralkan hal yang diisukan padanya malam itu seraya menyajikan senyuman yang paling bergengsi ketimbang senyumnya pada malam jumat, terutama saat-saat dompetnya sedang dalam proses menipis.

Razak yang baru duduk 15 menit langsung saja mengajukan pertanyaan pada si Kebayan.

"Ada apa kita harus sedikit serius ngumpul malam kli...kliwon?"

Rozak dengan tiba-tiba mengajukan pertanyaan pada Kebayan.

"Begini, aku ini pemerhati tempat kuliner Zak, Mad." Tegas Kebayan pada dua sahabat karibnya

"Lalu, apa kaitannya dengan malam kamis kliwon?" lanjut Rozak.

"Otakmu yee," canda Kebayan.

"Yee, otakmu yee," canda Mad Sundul

PIKIR MAD SUNDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang