Zee axeyro hourlyna, adalah seorang wanita yang sangat pemalas, dia baru saja menginjak usia 17tahun. Setiap hari waktu nya habis untuk membaca beberapa novel kesayangan nya.Saat ia di ajak sang ayah bepergian keluar kota, ia sempat menolak, karna f...
Apa hari ini menyenangkan kawan...? Yuk lanjut dengan bagian tragedi Lao ,siapkan pasukan penata perasaan seperti : es cream, kentang goreng,ubi jalar biar menambah aroma estetok di ruang lingkup anda.
_🤗🖤_
🍂🍂🍂🍂🖤🖤🖤🍂🍂🍂🍂
Suara hentakan sepatu terdengar kencang di lorong tahanan. Seorang pria berbadan tegap menatap paktua Luo dengan wajah yang teramat sangar. Kedua alisnya menyatu, dan pandangannya begitu terfokus pada mata lemah lelaki tua itu.
"Ku ingin berkata padamu pak tua Luo Yang terhormat, bahwa kematian mu sudah di depan mata". Pria itu mengibaskan lengan hanfunya seraya mendekati pak tua Luo.
" Sudah memang sudah kuduga kamu adalah orang yang sangat licik Tuan". Pak tua Luo menjawab perkataan pria itu seraya memegang dadanya yang sesak.
"Sebelum kematian mu tiba, akan ku buka rahasia besar mengenai istri tercintamu ".
Mendengar ucapan pria itu, paktua Lao terkejut. Ia menatap tajam ke arah pria itu dan berkata: " katakan !!! , Apa yang kamu ketahui tentang istriku !!?". Tanya paktua Lao kepada pria itu.
Pria itupun menggelengkan kepalanya. " Istrimu telah mati ". Ucapan pria itu membuat paktua Luo mendadak lemas dan tak sanggup menahan amarahnya.
Ya tentu saja beliau terkejut akan kabar buruk ini, karna sudah sekian lama sang istri hilang tiada kabar .
Paktua Luo pun melampiaskan amarahnya dengan meninju kepala orang itu, seraya berkata : " Katakan sebenarnya apa yang terjadi ?!!" . Paktua Luo mencengkram leher pria itu.
"LEPASKAN !!! " . Triak pria itu.
Pak tua Luo pun melepaskan tangan nya dari leher pria itu. Pria itu terlihat mengambil nafas ,seraya memegangi lehernya yang terasa sakit akibat cengkraman paktua Luo.
" Baiklah akan aku ceritakan ". Ucap pria itu sambil mengambil sebuah lembaran kain bernoda darah.
Paktua Luo yang melihat kain itu sangat tidak percaya .Ia mengambil paksa kain bernoda darah itu , hingga ia berulang kali memastikan bahwa kain itu bukanlah saputangan nya yang sengaja ia berikan pada istri nya . Namun kain itu benar sekali milik paktua Luo yang di berikan pada sang istri sebelum istrinya menghilang bak di telan bumi.
" Aku mendapatkan kain ini sebagai bukti bahwa istrimu telah mati di tangan ku". Pria itu mengepalkan tangannya dan membusungkan dadanya merasa bangga .
" APA?!!!" . Kaget pak tua Luo.
" Karena jika bukan karena kematian istrimu , aku dan selir Xiao ren tidak akan bisa menduduki posisi seperti saat ini".
" Istrimu begitu setia pada permaisuri utama , hingga ia rela mengorbankan dirinya guna mencari tau tujuan kami memasuki istana".
" Hingga suatu saat ia melihat ku dan selir Xiao ren ,memasukkan racun dan membunuh permaisuri utama".
" Akhirnya selir Xiao ren mengutus ku dan anak buah ku untuk menghabisi istrimu di luar lingkup istana ,saat ia hendak mengunjungi mu ".
" Sekarang giliranmu yang menyusul mendiang istrimu !!!". "Hahahahaha". Pria itu pun keluar dari tempat pak tua Luo di tahan.
" Bangsat kalian !!! "
" PENGHIANAT KAU !!!". Teriak paktua Luo seraya memegangi dadanya dengan linangan airmata yang tak berhenti menetes.
" PENGAWAL !!! Penggal kepala paktua Luo SEKARANG !!!". Perintah pria itu pada para pengawal tahanan.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🖤🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Pak tua luo di seret dari ruang tahanan menuju ruang eksekusi . Dengan menatap kain yang telah ia tuliskan kalimat terakhir untuk Xiao huli , ia segera memejamkan mata lelahnya seraya berharap keadilan akan segera datang untuk penderitaan yang ia alami.
Eksekusi di saksikan oleh para mentri dan anggota istana.Nampak selir Xiao ren tengah sumringah dengan menatapi tubuh lemah paktua Luo yang sebentar lagi akan menyusul istri dan permaisuri utama ke lubang pemakaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Penggal pak tua itu ! " . Perintah selir Xiao ren pada algojo.
"GREGKKH !!!"
Pedang panjang mendarat menebas leher paktua Luo , hingga darah memuncrat ke area eksekusi ini berlangsung .Kepala paktua Luo pun mengglinding ke lantai dengan mata terpejam nya. Ia sungguh pasrah akan kematian nya , tiada wajah menyesal yang ia tampak kan , tenang dan gelap itu yang paktua Luo rasakan . Bertemu istri tercinta setelah kematian mungkin menjadi obat rindu terkuat paktua Luo . Hingga ia pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah yang tersenyum.
🍂🍂🍂 😭😭😭 🍂🍂🍂🖤🖤🖤🍂🍂🍂🍂🍂
Thanks buat yang udah baca sampai saat ini ..
jangan lupa d kasih vote ya .... agar Rubah bisa lebih semangat menulis kisah nya.. 😘😘🤗🤗🤗
🍂🖤🍂 Hiks... Hiks... Sedih ... Saat paktua Luo hampir ketemu Xiao huli , justru hukuman mati ini memisahkan mereka .
