Tahun 2022
Tidak terasa Kim Seokjin sudah bekerja sebagai manajer pengembangan di hotel 'Star Group' di Daegu. Semenjak Seokjin menjabat sebagai manajer pengembangan disana, angka pengunjung dalam satu bulan naik cukup signifikan sekitar dua puluh lima persen. Kerja keras Seokjin sedikit terbayar karena target yang diberikan sang Direktur terlampaui. Dan kini Seokjin masih saja fokus untuk meningkatkan kembali jumlah pengunjung di hotelnya.
Hari ini adalah jadwal kunjungan resmi Direktur ke hotel ini. Seokjin sudah menyiapkan proposal untuk ia bahas saat meeting nanti tentang cara menarik minat pengunjung yang akan ia presentasikan saat meeting bersama Direkturnya nanti.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Seharusnya Direkturnya sudah tiba, namun hingga detik ini Kim Jisoo dan sekertarisnya tak kunjung datang. Seokjin terlihat cemas karena biasanya Direkturnya ini tak pernah sekali pun terlambat untuk masalah pekerjaan.
Beberapa saat kemudian pintu ruang meeting terbuka dan menampilkan dua sosok wanita. Kim Jisoo dan sekertarisnya. Seokjin menghembuskan nafasnya lega ketika melihat presensi Jisoo disana. Ternyata Jisoo baik-baik saja.
Setelah Jisoo masuk, semua orang yang ikut dalam rapat ini memberi hormat pada Direkturnya dengan membungkukkan badannya. Sedangkan Kim Jisoo langsung duduk di kursi yang paling ujung.
Sedari tadi Seokjin memperhatikan bosnya itu. Ia melihat sedikit ada yang berbeda pada wajah bosnya. Namun ia tidak tau apa itu. Tanpa berpikir panjang lagi, Seokjin pun menyiapkan berkas yang akan ia gunakan untuk presentasi.
Meeting pun berjalan dengan lancar. Hari ini Seokjin banyak mengemukakan pendapatnya tentang cara agar hotelnya menarik banyak pengunjung.
"Kita bisa membeli sebuah lukisan terkenal kemudian memasangnya di ruang tunggu atau di lobi hotel." Jelas Seokjin. "Ya memang kita harus merogoh kocek sedikit lebih dalam tapi itu bisa menjadi modal kita untuk menarik minat pengunjung."
Semua yang ada di ruangan itu mengangguk setuju dengan ide yang diberikan Seokjin.
"Apa kau memiliki saran lukisan apa yang seharusnya kita beli, Kim Seokjin-ssi?" Tanya Jisoo yang sedari tadi juga menyimak penjelasan dari Seokjin.
"Maaf, Isanim.. Untuk urusan lukisan aku tidak paham sama sekali." Jawab Seokjin.
"Jika kau tidak paham, kenapa kau memberikan ide itu kepada kami?" Tanya Jisoo lagi.
Seokjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ternyata benar apa yang dikatakan teman-temannya bahwa Jisoo adalah bos yang cukup dingin. "Ya.. Aku hanya meniru pada hotel-kotel yang sukses dengan menggunakan cara ini untuk menarik pengunjung."
"Jika cara itu sudah digunakan oleh hotel lain, lalu mengapa kau mengutarakan pendapat seperti itu?"
"Menurutku itu bukan hal buruk." Timpal Hwang Biseo. "Kita bisa mencobanya, Isanim."
"Baiklah, aku akan pikirkan saran darimu, Kim Seokjin-ssi." Ucap Kim Jisoo.
Selama rapat berlangsung, Jisoo kurang fokus karena beberapa hari ini sejak ia bertemu Taehyung kembali, tidurnya tidak nyenyak. Bahkan sesekali ia hanya bisa tertidur setelah mengkonsumsi obat tidur. Kini ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Kepalanya sedikit berputar dan matanya kunang-kunang. Sebenarnya Jisoo sudah menahannya sejak tadi. Namun ia merasa sudah tak kuat lagi. Dan beberapa saat kemudian tubuh Jisoo ambruk. Ia terjatuh dari kursi tempat ia duduk. Orang-orang yang ada di ruangan itu segera menghampiri Jisoo dan melihat kondisi Direkturnya itu.
-Always be mine-
Jisoo mengerjapkan kedua netranya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya. Setelah kedua matanya terbuka sempurna, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit berwarna putih dan aroma obat-obatan menyeruak ke indra penciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be Mine (Complete)
FanfictionDulu yang Kim Seokjin tau, Kim Jisoo adalah pribadi yang ceria dan ramah pada setiap orang. Namum setelah beberapa tahun bertemu kembali, kini pribadi Kim Jisoo berubah menjadi pribadi yang dingin dan lebih pendiam. Dan kini takdir mempertemukan mer...