part-32

2K 124 14
                                    

"Istriku cuma satu, yaitu kamu Asya."

"Oh iya? Aku nggak percaya."

"Dari mana yang nggak kamu percaya? Dari semua yang aku lakuin, kamu masih nggak percaya?"

Asya tertawa melihat wajah cemberut suaminya.
"Iya deh,"

"Kamu iyain kayak nggak iklas." Laki-laki didepan Asya memalingkan wajahnya sebagai bentuk ia sedang merajuk.

"Hahahaha iya, iya. suami aku itu setia, cinta Istrinya, sayang sama istrinya."

"Apalagi?"

Asya tersenyum seraya mengelus rambut suaminya.
"Peduli."

"Peduli apa?"

"Peduli sama kebutuhan istrinya hahaha!"

"Hahahaha!!"

Asya tersentak dari lamunannya begitu mendengar suara tawa didepannya, ia menatap sepasang insan yang saling berbagi indahnya kebahagiaan.

Perlahan senyum Asya ikut tercipta melihat wajah ceria Kakak iparnya, Jia li untuk beberapa minggu ini terlihat sedih, tapi sekarang, raut wajah yang dulu itu sudah kembali.

"Kamu mikirin apa Asya?"

Asya menatap Bagas yang juga menatapnya.
"Nggak papa, aku lagi senang aja karena Kak Bagas sudah keluar dari penjara." Ia menggelengkan kepalanya dan berkata jujur dari hatinya.

Bagas ikut mengangguk. "Syukur."

"Iya, syukur aja. Padahal Asya niatnya mau cariin Kak Jia li duda diluar sana."

"Heh!"

Asya tersenyum lebar melihat wajah tidak terima Kakaknya.
"Untung cuma tuduhan palsu, kalau asli mah Haocun udah jadi anak narapidana."

"Congermu sembarangan."

Jia li hanya bisa tertawa melihat kedua kakak beradik itu bertengkar, wanita itu lebih memilih pergi kedapur mengambil cemilan dan minuman untuk keduanya.

"Makasih Asya, Kakak nggak bisa bayangin kalau Kakak benar-benar dijatuhi hukuman buat kejahatan yang sama sekali bukan Kakak lakuin."

Asya hanya diam mendengarkan, kemarin, tepatnya seminggu setelah ia pulang dari pesta pernikahan itu. Bagas resmi dibebaskan dengan alasan laki-laki satu anak itu tidak bersalah sama sekali.

Jika ditanya apakah Asya berhasil menemukan buktinya? Jawabannya adalah tidak.

Seseorang secara cuma-cuma memberikan seluruh bukti kepadanya, awalnya Asya menolak, tapi karena ini menyangkut Kakaknya, terpaksa Asya menerima bantuan dari laki-laki itu.

Bukan laki-laki asing, melainkan laki-laki yang sempat singgah dihati Asya untuk beberapa saat setelah Ariz.

Chen Heng.

Ia tidak pernah menyangka, laki-laki yang sudah dikabarkan meninggal itu berdiri didepannya seminggu lalu. Tentu Asya ketakutan.

Asya mengira itu adalah arwah Chen Heng yang bergentayangan, tapi melihat jas yang laki-laki itu kenakan. Asya mengerti bahwa Chen Heng bukan arwah, melainkan pengantin laki-laki milik Marissa.

"Kak Bagas juga harus terima kasih sama Tuan Alam, dia yang udah bantu aku." Dibantu dengan Alam, Ariz dan ditambah pengacara Goni, prosesnya lebih cepat dari pada yang Asya bayangkan.

Bukan apanya, Dory membantah mentah-mentah atas kasus yang Bagas hadapi beberapa minggu lalu. Wanita itu mengatakan bahwa bukan ia yang melakukan itu.

Sedangkan Ariz yang kepalang emosi mengambil tindakan yaitu menuntut balik wanita itu, dengan seluruh bukti-bukti ditangannya Dory akhirnya ditahan dipenjara.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang