Bagian 12

2K 62 5
                                    

Wasiat Cinta

*

*

Bab XII

*  *

First Night (2/2)

Note : Mature area🔞

*

*

Aku menahan diri agar tidak gugup saat sudah masuk didalam kamar mandi, Mas Ali tampak mensibukan diri mengisi air hangat di bathtub, lalu membuka kemeja warna putihnya, menyisakan tubuh toplesnya dengan celana bahan yang belum dilepas.

"Mau saya bukain bajunya?" Tanya Mas Ali dengan nada cueknya, sedangkan aku sudah ketar-ketir, takut cok!!

Aku menggelengkan kapala pelan, memberanikan diri untuk menatapnya, "Mas mau masuk duluan kesana atau aku?" Tanyaku, membuatnya sedikit tersenyum miring.

Dia kira aku menantangnya, padahal bukan itu maksudku!

"Barengan, ayok buka baju kamu" entengnya lalu membuka celananya.

Aku menutup wajahku dengan kedua tangan, masih tak berani dengan adegan seperti ini.

"Kinanti, cepat. Saya sudah gerah pengen mandi, first night-nya nanti dikasur, saya gak mungkin merawanin kamu disini" wtf?! Kenapa frontal sekali mulutnya?!

"Terus kenapa ngajak aku mandi? kan aku udah mandi. Mas aja sendiri, aku tunggu dikamar" aku beranikan diri untuk menatapnya lagi, melepaskan tanganku dari wajah.

"Gak, kamu harus ikut mandi" putus Mas Ali akhirnya, sebelum dengan cepat membawa tubuhku delam bathtub dan melucuti bajuku tanpa ada yang tersisa.

Sialan!

*

*

Kini tubuh kami sudah terbungkus selimut, setelah tadi Mas Ali memaksaku mandi bersama tanpa melakukan hal apapun, benar-benar hanya mandi.

Mas Ali tampak memejamkan matanya sebentar sebelum mencium kepalaku lama, setelah itu adalah kening, lalu kedua pipi dan yang terakhir bibirku.

Perbuatan lembutnya membuatku luluh seketika, meski awalnya seperti orang mamaksa tapi Mas Ali dengan hati-hagi memperlakukanku layaknya istri yang dia hormati dan cintai.

Atau aku salah mengartikan ini??

Kecupan-kecupan kecilnya mulai turun kearah leherku, menghirupnya lama lalu menatap wajahku instens, kedua mata kami bertemu.

Aku menganggukan kepalaku dua kali, lalu Mas Ali tersenyum tipis, tapi ada ketulusan disana, bukan senyum tanpa arti seperti sebelum-sebelumnya.

Mas Ali menumpukan tubuhnya lebih dekat denganku, dengan mengerti arahnya aku mengankat kedua kakiku untuk bertumpu diatas bokongnya.

Mas Ali dengan siap memasukan kesejatiannya kedalam tubuhku, perlahan namun pasti.

Pekikan pelan kaluar dari mulutku, membuat Mas Ali mengecup lembut kemali bibirku.

Sakit yang terasa menjalar ditubuhku cukup menyiksa, namun aku tak mungkin meminta Mas Ali berhenti, tak akan terjadi.

Beberapa menit Mas Ali membiarkan rasa nyaman dalam tubuhku, menunggu hingga ia siap bergerak lebih jauh.

Setelah beberapa menit aku mengatur nafasku, aku mengangguk pasti, memberitahukan padanya jika aku sudah merasa lebih baik dan tidak merasa sakit.

Mas Ali kembali mengecup bibirku, bergerak perlahan dibawah sana, membuatku memeluk lehernya erat.

Wasiat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang