Bagian 13

1.5K 58 14
                                    


Woah, ternyata sudah banyak pembaca ya cerita gaje ini, wkwk.
Boleh ngamok bentar gak? Wkwk

Gilak ya, keluar adegan NC baru nongol, kemana aja kalian??
Tobat kalian tobat, baru lebaran, Ya Allah kelakuan begitu semua 😭
Abis baca part terakhir jan lupa berwudhu ya??

And happy reading...

Wasiat Cinta

*

*

Bab 13

* *

Pulang Kampung

*

*

Hari-hari begitu cepat berganti, tak terasa tiga hari lagi Sania akan menikah.

Tadi malam dia sudah berkali-kali menghubungiku karena aku belum datang kesana.
Bukan tidak ingin datang lebih cepat, tapi keadaan yang seperti sekarang tidak memungkinkan untuk aku dan Mas Ali pergi.

Terutama Mas Ali, dia tidak bisa pergi bersamaku dihari yang sama karena begitu banyak pekerjaan, katanya.
Alhasil aku akan pergi dengan Bang Alsyad dan Mbak Alana, katanya mereka siap jika harus menemaniku pulang kampung.

Saat ini aku sedang sibuk memasukan baju-baju yang akan aku bawa ke kampung, karena besok kami akan berangkat.

"Saya akan nyusul besoknya" lagi-lagi suara Mas Ali terdengar dari arah kasur karena dia sedang merebahkan tubuhnya sehabis makan malam sebelumnya.

Aku memutar bola mata malas menatap Mas Ali sekilas "Mas udah bilang itu beberapa kali tadi" aku jadi kesal sendiri mendengar dia mengatakan hal itu terus menerus, terdengar menyesal karena mungkin dia tidak bisa mengantarku langsung besok.

"Ya biar kamu denger aja" jawabnya dengan nada menyebalkan, dia tampak fokus memainkan ponselnya.

Dia kira aku budeg?

"Ck, hmm" aku berdecak pelan lalu melanjutkan aktifitas yang hampir selesai.
Tinggal memasukan baju tidur terakhir dan selesai.

Aku pun ikut bergabung di kasur, mengecek ponsel setelah mendapatkan notifikasi lagi dari pesan amukan Sania.

Aku terkekeh pelan membaca deretan tulusan yang dia kirimkan, mengamuk karena katanya aku tidak setia kawan. Tapi aku sungguh-sungguh meminta maaf karena aku memang tidak bisa menemaninya lebih lama, dan syukurnya beberapa saat kemudian Sania mengerti, dia tidak bisa marah lebih lama padaku.

Saat tengah asik mengetik pesan kepada Sania tiba-tiba sebuah tangan mengagetkanku, masuk dengan kurang ajarnya kedalam bajuku.

Aku menatap tajam kearah pelaku tak senonoh itu "Apa??! Gak ya! Aku capek, besok harus berangkat pagi" tolakku yang tau arah tatapan matanya. Meminta jatah.

"Berdosa sekali menolak ajakan suami" katanya dengan terus menggodaku oleh tangannya yang tidak diam didalam bajuku.

Bukan menolak, tapi aku sudah sangat lelah. Mas Ali seperti tidak mengerti situasi seperti ini.

Tetap saja, tangannya itu malah lebih nakal menangkup dan mempermainkan payudaraku. Baiklah, aku tidak bisa jika terus begini olehnya.

Aku menoleh sebentar kearah jam dinding yang menunjukan pukul delapan malam, "Yasudah, tapi sebentar aja ya? Aku tak— "

"Oke!" Jawabnya cepat sebelum aku selesai bicara.

Dasar aki-aki tua! Yang seperti ini saja dia gerecep!

Dan ya, selanjutnya yang terjadi adalah pergerumulan yang sangat nikmat, eh maksudku yang sangat melelahkan.

*

Wasiat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang