Hawa dingin. Suara berisik. Gesekan sedikit kasar pada kulit. Renggana merasa asing ketika membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah gelapnya langit tanpa taburan bintang sedikit pun.
Aroma rumput dan tanah basah menyeruak hingga ke dalam rongga hidung. Gadis itu menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat situasi.
"Aku ... Di mana?"
Tubuh Renggana yang terbaring di atas rumput hijau terasa sedikit gatal. Karena kulitnya bersentuhan langsung dengan dedaunan kering yang sedikit tajam.
Gadis itu mulai mengenali tempat ini. Dia sadar tengah berada di dalam labirin tumbuhan yang berada cukup jauh dari taman belakang.
"Sepertinya tadi-"
"Wowww! Lihat apa yang kita temukan ini!"
Renggana terkesiap tatkala mendengar suara asing di belakangnya. Sontak saja gadis itu menoleh ke arah sumber suara dan mendapati dua orang pria tengah menatapnya buas. Seperti hewan buas kelaparan yang melihat daging segar.
"Ka-kalian siapa?"
"Wahhh ... Wajahmu seperti orang timur, tapi kau lancar juga memakai bahasa Inggris. Ini akan semakin menarik." ucap pria botak yang air liurnya sudah hampir menetes.
Melihat pemandangan menjijikkan ini, Renggana baru sadar jika dirinya ternyata sedang mengenakan baju pelayan yang cukup seksi, hingga membuat libido kedua pria itu naik.
"Kau mau duluan, Joseph?" tawar pria berkulit pucat dengan wajah penuh bintik kepada si botak.
"Kau yakin? Kita tidak akan terkena masalah, kan?"
"Tenang saja. Bukankah orang itu bilang akan menyiapkan hadiah untuk kita di tempat ini? Pasti yang dia maksud gadis ini, bukan? Lihat saja pakaiannya. Kita tidak akan terkena masalah apapun hanya karena pelayan rendahan seperti dia."
"Ya, kau ada benarnya juga, Will. Kalau begitu aku akan duluan. Kau bisa nikmati sisanya."
Mendengar percakapan kotor itu, Renggana yang masih merasa lemas berusaha untuk sadar sepenuhnya. Gadis itu mencoba bangkit tapi gagal. Tubuhnya terjerembab ke bawah.
Dengan nafas tersengal, Renggana terus berusaha merangkak menjauh. Wajahnya sudah berubah pucat. Keringat dingin menetes di seluruh tubuhnya.
Kedua manusia tak beradab itu bukannya merasa kasihan, namun justru semakin terangsang. Fetish mereka untuk melakukan hubungan badan di alam bebas seperti taman ini, semakin membuncah kegilaan.
Joseph, si pria botak dan cukup gendut itu tidak mau menahan dirinya lagi. Dengan kecepatan kilat dia menarik paksa kaki Renggana hingga membuat gadis itu tersungkur.
"Ahhhhhhh! Lepassss! Lepaskan aku! Tolongggg! Edddd! Tolong akuuu!"
"Berisik, dasar jalang!"
Bersamaan dengan umpatan itu, satu tamparan keras mendarat di pipi Renggana hingga membuat bibirnya berdarah.
Sakit. Perih. Lemas. Tidak berdaya.
Renggana mulai kehilangan kesadarannya. Dia sendiri tidak paham bagaimana bisa selemas ini. Rasanya seperti baru saja koma selama beberapa hari.
Memanfaatkan keterdiaman Renggana, Joseph yang sudah merasa begitu panas lantas melepaskan ikat pinggangnya sendiri. Dia juga dengan kasarnya menyingkap rok milik Renggana hingga memperlihatkan celana dalam gadis itu.
Keadaan gadis itu sudah sangat mengenaskan. Tubuh basah karena keringat, wajah acak-acakan, bibir biru. Mungkin sebenarnya lagi Renggana akan benar-benar pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Escape: Look At Me, Your Devil Angel
Mystery / Thriller"Merindukanku, sayang?" Suara itu. Senyuman iblis itu. Wajah yang tersenyum seolah tak berdosa yang pria itu tunjukkan membuat hati Renggana mendadak berubah menjadi remah roti yang siap hancur kapan saja. "Ba-bagaimana kau bisa ada disini?" "Itukah...