Kenyataan sebenarnya

3K 249 55
                                    

Di atas roftoop sekolah, terdapat seorang remaja laki-laki yang duduk sendirian. Remaja laki-laki itu terlihat sedang menangis sendirian di sana. Sepertinya, ia membolos tidak mengikuti pelajaran pagi itu.

"Hiks.. jangan ambil bunda, Jen..", ucap Mahen sambil menangis.

Flashback on :

Mahen kecil tampak digendong ayahnya menuju kamarnya karena tertidur saat dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Hari itu adalah hari kelulusannya dari sekolah TK-nya. Tampak kedua orang tuanya juga masih dengan pakaian rapih karena baru saja menghadiri acara penting itu di sekolah Mahen. Setelah ayahnya membaringkan tubuh Mahen di atas kasurnya, ayahnya menghampiri bunda tirinya yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan kamar Mahen.

"Tiffany..", panggil ayah Mahen.

"Hiks.. mas, kamu denger kan tadi? Putraku menangis mencari bundanya.. hiks.. setelah sekian lama, aku baru saja bisa menggendongnya lagi.. putraku tidak mengenal bundanya.. putraku tidak tahu kalau aku ini bundanya.. hiks..", ucap Tiffany sambil menangis.

"Tiffany.. aku sebenarnya tidak melarang kamu untuk menemui Jeno.. tapi......", ucap ayah Mahen.

"Sudah, mas! Aku sudah tahu alasannya. Ini bukan salah kamu. Ini memang sudah menjadi takdir aku buat harus pisah sama mas Devan dan juga Jeno. Dari dulu orang tua aku memang ngga setuju aku nikah sama mas Devan. Aku sama mas Devan yang maksain buat nikah tanpa restu dari orang tua aku. Setelah aku hamil, orang tuaku minta aku buat gugurin anak aku. Aku ngga mau, mas.. orang tuaku itu minta aku untuk cerai sama mas Devan setelah lahirin Jeno. Aku sama mas Devan sampai disuruh tanda tangan surat kesepakatan yang dibuat sama orang tua aku. Mas Devan bilang lebih baik aku menurut saja, karena mas Devan ngga mau aku gugurin kandungan aku. Setelah aku lahirin Jeno, surat perceraian itu langsung diajukan ke pengadilan dan mas Devan langsung proses perceraiannya. Aku ngga tahu saat itu aku harus bahagia karena putraku lahir, atau itu adalah jadi hari paling buruk karena aku harus bercerai dengan suamiku. Setelah semuanya terpenuhi, mas Devan minta hak asuh Jeno ada di tangan dia. Orang tuaku juga setuju, karena orang tuaku ngga mau nerima cucu dari aku sama mas Devan. Orang tuaku membenci cucunya sendiri. Apalagi setelah mereka tahu Jeno kena asma.. mereka benar-benar tidak mau menerima Jeno. Orang tuaku minta mas Devan buat ngga usah temui aku lagi dan akhirnya mas Devan bikin sandiwara ke Jeno kalau bundanya itu sudah meninggal sejak lahirin dia..", ucap Tiffany.

"Tiffany, aku mengerti.. dari awal aku sudah bicara sama kamu, kan? Aku juga ngga maksa kamu buat nikah sama aku. Orang tuaku mencarikan aku istri sekaligus pengganti untuk jadi bundanya Mahen. Ternyata, orang tuaku mengenalkanku dengan kamu. Aku juga sudah kenal kamu dulu karena kamu adalah mantan istri dari sahabatku sendiri. Tentu saja aku menolak, karena aku tahu dulu Devan sudah menceritakan soal perceraiannya dengan kamu. Kita bahkan satu kantor. Aku tentu saja tidak mau jika harus menikah dengan mantan istri dari sahabatku sendiri. Tapi saat itu, Devan bilang lebih baik aku menikah saja dengan kamu. Dia bilang, dia lebih lega kalau kamu menikah sama aku. Dia sudah percayakan kamu sama aku. Walaupun sebenarnya, aku tahu kalau Devan masih mencintai kamu. Begitu juga kamu yang juga masih mencintai Devan. Aku benar-benar merasa bersalah saat itu, tapi saat kamu bilang setuju dengan perjodohan ini, aku mengiyakan pendapat kamu untuk kita menikah. Kita sama-sama menikah karena terpaksa dengan keadaan. Aku memikirkan putraku yang butuh seorang ibu saat itu.
Kalau kamu memang mau cerai sama aku, lebih baik kamu bilang dari sekarang saja.. kita baru saja menikah 1 tahun lalu. Dan itu juga karena perjodohan di antara kedua orang tua kita. Mahen belum lama kehilangan bundanya saat dia berusia 5 tahun, dia sangat sedih karena bundanya telah pergi meninggalkannya sampai dia minta berhenti sekolah dan menjadi anak yang pemurung. Dia berhenti sekolah selama satu tahun. Begitu dia tahu kalau dia mendapat bunda baru yaitu kamu, dia sangat senang dan kembali ceria. Dia bahkan mau sekolah lagi setelahnya dan ternyata dia satu sekolah sama Jeno. Aku akan ceraikan kamu kalau kamu memang ingin bercerai sama aku. Tapi, Tiffany.. bagaimana dengan perasaan putraku jika dia tahu bundanya akan pergi lagi? Dia pasti sangat kecewa..", ucap ayah Mahen.

Peluk Aku, Bunda√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang