Bab 28

216 13 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seperti yang sudah dijanjikan Firman, kini Mira memasuki unit 20-6 tepat jam 8 malam. Begitu mengitari unit, barulah disambut Firman yang duduk tenang di karpet bulu ruang utama.

"Suasananya tegang banget. Ada apa nih?" tanya Mira iseng, padahal tahu bahwa dia akan mengikuti sesi belajar dengan materi spesialisasi influencer marketing. Mira mengambil tempat perlahan kemudian mengeluarkan tablet serta pena digitalnya.

"Nggak ada. Bukannya setiap mau mulai sesi belajar, selalu ada tegang-tegangnya di awal?" Firman mempertanyakan fakta. Wajahnya yang masam serta tatapan yang agak sayu membuat Mira jadi terdiam tanpa kata, bahkan saat dia memaparkan materi pembuka.

"Hari ini materinya influence marketing bukan?" Mira berusaha memastikan, takutnya saja lupa.

"Iya. Aku udah minta kamu pelajari dari pagi tadi, dan aku tinggal paparkan sekilas dan nanti bakal ada studi kasus yang harus kamu kerjakan malam ini juga."

Firman menggelung sedikit kemeja lengan panjangnya kemudian langsung membuka tablet yang kebetulan ditaruh di atas karpet bulu.

"Sekarang fokus ke tablet," pinta Firman sambil menjentikkan jari, berusaha membuat Mira mengarahkan pandangan kepadanya.

Barulah setelah itu, Firman menjelaskan panjang lebar terkait materi hari ini. Mira hanya menggerakkan tangan untuk menulis sesuatu pada tablet ukuran 10 inch serta menaik turunkan kepalanya untuk melihat tablet milik Firman yang bergerak bak proyektor di kelas.

30 menit Firman memaparkan materi, kemudian pria itu spontan memberikan kertas berlembar-lembar pada Mira, bahkan hal tersebut membuat Mira terkejut.

"Studi kasus. Ini ngerjainnya gampang kok. Tinggal lihat aja satu influencer yang enthusiast-nya tentang makanan. Terus kalau kamu sebagai content marketer, kira-kira jenis konten apa yang cocok untuk kamu berikan pada influencer itu. Coba lihat juga di sosmed-nya dia, biar kamu tahu. Kerjakan cepat."

Tak lupa Firman juga memberikan pulpen pada Mira sebagai media untuk menulis, kini Firman tinggal menunggu Mira selesai mengerjakan studi kasus tersebut.

Ponsel putih milik Firman berdering kencang di atas meja bulat. Firman segera meraihnya dan itu dari ojek daring yang mengantar makanan sampai di depan lobby.

"Tunggu di sini, aku mau ambil makanan di bawah." Firman berdiri dari posisi duduknya lalu cepat-cepat mengambil sandal jepitnya di dekat pintu.

"Cepat kerjakan itu, jangan melamun," teriak Firman dari depan pintu unit. Mira tak menjawab justru fokus mengerjakan tugas yang diberikan Firman padanya.

Beberapa menit Mira menuliskan sesuai permintaan yang ada di soal, dan beruntung dia dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari lima menit. Tepat saat itu, si pemilik unit membuka pintu dan menaruh kantong plastik berisi makanan dan minuman yang telah dipesannya sebelum sesi belajar.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang