WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBATHAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧Semakin dewasa kita semakin tersadar akan realita hidup yang sebenarnya, bahwa kehidupan tidak selalu berjalan seseuai rencana.
kehidupan memang tak seindah drama korea tapi setidaknya tidak seburuk sinetron indonesia yang ending mudah di tebak oleh penontonnya.
Di dunia ini kita adalah pemeran utama dalam kehidupan masing-masing, kita tidak akan tahu bagaimana endingnya jika tidak melanjutkan kisahnya.
Begitupun dengan Gisel yang tidak tahu bagaimana dengan alur yang semesta ciptakan untuk dirinya. Kehidupan yang penuh teka-teki dan rumit seperti benang yang terbelit, dimana untuk menyelesaikannya dia perlu menguraikan satu persatu benang tersebut.
"Terima kasih, ini kembaliannya" Gisel tersenyum ramah pada pelanggan, hari ini toko cukup ramai jadi dia sedikit lelah. Terhitung sudah tiga hari ia berkerja di toko yang terletak tidak jaiuh dari tempatnya tinggal dan sudah tiga hari pul;a ia tidak bertemu Jevan. Pria itu tampaknya sudah lelah padanya karena setelah datang setiap hari selama seminggu kemarin ia tidak pernah membukan pintu untuk sang pria.
Ia sudah bertekad untuk menjauhkan Vano dengan Jevan, ia tidak ingin putra kecilnya semakin bergantung dengan pria leo itu. Kedekatan keduanya membuat dia merasa sebuah hayalan semua yang isi kepalanya selalu menamparnya akan itu.
Ucapan Jevan hanya sesaat, rasa suka pria itu hanya rasa penasaran dan egonya. Buktinya baru seminggu pria sudah tidaak pernah daatang lagi.
"Ish apa kau berharap pria itu datang kembali? Yang benar saja Gisel" bertengkar dengan pikirinnya sendiri, sunggu lucu dia yang selalu mengusir pria itu namun saat kehadirannya tidak kau juga tak sadar malah berharap kehadirannya.
Berharap bahwa Jevan mau lebih keras membujuknya, tapi siapa ia? Hingga berharap seorang keturunan Adirata itu mengejarnya.
"Nnda" suara Vano membawanya kembali ke realitanya.
"Sebentar ya" ia melirik jam sejenak lalu bergegas untuk segera pulang.
Setelah mengunci toko ia pun bergegas pulang sebelum hari semakin gelap. Meski jaraknya tidak terlalu jauh namun ia harus melewati jalan yang cukup sepi saat pulang.
Sepanjang jalan ia mencoba mengjak ngobrol Vano agar tidak terlalu sepi. buluk kuduknya merinding karena merasa seperti ada yang mengikutinya, ini baru pukul seteng tujuh malam namun jalan terasa lebih sepi dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY FATHER
FanfictionAlvano adalah putranya siapapun tidak akan ada yang boleh merebutnya bahkan ayah kandungnya sekalipun. cw// hardsworld, family issue, kekerasan fisik