Hai readers. Salam sayang dari author.
Di part kali ini kita gabung deg-degan yuk sama Saski. Kasian dia gak ada temennya..wkwk
Happy Reading!
*
*"Permisi, boleh saya ikut bergabung?" ucapan Gibran sontak membuat keempat orang disana mendongak.
"Ah.. silahkan Pak," jawab salah satu orang yang ada disana.
"Terimakasih, perkenalkan saya Gibran," Gibran mengulurkan tangannya.
"Saya Dion Pak," orang tersebut menerima uluran tangan Gibran.
"Gibran."
"Agus Pak."
"Nggak perlu terlalu formal, panggil Gibran saja," ucap Gibran sembari duduk di satu kursi kosong.
Bagi Dion dan Agus bertemu dengan Gibran bahkan bisa berbincang adalah suatu kehormatan. Namun, bagi Saski dan Rangga melihat Gibran berlagak seperti itu apalagi dihadapannya merupakan kesialan. Saski bahkan tidak memperdulikan interaksi ketiga orang didepannya, dia tetap fokus pada hidangan penutup didepannya.
"Loh bapak sudah kenal dengan Rangga dan Saski?" tanya Agus penasaran pasalnya Gibran hanya menyalami mereka berdua.
"Sudah, bahkan kami satu SMA dulu," jawab Gibran tersenyum lebar.
"Wah hebat sekali bisa dipertemukan lagi di dunia bisnis," puji Dion, dia ikut menimpali berharap perusahaan tempat bekerja nya dilirik Gibran.
"Kami punya keluarga yang sama-sama dari keturunan pembisnis, benar kan Rangga?" Gibran sengaja melirik Rangga.
Rangga tersenyum kecut, "Seperti yang dia bilang, beruntungnya aku punya partner yang hebat seperti Saski."
Jawaban Rangga sontak membuat Gibran kepanasan, tangannya mengepal keras. Jika bukan ditempat seperti ini Gibran pasti sudah melayangkan pukulannya kepada Rangga.
"Iya betul sekali, selain jadi partner kerja anda Saski juga sebentar lagi akan menjadi partner hidup saya," suara Gibran terdengar penuh penekanan.
Saski yang mendengar penuturan Gibran dibuat salah tingkah, pasalnya orang-orang dimeja itu menatapnya penuh tanda tanya.
"Sebentar, bukannya Saski itu kekasihnya Pak Rangga?" tanya Dion melirik Saski dan Rangga bergantian.
"Memang," jawab Rangga singkat.
"Sepertinya ada kesalah pahaman disini, justru saya sengaja datang ke meja ini untuk menghampiri kekasih saya," Gibran melirik Saski dengan penuh kelembutan.
Lagi-lagi Saski berada di situasi yang salah. Jika sudah seperti ini dia bingung harus berbuat apa. Di satu sisi Rangga memang orang yang sangat baik namun, faktanya Saski dan Rangga tidak memiliki hubungan spesial selain atasan dan bawahan. Sedangkan Gibran, dia memang pernah dekat bahkan sangat dekat namun kini sudah berbeda dia juga merasa bahwa kisahnya dan Gibran telah berkahir.
"Hahaa.. lelucon seperti ini sangat tidak lucu, bahkan Agus dan Dion sepertinya menganggap serius," Saski berkata seolah-olah Gibran dan Rangga sedang bergurau.
"Memang serius," Gibran dan Rangga menjawab ucapan Saski secara bersamaan.
Dion dan Agus dibuat bingung dengan pernyataan ketiga orang dihadapannya. Pasalnya Gibran dan Rangga terang-terangan mengakui Saski sebagai kekasih, sedangkan Saski menyangkal pernyataan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Random[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...