One Shoot

4.6K 405 108
                                    

Harry mulai membereskan rumah yang ditinggali bersama pamannya dari lantai atas sampai lantai bawah. Paman Blaise dari pihak ibunya berkata, bahwa hari ini mereka akan kedatangan tamu untuk diam dan menginap selama 2 hari lamanya.

Dengan semangat tangannya mengelap seluruh ruangan, biasanya ada pembantu yang membersihkan rumah ini. Tapi Bibi Margareth, sedang liburan di kampung halamannya.

Sesekali bersenandung kecil sambil mengikuti irama musik yang keluar dari earphonnya. Setidaknya inilah yang bisa dilakukan Harry untuk membantu paman Blaise, saat Bibi Margareth tak ada.

Harry tinggal bersama sang Paman karena jarak rumah ini sangat dekat dengan sekolahnya, hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit saja.

Sehingga ayah dan ibu menitipkannya disini, karena rumah mereka berada diluar kota.

Paman Blaise baik, dia masih muda berumur 30'an. Namun sudah sangat mapan dan kaya dengan pekerjaan bagus di kantornya sebagai sekertaris bos, membuat Harry turut senang akan hal itu. Sayangnya dia masih jomblo karena sibuk dengan karirnya.

Bel rumah terdengar berbunyi, Harry segera menyimpan lap yang dia gunakan. Lalu pergi untuk membukakan pintu.

Sepertinya paman Blaise yang datang dan lupa membawa kunci cadangan. Harry mengunci rumah dengan rapat, karena dia ditinggal sendiri akhir-akhir ini, sangat bahaya karena kejahatan sedang merajarela dan memuncak akhir-akhir ini. Pencurian selalu terjadi dimana-mana.
.
.
.
.
.

"Paman pulang lebih awal ?" Tanya Harry saat membuka pintu.

"Bawalah ini untukmu, aku sudah makan diluar bersama temanku!" Blaise memberikan satu kantong plastik penuh makanan untuk keponakannya.

"Terimakasih!" Tersenyum manis, lalu menunduk salam saat melihat seseorang disisi pamannya.

"Ini adalah Harry, anak dari kakak sepupuku. Dan Harry ini adalah Draco Malfoy temanku yang akan menginap disini" Blaise memperkenalkan keduanya.

"Harry Potter" tangannya terulur.

"Draco Malfoy!" Saat menjabat tangan itu Draco merasakan kulit yang sangat halus dan lembut, membuat sesuatu dalam dirinya bergetar dengan sensasi aneh.

"Ayo Drake, masuklah kemari! Kau sudah lama tak datang kesini" ajaknya. "Naiklah keatas Harry!".

"Baik!" Jawabnya lucu, lalu pergi meninggalkan sang paman dan temannya.

"Siapa dia ?" Tanya Draco.

"Dia anak dari kakak sepupuku, sudah 1 tahun tinggal disini untuk sekolah. Jangan coba-coba tertarik padanya!" Canda Blaise.

"Hmm.... dia anak yang lugu" Draco mengedikkan bahunya, lalu menatap kepergian Harry.

Mereka berdua berjalan menuju ruang tamu

"Memang, bahkan awal dia datang kesini membuatku kaget karena jarang bertemu. Aku pikir keponakanku akan tumbuh kuat dan biang onar, karena masa kecilnya yang nakal. Tapi aku salah karena Harry malah tumbuh manis, lucu dan pendiam, seperti gadis perawan!" Blaise dan Draco duduk disofa.

"Memangnya dirimu!" Draco memutar matanya.

"Yah hahaha.... kau benar!"

"Tapi dia memang terlihat cantik sekali" ujarnya pelan.

"Heii.... Bung! Kau tampak seperti pedofil saat mengatakannya!" Blaise melempar bantal sofa. "Tapi bagaimana kabarmu saat di Paris ?".

"Tak begitu hebat, hanya sibuk dengan pekerjaan perusahaan cabang saja" jawabnya malas.

"Tapi aku bersyukur kau sudha selesai dengan urusanmu disana. Kau tau ? Bekerja sebagai bawahan ayahmu sangat membuatku tertekan... hahahahah!" Tawa itu terdengar renyah.

Perveted Stalker (OS Drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang