Chapter 24

790 67 5
                                    

6 Bulan Kemudian...

.

.

"Naruto-kun, sarapan dulu!"

Naruto yang sedang memakai sepatu didepan pintu rumah pun menoleh. "Tidak untuk sekarang, Hinata! Aku sudah terlambat sekali, Shikamaru pasti akan mengomeli ku..!"

"Cih..!"

Naruto mendongak saat mendengar Boruto yang berdecak kesal disampingnya, Naruto hanya bisa tersenyum kecut melihat Boruto yang menatapnya sinis, akhir-akhir ini Boruto jadi semakin kasar dari sebelum-sebelumnya.

"Dasar ayah bodoh..."

"Maaf, Boruto."

"Hn."

Boruto melangkahkan kakinya keluar dari rumah terlebih dahulu, Naruto yang melihatnya pun berjalan ke samping Boruto, mencoba menyamai langkah mereka.

"Maaf ya karena ayah tak membiarkanmu mencari dimana keberadaan Kawaki."

"Ya."

"Hai, Boruto!"

"Hoy, Sarada."

Boruto berjalan berlawanan arah dengan Naruto dan menghampiri Sarada yang tersenyum memperhatikan gelagat Boruto, pasti lagi-lagi pria iru merajuk pada ayahnya.

"Hari ini aku mengepang rendah rambutku, apakah ada yang berbeda?"

Boruto menatap malas. "Tidak ada, sama saja tuh..."

"Baka!"

"Salah ya?" tanya Boruto bingung.

"Huh!"

Sarada berjalan pergi meninggalkan Boruto, tapi Boruto mengikuti langkah Sarada dan berusaha menyamai langkah kaki mereka. Boruto terkekeh melihat raut wajah kesal Sarada, pria itu tau pasti jika sahabatnya itu ingin mendengar pujian darinya.

Aktivitas penduduk Konoha terus berjalan dengan baik dan akhirnya mereka melupakan masalah tentang Menma dan Sasuke yang masih tak terlihat sampai saat ini, rumor tentang asal usul Menma pun dilupakan begitu saja karena pria itu juga tak terlihat sejak Naruto marah padanya.

Seperti anak yang merajuk karena telah dimarahi oleh ayahnya didepan umum, pikiran itu ternyata tak hanya satu dua orang yang membayangkannya. Tapi hampir seluruh penduduk, karena Menma belum terlihat juga seperti mengurung diri.

Ya, itu hanya asumsi saja, sebenarnya mereka semua tak peduli jika Menma pergi dan tidak kembali lagi. Itu lebih baik, daripada Menma jadi seperti Kawaki yang pergi meninggalkan desa sebagai pengkhianat.

Sama seperti Sarada, gadis itu mulai berusaha terbiasa tanpa Menma, toh Menma tidak normal karena mencintai seorang pria. Jadi Sarada tak mungkin memaksakan perasaannya, walau sebenarnya Sarada ingin mengungkapkan perasaannya walau tak mendapat balasan.

"Hoy, Mitsuki!"

"Yo.. Boruto, Sarada..."

"Mau kemana kau?"

"Seperti biasa, tempat latihan tim 7."

Boruto mengangguk paham, timnya pasti terus latihan untuk bisa mengajak Kawaki kembali. Kawaki sekarang diperlakukan seperti Sasuke dulu, mereka tentunya akan melawan Kawaki dan memenangkan pertarungan untuk kembalinya Kawaki.

Walau sebenarnya mereka semua berharap jika Kawaki kembali dalam penyesalan tanpa menimbulkan peperangan, tapi itu mustahil karena Kawaki sendiri yang memilih pergi.

.

.

Flaschback On

.

Rahasia ~ Ninja Misterius{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang