black Chu Wanning

1 0 0
                                    

Pov 2ha. jika Chu Wanning yang menjadi jahat bukan moran (Adegan saat Chu Wanning membantai habis shiseng peak).

"Shizun why you have to do this" ujar Moran.

"Kenapa? Karena aku muak dengan dunia ini. Dari dulu aku selalu di benci!" Jawab Chu Wanning dengan murka.

"Tapi shizun, kami tidak benci denganmu. Aku, Xue meng, dan paman serta bibi tidak dan semua murid shiseng peak pun tidak shizun" ucap Moran seraya ingin medekati shizunnya.

"HAHAHA, mereka tidak katamu? Mereka membenciku Moran, kau terlalu polos, kau tidak tau tentang sikap mereka selama ini. Mereka selalu menggosipkan ku, memakiku, bahkan tidak ada yang mau menyapaku di sini"

Jawab Chu Wanning sembari meringis, menertawakan nasibnya.

"Tidak shizun, mereka tidak. Mereka hanya takut padamu, mereka menghormati mu sebagai penetua di sini, dan paman bibi kenapa kau harus membunuh mereka shizun, kenapa?" Ujar Moran dengan air mata yang akan turun dari matanya.

"Mereka yang menantang dan ingin membunuhku terlebih dahulu, mengapa aku harus mengampuni mereka, alasan kuat apa yang membuat ku tak harus membunuh mereka, katakan Moran, katakan padaku!" ujar Chu waning dengan Tian Wen yang menyala nyala di tangannya, yang menunjukkan pemiliknya sedang tidak dalam kondisi hati yang baik saat ini. Moran yang melihat itu hanya tersenyum miris.

"Mereka yang menghormati mu, dan menganggap mu sebagai keluarga nya sendiri shizun, bukannya mereka tak pernah menyakiti hatimu sedikitpun shizun? Dan ya, mereka tidak ingin membunuhmu shizun, MEREKA TIDAK. shizun mereka tidak" Isak moral disana. Melihat itu hati Chu Wanning semakin tak tenang, bukan ini yang dia inginkan dia tau itu. Murid kurang ajarnya menangis di depannya, itu bukanlah hal yang ingin dia lihat.

"Tidak Moran, tidak. Mereka memang ingin membunuhku saat itu. Kau tidak tau tatapan mereka saat melawanku saat itu Moran" jawab Chu Wanning yang semakin mengeratkan tangannya pada Tian wen, yang menyebabkan sulur willow itu makin menyala dan bergerak semakin liar.

"Baiklah shizun, jika berbicara denganmu tidak bisa membuka hatimu tentang tindakan yang kamu lakukan saat ini, maka aku pun juga akan melakukan hal yang sama seperti mereka shizun" ujar Moran lalu memanggil bugui, pedangnya. Pedang yang di dapatkan saat remaja dulu bersama Chu Wanning di sisinya.

"Hahahaha, kau pun sama bukan moran? Kau juga selalu membenciku di lubuk hatimu" ujar wanning meringis sembari menahan segala bentuk serangan dari Moran dengan mudah. Jarak kekuatannya dengan Moran terpaut sangat jauh, dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berubah dari kenyataan itu.

Penatua shisheng peak itu menahan serangan dari murid nakalnya dengan sangat mudah, dan Moran masih mencoba menyerang Chu Wanning dengan sekuat tenaganya. Pikirannya sendiri sangat campur aduk, kenapa shizunnya harus seperti ini, kenapa! Dia tak ingin melihat shizunnya menjadi orang jahat. Padahal dia tau, saat itu Hua binan sedang menjalankan sesuatu. Ah ya, dia tidak sudi lagi memanggil laki laki itu shi Mei ,Tapi kenapa dia harus memilih untuk tidak mengorbankan diri agar shizunnya tidak menjadi seperti ini. Dan saat shizunnya mengumpulkan para bidak itu kenapa dia tidak menghalanginya, mengapa dia bodoh sekali. Dia berfikir, jika dia menghalangi shizunnya saat itu, dan berakhir shizunnya di tangkap dan di hukum mati bagaimana. Dia tidak bisa.

"Ahkk" Moran memekik saat Tian Wen berhasil menangkap dirinya. Walaupun dia sudah semakin kuat, tapi senjata itu masih bisa melukainya, apalagi Chu Wanning sekarang sudah semakin kuat juga.

"Bagaimana Moran, sudahkah kau tau perbedaan kekuatan di antara kita" ucap wanning sembari mendekatkan diri pada Moran yang masih terikat oleh Tian Wen.

"Aku selalu tau shizun" ucap Moran pelan.

"Lalu, mengapa kau masih saja bodoh dan mengajakku bertarung, tidakkah kau berfikir bahwa aku akan membunuhmu juga?" Ujar Chu Wanning marah yang membuat Tian wen semakin membelit kuat tubuh Moran.

"Nyatanya kau tidak shizun. Aku hanya berfikir, jika dengan pertarungan itu mungkin aku bisa menyadarkan mu." Jawab Moran

"Kau bodoh sekali Moran" ujar shizun, sembari mengambil dagu Moran lalu menamparnya.

"Ku kira dengan semua yang aku lakukan bisa menyadarkan mu shizun" jawab Moran.

"Hahahaha bodoh sekali kau berfikir seperi itu muridku" ujar Chu Wanning sembari tertawa keras. Mendengar itu Moran hanya tersenyum pedih.

"Shizun, bila semua ini tidak bisa menyadarkan mu, aku harap untuk hal satu ini bisa" ujar Moran, dan dia menarik bugui untuk memutus nadinya sendiri yang berada di lehernya di sela sela sakit tubuhnya yang di lilit Tian Wen.

Melihat hal itu Chu Wanning tidak memiliki waktu untuk bereaksi, Moran bunuh diri, bagaimana bisa. Muridnya satu itu bunuh diri TIDAK, TIDAK DIA PASTI SALAH LIHAT KAN.

"MORAN, BANGUN KAU MORAN!" teriak wanning sembari mengguncang guncangkan tubuh sang murid.

"JIKA KAU TIDAK BANGUN MAKA AKAN AKU BAKAR SELURUH SHISENG PEAK, MORAN!!" pekik Chu Wanning.

"Pada akhirnya kau juga pergi meninggalkan ku seperti mereka" ucap Chu Wanning linglung. Chu Wanning mengangkat jasad Moran dengan kedua tangannya. Ia menyimpan jazad itu di kediamannya, di kolam teratai merah sebagai tempat yang berisi kenangan tentang muridnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fanfic randomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang