3

108 11 2
                                    

Usai kejadian di koridor tadi, Nicholas di ajak ke sebuah ruang lab untuk melakukan beberapa skrining untuk memastikan dirinya memenuhi syarat donor ASI sehingga tak membahayakan si penerima donor.

Setelah semua hasil checkup menyatakan dirinya layak donor, perawat senior yang sama menghampirinya yang sedang bersandar nyaman dengan celmek yg menutupi alat yang memompa ASI nya di brangkar pasien  di temani seorang petugas lab.

"Nurse, ini ada satu zliper yg sudah terkumpul mungkin bisa langsung di berikan, saya dengar kondisi pasien anak, yang anda maksud agak genting." Seru sang petugas lab yang di angguki Nichole.

"Biar nanti sisanya saya yang antar sekalian bertemu keluarga anak susuan saya." Imbuh Nichole .

"Emmmm... Dek, ini emang agak melenceng dari prosedur. Tapi pihak orang tua bayi khawatir anaknya gak mau minum ASI nya kalau di Taru botol, soalnya anak nya emang jarang mau minum ASI dari botol kalau lagi sakit kayak sekarang ini.

Kata orang tua nya, anaknya pasti rewel kalau lagi sakit jadi susah kalau di suru minum ASI dari botol pas sakit kaya sekarang kalau gak sambil di timang sama ibu nya sementara ibu nya lagi koma dek. Jadi kalau gak keberatan mau gak kamu temuin bayi nya dan ngasih ASI secara langsung?" Seru sang perawat agak memelas.

Tentunya perawat senior itu harap-harap cemas kalau permintaan keluarga pasien ini di tolak si ibu Susu. Soalnya jarang ada ibu donor lebih-lebih yang kondisinya seperti Nicholas yang mau menyusui anak susuan nya secara langsung.

"Boleh Sus." Tak terduga. Nicholas malah mengiyakan permintaan Keluarga bayi susuannya.

Perawat tersebut tersenyum lega, iya pun mengintruksi Nicholas untuk membersihkan sedikit dirinya sebelum pergi ke ruang rawat bayi.

Nicholas sendiri awalnya ragu. Entahlah dia sungkan, dia belum pernah menyusui sebelum nya. Apa dia bisa? Pasti akan sangat canggung.

Tapi meski pikiran nya Masi bentrok. Nicholas malah segera mengangguk meng iyakan. Hatinya yang menang kali ini.

Dan di sinilah Nicholas di depan ruang rawat, dengan Perawat senior yang sedari tadi mendampinginya membuka pintu di hadapan nya.

Bisa ia lihat di sana ada ayah sang bayi yang nampak tenang menimang sang anak, pria itu nampak baru pulang kerja, terlihat dari tubuhnya yang masih di balut setelan koki pasti.

"Selamat Sore, Pak Kim." Seru perawat tadi.

"Oh Nurse. Bagaimana? Apa donornya mengizinkan?" Tanya Ayah mudah itu to the points.

Perawat senior itu mengangguk dan mempersilahkan Nicholas masuk.

Kim Hanbin, ayah dari anak calon penerima donor ASI itu melirik Nicholas dari atas hingga bawa. Remaja laki-laki ini donor ASI nya? Apa dia salah satu dari male pregnant? Tapi apa Nicholas tidak terlalu muda?

"Ini Pak, kami sudah mendapat izin donor ASI untuk ananda Sunoo. Saudara Nicholas, marih silahkan." Perawat itu mempersilahkan Nicholas menghampiri ayah dan anak itu.

"Saya tinggal dulu, mungkin bapak Kim juga bisa memberi ruang untuk saudara Nichole menyusui. Di karenakan takutnya ananda Sunoo atau saudara Nichole tidak nyaman, karena sementara harus di susui langsung. Mari." Seru perawat itu sebelum akhirnya berlalu keluar.

Agak canggung, tapi kecanggungan itu tidak berlangsung lama saat senyum hangat Ayah Sunoo mencairkan suasana.

"Anda male pregnant dek?" Ujarnya dengan dialek yang agak asing di telinga Nicholas.

"Iya Pak."

"Maaf, tapi usia anda masih terlihat sangat muda. Apa ASI anda cukup untuk bayi anda? Dan apa pasangan anda mengijinkan anda menyusui bayi lain?" Tanya Hanbin. Aksen nya sangat kaku dan asing .

"Bayi saya gugur, dan saya sudah bercerai." Jawab Nicholas singkat yang buat Hanbin tidak enak, ada rasa bersalah di benak nya.

"Saya turut berdukacita. Mohon bantuannya ya dik, tolong bantu Sunoo." Ujar Hanbin, sembari menyerahkan bayi nya ke gendongan Nicholas yang nampak menampilkan binar sendu.

"Tentu." Nicholas tersenyum lembut, memandang bayi lucu yang mengikat di gendongan nya.

Jika anaknya masih hidup, pasti sudah sebesar ini.

Hanbin mengelus kepala Sunoo sayang, berbisik kata penenang pada bayi itu, sebelum meninggalkan ruangan, memberikan ruang untuk Nicholas menyusui.

Sementara Nicholas putuskan duduk di ranjang, membuka blazer yang Chaewoon berikan.

Dia sedikit bingung harus bagaimana karena kondisi pakaiannya yang tidak mendukung. Tapi ujung-ujungnya ia putuskan menyingkap Kausnya.

Jujur Nicholas gugup, takut Sunoo menolak ASI darinya. Dan please ini pertama kali dia menyusui, Nichole deg degan BANGET.

Tapi ia coba tawarkan puting nipple nya pada bayi mungil di gendongan nya, agak gemetar tapi syukurlah bayi lucu yang ia tau bernama sunoo itu menerima dengan baik uluran ASI nya, bayi itu nampak tergesa menyedot ASI nya.

Nicholas agak meringis, lapar sekali sepertinya Sunoo. Tapi saat melihat wajah manis Sunoo, Nicholas tersenyum.

"Akhirnya kamu makan juga ya sayang? Pasti berat buatmu yang bergantung pada ASI saat ibumu gak ada di dekatmu." Bisik Nicholas.

Dia gemas sendiri dengan pipi Sunoo yang menggembang tiap mehisap ASI. Ada rasa nyaman, jadi begini rasanya saat menyusui bayi mu?

Setitik air mata lolos dari pelupuk mata Nicholas. Sedih bercampur senang. Sedih teringat bayinya, tapi juga senang bisa membantu bayi yang mulai sekarang menjadi anak susuan nya itu.
.
.
.
.

Satu jam telah berlalu, Sunoo terlelap di gendongan Nicholas. Ayah Sunoo pun tela di persilahkan masuk.

Kim Hanbin nampak sudah berganti pakaian, seragam koki pastry nya telah berganti dengan baju kemeja santai.

"Sore, apa Sunoo merepotkan mu?" Tanya Hanbin. Nicholas menggeleng.

"Terimakasih banyak telah membantu anak saya. Saya tidak apa tau jadinya dia tanpa dirimu." Hanbin membungkuk hormat buat Nicholas salah tingkah. Sungkan anjing. Btw ini hanbin ngemeng nya TYPOY?

"Santai aja kak. Gak usah kaku. Anak kakak juga bantuin aku kok." Seru Nicholas.

"Maaf jika saya buat tidak nyaman. Saya bukan orang sini, saya warga negara asing." Seru Hanbin buat Nicholas tersadar.

Oh pantesan ngomong nya kaku.

"Nama asli saya Ngô Ngọc Hùng, dari Vietnam. Saya dulu kena tipu dengan sebuah lembaga, mereka bilang mau salurkan mahasiswa dan beri beasiswa kuliah. Ternyata berdagang manusia. Beruntung saya bertemu ibu sunoo saat kabur, dia yang selamat kan saya, beri saya nama dan kerja. Ajarkan saya bahasa negara ini. Saya beruntung."ucap Hanbin dengan senyum manis buat Nicholas terkesima.

Pria ini beruntung, ibu Sunoo juga beruntung. Mempunyai pria baik yang mencintai nya, beda sekali dengan Nicholas.

"Semoga ibu Sunoo cepat sembuh Kak." Seru Nicholas tulus.

"Semoga, tapi selama itu saya minta tolong. Sayangi sunoo selama dia jadi anak susuan kamu, Sunoo nampaknya nyaman dengan kamu."ujar Hanbin memperhatikan bayi yang tidur dengan pulas di gendongan Nicholas.

"Tentu, saya dengan senang hati membantu kakak." Ucap Nicholas.

Dan sejak hari itu, Nicholas resmi menjadi ibu Sunoo. Ibu pengganti untuk si bayi mungil.

Nicholas Sangat menyayangi Sunoo, bahkan bayi itu sekarang tidak mau lepas darinya. Sunoo terlalu lengket dengan Nicholas. Dan hal itu membuat Nicholas mau tak mau tinggal se atap dengan Hanbin, demi merawat Sunoo sejak keluar dari rumah sakit lantaran bayi itu yang tak mau lepas darinya. Jika Sunoo jauh dari Nicholas maka bayi itu akan rewel.

Selama itu kehidupan nya jadi agak berbeda dari biasanya. Hari-hari nya yang monoton dan sepi kini penuh warna, si kecil Sunoo yang menjadi pelipur lara yang mulai aktif berceloteh dengan bahasa bayi nya, juga Papa Sunoo yang baik ikut bertanggung jawab mengurusnya selama mereka tinggal bersama, memberinya kesempatan merasakan bagaimana rasanya gambaran keluarga harmonis yang dulu hampir ia dapat kan.
.
.
.
TBC....

Ga espek bnyk yg suka karena ini kapal hantu I-Land yg mungkin jarang yang tau tapi semoga masi ada yg baca.

Tweede Kans (Spin Off Our Story')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang