Osis (2)

6 2 0
                                    

"Apa kau bilang?!" Gertak Vivian tak terima dibilang cupu. Dia menyentak kan tangannya sehingga terbebas dari cengkeraman Evelyn.

"Aku bilang berani nya sama yang lemah, Cupu! Kau gak budeg kan? Pasti kau dengar jelas apa yang kukatakan barusan," Kata Evelyn masih tersenyum remeh.

Plak!

Sebuah tamparan melayang begitu keras, Evelyn merasakan rasa kebas di pipi kirinya. Senyum remehnya luntur tergantikan dengan ekspresi datar. Dia bisa melihat bagaimana Vivian tersenyum puas usai menamparnya.

Pandangan Evelyn beralih pada siswi di belakangnya. "Pergi dari sini!"

Siswi itu dengan ketakutan langsung menjauh dari sana. Membuat 3 gadis di depannya menjadi murka.

"Oh, Mau jadi pahlawan kesiangan hah?!" Chelsia ingin ikut menampar, Tapi Evelyn bergerak lebih dulu.

Dia mencengkeram tangan Chelsia dan memutar lengan gadis itu hingga memunculkan suara patah.

Kraak!

"Arghh...Tanganku!" Chelsia berteriak kesakitan. Dia menarik tangannya dari Evelyn dan memeganginya.

"Chelsia!" Viola dengan panik memegangi pundak Chelsia yang masih berteriak kesakitan.

Semua murid disana hanya bisa memandangi kejadian itu dengan ketakutan tanpa suara. Tak ada satu pun dari mereka yang membantu.

"Apa yang kau lakukan pada temanku?!" Kata Vivian marah setelah melihat tangan Chelsia yang dipatahkan begitu saja oleh Evelyn tepat di depan matanya.

"Heh! bisa lihat kan apa yang kulakukan padanya? Dengan begini kita impas," Evelyn tersenyum remeh dan bersidekap. Menatap dingin Vivian.

Vivian menggertak marah, Lalu membantu Chelsia berdiri diikuti Viola.

"Awas saja kau! Kutandai wajahmu!" Kata Vivian marah lalu dia berjalan pergi membopong Chelsia bersama Viola keluar kantin.

Evelyn hanya menatap kepergian ke-3 gadis itu dengan pandangan datar, Kemudian dia melihat seisi kantin yang memandangnya. Tatapan mereka tampak takut terhadap Evelyn sekaligus kagum karna bisa membuat ke-3 ratu pembully itu tak berkutik.

Pandangan Evelyn tertuju pada Alice dan Chloe yang duduk cukup jauh dari nya. Sesaat ia menatap Alice dingin sebelum berjalan pergi keluar dari area kantin.

Setelah keheningan yang cukup lama akhirnya para murid disana bisa bernapas lega. Suasana ribut pun kembali terdengar, Mereka berbisik-bisik membicarakan sikap Vivian yang menampar wajah Evelyn. Gosip-gosip mulai menyebar memenuhi seisi kantin.

Alice yang sempat bertatapan dengan Evelyn tadi tampak sedikit murung, Sebelum kemudian meranjak dan menatap Chloe yang terlihat bingung karna kejadian tadi seolah terjadi begitu cepat.

"Chloe, Ayo kembali ke kelas. Suasananya sudah semakin berisik," Ajak Alice.

"Iya,"

Chloe meranjak dari tempat duduknya dan menjajarkan langkahnya dengan Alice yang sudah berjalan keluar lebih dulu.

************

Waktu berlalu dengan cepat, Kini tak terasa pelajaran sudah berakhir. Langit berwarna orange kemerahan menandakan hari sudah meranjak senja.

Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas, Ingin cepat-cepat pulang. Yang tersisa di sekolah itu hanya siswa-siswi yang mengikuti kegiatan klub termasuk Alice.

Alice yang sudah membereskan peralatan tulisnya, Lantas mengambil jas almameter yang di kasih Justin. Dia langsung memakainya di kelas usai semua siswa pulang kecuali Chloe yang masih membereskan peralatan tulisnya.

Hanya tersisa mereka berdua yang berada di dalam kelas. Sebelum pergi Alice memandangi temannya itu.

"Chloe, Kau yakin tidak ingin menjadi anggota osis?" Tanya nya memastikan sekali lagi.

Chloe yang sudah meranjak dari kursi dan memakai ranselnya mengangguk mantab setelah mendengar pertanyaan Alice.

"Iya, Aku yakin. Keputusanku sudah bulat," Sahut Chloe sambil tersenyum tipis.

Ekspresi Alice berubah murung sesaat. "Yah, Sayang ya. Kuharap aku punya teman cewek yang satu organisasi denganku,"

Chloe menepuk pundak Alice dengan lembut. "Semoga saja kak Justin menawarkan nya pada siswi lain selain aku,"

Alice hanya mengangguk pasrah, Dia menenteng tas ransel nya. Dan berjalan pelan sejajar dengan Chloe.

"Tapi kalau mau aku bisa menemanimu disana, Selagi kau rapat aku akan menunggu di sofa atau di luar ruangan osis. Yah, Itu pun kalau kak Justin memperbolehkan sih,"

"Ide bagus, Aku akan meminta izin pada kak Justin agar memperbolehkanmu masuk dan menungguku di sofa. Setidaknya aku merasa punya teman cewek yang menemaniku disana meski bukan dari anggota osis," Alice mengangguk setuju dengan senyum lebar.

"Oke, Kalau begitu kita harus cepat," Chloe bersemangat.

Dia dan Alice mempercepat jalan mereka agar segera sampai di ruang osis.

***************

"Kak Justin, Boleh tidak kalau Chloe menunggu di dalam?"

"Maaf, Tapi dia bukan anggota jadi tidak ada yang boleh masuk ke ruangan ini selain anggota osis," Jawab Justin tegas.

Saat ini Alice dan Chloe sudah berada di depan pintu ruangan osis, Dan kebetulan yang membuka pintu adalah Justin sendiri. Sayangnya permintaan Alice di tolak mentah-mentah oleh Justin.

Ekspresi Alice kembali murung, Tubuhnya tampak sedikit lemas mendengar penolakan Justin.

"Yah, Tapi aku ingin ditemani di dalam. Aku tidak ingin menjadi satu-satu nya cewek di sana," Alice memprotes soal penolakan Justin.

Justin bersidekap sambil menaikkan satu alisnya dan menyandarkan tubuhnya di ambang pintu.

"Jadi ini sifat aslimu nona Brisken?"

"Eh? Maksud kak Justin apa?" Kening Alice mengernyit bingung.

"Aku tidak mengajarkan anggotaku untuk bersikap manja, Jadilah cewek mandiri. Karna aku ketua nya maka kau harus mengikuti setiap peraturanku. Nona Brisken, Kau paham kan?" Justin menyipitkan matanya menatap dingin.

Alice dibuat kaget sekaligus agak takut karna tatapan Justin, Dan dia hanya bisa mengangguk pasrah.

Chloe yang merasa kasihan lantas menepuk pundak Alice untuk menenangkan gadis itu.

"Gak apa-apa Alice, Aku akan tunggu di luar saja sampai rapat nya selesai. Kalau ada apa-apa bilang saja padaku," Kata Chloe dengan senyum lebar.

"Iya, Makasih Chloe," Alice perlahan kembali riang.

Justin berbalik dan memasuki ruang osis. "Cepat masuk! Rapatnya akan segera di mulai,"

Alice berjalan memasuki ruang osis dan Chloe hanya bisa memandangi punggung Alice hingga gadis itu hilang dari pandangannya, Sementara Justin sudah menutup pintu agar rapat osis tetap bersifat rahasia.

Chloe yang ditinggal sendiri di koridor yang sepi ini, Memutuskan mencari tempat duduk di dekat ruang osis.

Setelah dapat, Dia memainkan gawai nya untuk menghilangkan rasa bosan selama menunggu.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kang Galak! Saranghae!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang