Enam

9.8K 645 12
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Happy Reading!

*****

"Baby?"

Itu suara Gina. Ibu Erwin yang juga mantan ibu mertua Baby. Baby sedikit terkejut melihat Gina berdiri di dapur. Bagaimana bisa Gina ada disini dan sepagi ini? Ia kira Erwin hanya tinggal sendirian.

"Baby" Pulih dari rasa terkejutnya Gina berjalan menghampiri Baby yang masih diam mematung. Ia peluk wanita yang dulu pernah menjadi menantunya.

"Kamu sehat, nak?" Setelah bisa kembali mengendalikan diri Baby balas memeluk Gina. Bagaimana pun brengseknya Erwin, dulu Gina sangat baik padanya.

"Sehat, Tante" jawab Baby. Gina melepaskan pelukannya menatap sedih pada Baby.

"Mama, sayang. Kamu sudah janji loh, apapun yang terjadi akan tetap panggil Mama" ucap Gina. Baby menampilkan senyum tipisnya mendengar itu.

"Aku baik, Ma. Mama dan Papa gimana kabarnya?" Gina mengajak Baby duduk di kursi makan sebelum menjawab pertanyaan dari mantan anak menantunya itu.

"Mama sehat cuma Papa sekarang sering sakit-sakitan. Pusing mikirin anaknya yang semakin susah diatur" ucap Gina sambil melirik Erwin yang kini sudah mengambil tempat duduk berhadapan dengan Baby.

"Jangan selalu aku yang disalahin, Ma. Kalian sendiri yang usir aku dari rumah" ucap Erwin yang tak terima setelah ia bisa mencapai semuanya kedua orangtuanya meminta dirinya untuk kembali ke rumah. Dulu saja ia dibuang.

"Kamu tau itu semua memang salah kamu. Mama dan Papa hanya mencoba mendisiplinkan kamu supaya kamu bisa serius dalam menjalani hidup. Bukan cuma senang-senang yang kamu tau sampai kamu tega selingkuhi istri kamu sendiri" Erwin hanya mendengus sebal tak mau menbalas perkataan sang Ibu, yang ada nanti mereka bertengkar.

Baiklah ia sepenuhnya sadar bahwa ia dulu memang bersalah. Jika kedua orangtuanya tidak bertindak seperti itu mungkin saat ini Erwin masih menjadi lelaki brengsek yang doyan menghamburkan harta orangtua.

Meskipun sudah hampir 12 tahun lalu ia pergi dari rumah, orangtuanya masih sering mengunjunginya, terutama ibunya. Gina sebenarnya tak tega anak yang sedari kecil ia rawat dan ia manjakan harus lepas dari pengawasannya. Meski saat itu usia Erwin sudah cukup matang untuk bisa hidup sendiri. Tapi, berkaca dari sikap Erwin yang dulu manja dan pemalas Gina tak menyangka anaknya bisa sampai ditahap ini.

Saat itu niatnya dan sang suami hanya menyuruh Erwin keluar untuk merenungi kesalahannya tapi Erwin menolak dengan tegas ketika Gina dan Kamal mengajaknya kembali ke rumah.

"Kita sarapan dulu, ya. Kebetulan banget hari ini Mama bawa banyak makanan" Baby yang memang merasa lapar juga sungkan untuk menolak ajakan Gina menuruti ucapan Gina untuk sarapan bersama. Lagipula yang brengsek itu Erwin. Lelaki itu pantas Baby benci tidak dengan keluarganya yang selama ini sangat baik kepada Baby.

Akhirnya Baby makan sambil banyak mengobrol bersama Gina.

Selesai makan, Baby telah berganti kembali dengan pakaian yang semalam ia pakai.

"Erwin antar, ya. Kasihan kamu belum sepenuhnya pulih" ucap Gina. Baby memang sudah menceritakan secara jelas kenapa ia bisa ada di rumah Erwin. Tanpa ada yang ditutupi. Baby takut Gina nanti salah paham.

Baby bergerak lebih cepat, ia sudah terlebih dahulu memesan taksi. Jadi, tak ada alasan ia harus kembali satu mobil bersama Erwin. Ia buru-buru pamitan pada Gina karena taksi yang ia pesan sudah menunggu di luar. Tak lupa sebelumnya juga ia mengambil Kirey yang sedang nyaman bergelung di atas sebuah ranjang kecil.

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang