Bab 18 ~ Satu Ranjang (17+)

18.3K 443 57
                                    

Hai Readers. Salam sayang dari author.

Di part kali ini ada beberapa adegan 17+ nya, tapi menurut aku sih gak begitu fulgar. Biasa aja..hehe.

But, tetap bijak membaca.

Happy Reading🍂

*
*

"Sas..hey ko malah ngelamun?" Gibran melambaikan tangannya persis didepan wajah Saski.

"Eum..ekh, enggak ko. Btw tadi kita lagi bahas apa ya Ran?" tanya Saski, sepertinya Gibran sudah beberapa kali bercerita tetapi Saski malah asik dengan lamunannya.

"Mmm..menurut kamu mungkin gak sih di dunia ini ada orang yang mirip banget sama kamu tapi mereka gak ada ikatan darah?"

Deg

Pertanyaan Gibran sukses membuat Saski gelagapan, dia sudah menyangka Gibran pasti akan bercerita soal ini.

Saski mencoba menenangkan pikirannya, "Mungkin aja sih, bahkan aku pernah denger katanya kita ini punya 7 kembaran."

"Maksudnya?" tanya Gibran dengan raut wajah bingung.

"Iya jadi di dunia orang yang mirip kita itu ada 7 orang, lebih tepatnya selain kita ada 6 orang lagi yang wajah nya kaya gini nih," jawab Saski sembari menunjuk wajah Gibran.

Gibran manggut-manggut, "Oh pantesan sih kalau kaya gitu."

"Eh Sas, tapi ini beneran ada anak kecil yang mirip banget sama aku. Bener-bener mirip," lanjutnya begitu antusias.

"Mungkin hanya kebetulan," jawab Saski singkat.

"Duh coba aja waktu itu aku foto bareng, mungkin aku bisa tunjukin wajahnya sama kamu. Dia persis kaya aku waktu kecil," Gibran tambah bersemangat menceritakannya.

Saski mulai dilanda kegelisahan, dia bingung harus menanggapi seperti apalagi pernyataan pria dihadapannya ini.

"Mungkin kalian memang ada ikatan darah Ran," jawab Saski sekena nya.

"Apa iya? Ko bisa?" tanya Gibran dengan raut wajah terkejut. Hal ini benar-benar tidak sesuai ekspetasi Saski.

"Aduh Gibran aku tuh gak tau harus jawab apa. Kamu kan CEO, masa masalah kecil kaya gini aja bingung," jawab Saski menggelengkan kepala.

"Tapi yang bikin aku tambah penasaran sama anak itu tuh dia punya nama Evander, kok bisa kebetulan kaya gini sih Sas?" Gibran masih enggan mengakhiri pembicaraan yang menurutnya sangat penting.

Saski dibuat semakin bingung, sepertinya meng iyakan apa yang Gibran bicarakan akan membuatnya kembali tenang.

"Ya udah, jadi menurut kamu dia siapa?" tanya Saski to the point.

"Nggak tau juga sih, tapi aku berharap nanti kalau kita punya anak bisa se tampan dia," jawab Gibran dengan raut wajah bahagia. Sepertinya pikirannya sedang berkelana.

"Geer banget, emang yakin aku nya mau?" tanya Saski sembari menaik turunkan alisnya.

"Ekh..harus mau dong, mau kan...mau kan.." tangan Gibran kini sudah menggelitiki perut Saski.

"Ahahaha..Gibran ihh geli, berhenti gak..ahahah," Saski berlari menjauh dari Gibran.

Gibran yang melihat Saski meninggalkannya ikut mengejarnya dari belakang.

"Makanya jangan rese...kamu gemesin soalnya," lagi-lagi Gibran menggelitiki Saski.

"Hahaha..ampun Ran, ampun.." teriak Saski yang kegelian, bahkan dirinya sudah berjongkok untuk menyembunyikan pinggang dan perutnya.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang