Part 23

1K 49 3
                                    

"Saya terima nikahnya Hanum Shazma binti Wawan Nugroho dengan maskawin emas 45 gram dibayar tunai."

"Sah? Sah?" Petugas KUA yang membimbing kalimat akad Andre sore itu bertanya kepada dua wali yang duduk di sebelah kanan dan kirinya dan dijawab dengan anggukan dari keduanya. 

"Sah!" Petugas KUA yang masih menjabat tangan Andre mengayunkan genggaman tangan memberikan pernyataan hasil ijab kabul yang dilantunkan Andre dengan lantang dan lancar. 

Dari ruang rias Hanum mengucap rasa syukur mendengar pernyataan sah yang bergaung dari luar sana. 

Kini ia adalah istri sah Andre Lesmana. 

Hanum berjalan keluar dari ruang riasnya dituntun oleh adik dan kakak perempuannya menuju kursi yang telah disediakan di samping Andre. 

Andre dan Hanum berhadapan, Hanum dituntun petugas WO untuk mengambil tangan Andre dan menciumnya, menandakan rasa hormat pertama kalinya kepada Andre yang kini sudah menjadi suaminya. Kemudian kini giliran Andre yang mengambil langkah untuk mendekatkan bibirnya ke kening Hanum kemudian mendaratkan kecupan kecil disana yang ia tahan beberapa saat sesuai aba-aba dari fotografer yang tengah mengabadikan momen itu.

Acara dilanjutkan dengan menyapa para tamu yang ingin memberikan selamat kepada kedua mempelai yang sudah bersanding di pelaminan. Rasa bahagia, haru, dan terkesan terasa di seisi ballroom hotel, ditambah alunan musik syahdu yang mengiringi setiap prosesi pernikahan Andre dan Hanum membuat senyum keduanya tak menghilang. 

***

Prosesi pernikahan malam itu telah berakhir, Hanum dan Andre sudah berganti pakaian biasa untuk menuju hotel yang sudah disiapkan Vivi dan suaminya Nico sebagai hadiah pernikahan mereka, katanya. Keduanya tampak berjalan keluar kamar rias, Andre mengenakan kaos berbahan rajut berwarna krem kecoklatan dan celana chino krem, sementara Hanum mengenakan dress berbahan silk berwarna beige dan hijab berwarna senada dengan motif detail bunga-bunga kecil yang membalut kepalanya. Andre tengah menerima telepon di ponselnya sambil tangan kirinya menggandeng Hanum berjalan menuju keluarga mereka yang berkumpul di lobi hotel. 

Keluarga Hanum dan keluarga Mama Ina bercengkrama sambil tampak berpamitan satu sama lain sebelum meninggalkan lobi hotel, lalu dilanjutkan dengan keluarga Mama Ina berpamitan terlebih dahulu pada Andre dan Hanum. 

"Bu, tas Azka ada di mobil? Tadi di kamar rias nggak ada, biar Andre yang bawa." 

"Oh...mmm" Ibu Ratih tidak langsung menjawab namun menarik Hanum dan Andre bersamaan agak menjauh dari tempat keluarganya berkumpul. 

"Azka, biar sama ibu aja ya, kalian berdua saja ke hotelnya."

"Loh kenapa bu? Nggak apa-apa kok Azka kami bawa aja." Jawab Andre.

"Iya bu, Azkanya nggak mau?" Tanya Hanum. 

"Nggak..." Bu Ratih ragu-ragu untuk menjawab, tapi masa iya tega membiarkan malam pertama pasangan ini karena harus menjaga Azka. "Kasian kalau Azka ikut kalian kan nggak ada temennya, kalo dia bosen gimana? Kan kalau dirumah ibu ada anak-anak dari kakak-kakaknya Hanum jadi rame, bisa main Azkanya. Ya tho?" 

Hanum dan Andre menatap satu sama lain mendengar alasan Bu Ratih yang sangat meyakinkan, apalagi di umur Azka yang senang main, jarang-jarang ia berkumpul dengan sepupu-sepupunya seramai ini. 

Akhirnya keduanya mengiyakan dan berpamitan dengan keluarga Hanum yang lebih dulu memasuki 3 mobil berbeda menuju rumah orangtua Hanum, tak lama mobil Andre yang dibawakan petugas Valet datang dan berhenti didepan keduanya. Petugas Valet mengarahkan jalan pada Hanum ke pintu mobil kursi penumpang, sementara Andre membuka pintu kursi kemudi mobil. Mobil Andre pun langsung bergerak keluar hotel. 

TOUCHED (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang