🥤40. My Hero, Cakra.

96 25 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Cakra bawa Imel ke kediamannya, berbeda dari rumah dimana Imel hampir tertangkap Ibu Cakra kapan hari, ini rumah milik Cakra yang lainnya.

Imel tak bisa tidur semalaman, wajah lelah itu hanya menyorot kosong isi kamar Cakra yang dominan berwarna Putih menenangkan.

Pria itu tidur di kamar yang berbeda agar Imel dapat terlelap lebih nyaman, sebab meski semalam Cakra sempat memaksa ingin temani Imel tidur tapi pria itu mengalah sebab Imel menolaknya. Imel masih benci dan trauma pada pria manapun termasuk Cakra, setelah kejadian mengerikan yang tak pernah ia duga akan menimpa hidupnya kemarin malam.

Jovan, tega-teganya pria itu melucuti Imel bak binatang. Imel sadar, ia dan Jovan memang sepasang suami istri... Jika orang lain melihatnya tentu tak menganggab tabu perbuatan Jovan terhadap diri Imel, wajar memang dilakukan seorang suami terhadap istrinya, Cemburu... Dan hubungan itu...

Namun, hubungan pernikahan indah itu bukan seperti yang tengah Imel dan Jovan coba jalani, amat berbeda! Bukan pernikahan sungguhan! Hanya pernikahan untuk nama baik keluarga!

Maka wajar bukan jika Imel merasa seolah telah diperkosa oleh suaminya sendiri?

Air mata lagi-lagi meleleh, gadis itu kembali terisak menenggelamkan wajahnya kedalam bantal. Semalaman ia habiskan dengan melamun lalu terisak menguraikan air mata berulang-ulang kali. Imel masih belum percaya, tega-teganya... Jovan melukainya seperti ini. Jovan... Mengapa pria itu bisa sejahat ini padanya?

Pintu kamar terbuka menampilkan Cakra yang datang membawa senampan sarapan pagi. Barulah disana Imel menyadari jika mentari telah terbit dengan eloknya diluar sana.
Sejak Kemarin Imel merasa seolah telah menjadi Zombi yang hanya termenung dan tak mengabaikan sekitar, bahkan termasuk keberadaan Cakra.

Imel buru-buru menghapus air matanya dan beranjak duduk di atas kasur. Cakra meletakan nampan berisi makanan dan segelas air itu di nakas sebelum ia duduk di tepi ranjang dan menatap Imel lembut.

"Still not okay?"

Imel menggeleng seraya menyinggung senyum samar. "Cuma... Kurang tidur. Kamar ini best! Nyaman banget." mendukung akting buruknya, tak lupa Imel acungkan jempolnya didepan muka Cakra agar lebih meyakinkan pria itu.

"Bukannya kamu ga tidur sama sekali? Best dari mananya, yang?" tutur Cakra curiga melihat wajah sayu Pacarnya yang tak pernah separah ini. Dengan kekehan samar Lagi-lagi Imel menggeleng pura-pura. Meski aslinya Cakra tahu semua kepalsuan ini.

"Beneran... Im okay, Cakra..."

Cakra menghela nafas ia tak ingin memaksa jika Imel belum siap bercerita padanya Cakra bisa apa selain tetap coba memahami inginnya Imel, dan mengupayakan apapun agar gadis itu bisa merasa lebih baik agar pada akhirnya ia akan terbuka padanya.

Dengan penuh perhatian Cakra membujuk Imel tuk makan meski awalnya menolak, akhirnya Imel mau menuruti dan perlahan mulai kembali seperti gadis itu yang biasa, penuh tawa dan ceria.

Our Blue Sky : JOVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang