ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ
"𝑲𝒆𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒖𝒏𝒄𝒊 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒂𝒏" 𝑅𝑎𝑦𝑎𝑛𝑧𝑎 𝐷𝑒 𝑀𝑎𝑙𝑖𝑘
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Suasana kota Jakarta dimalam hari benar-benar tampak indah, dengan cahaya lampu kota yang cukup padat membuat jalanan terlihat bercahaya. Ray dengan motor kesayangannya pun kini tampak berjalan memotong satu persatu kendaraan yang ada di depannya.
Ray masuk kedalam area parkiran, dan mengambil posisi untuk memarkirkan kendaraannya.
Ketika membuka helm, beberapa orang saat itu tampak tercengang melihatnya, bahkan wanita yang kini berjalan dengan kekasihnya saja tampak membelalak melihat pria itu. Turun dan mencabut kunci motornya, ray berjalan sambil merapikan jaket dan juga rambutnya.
Melewati beberapa orang, mereka dapat mencium aroma dark seorang pria yang muncul ketika ia lewat.
"Gila, cakep banget gak sih?"
"Hooh, tapi kayaknya tipikal cowok cool yang gak mudah digoda"
"Ikutin yuk?"
"Gaslah, mumpung kita juga mau masuk. Siapa tau kan tujuannya sama"
"Ayook ayookkk"
Dua wanita itu berjalan mengikuti ray dibelakang, masuk kedalam mall. Layaknya rutinitas normal, melewati pintu sensor dan masuk kedalam.
Ray mengecek ponselnya dan tidak begitu lama langsung memasukkannya kembali. Berjalan ke suatu tempat dan ya ternyata mala kini tengah duduk disalah satu kursi sambil menikmati ice cream corn vanilla.
"Kak?"
"Dari jam berapa lo disini?"
"Hm jam 6.20"serunya sembari melihat jam tangan
"Kan gue bilang jam 7 kenapa lo malah datang jam 6? Lu gak bisa baca chat apa gimana?"
Mala menyodorkan ice cream nya begitu saja ke ray, dan spontan ray pun terdiam setelah bibirnya merasakan sensasi dingin.
"Marah-marah mulu, gak baik buat tekanan darah tau!"
"Mala tuh datang kesini juga tadi mau beli buku ini"
Mala menunjukkan buku yang ia beli, dengan tatapan dan mulut masih celemotan ray meraih buku yang tertulis jelas Hukum Pidana.
"Lo anak hukum?"
"Hm"
Mala menyodorkan tisu, "bibir lu kak dilap dulu kayak bayi gede gak pernah makan ice cream aja"
Ray tidak menghiraukan dan sibuk menatap buku yang sudah terbuka segelnya. Sibuk membolak-balik malla menatap bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Ficção AdolescentePekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...