chapter 4

447 20 0
                                    

5 menit

10 menit

20 menit

30 menit

45 menit

1 jam

Aaaaaaaaaa kemana ayahku? Apa ayahku mengingkari janjinya?

Tidak. Tidak. Tidak. Ayah tidak akan mengingkari janjinya. Aku tau itu, tapi, kemana ayahku sekarang. Aku sudah sangat muak berada disini, aku benci menunggu.

Sudah berkali-kali aku menghubungi ayahku. Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari sebrang sana.

Duh bagaimana ini. Jika saja aku tau jalan menuju rumahku , aku tidak akan menunggu ayahku sampai sekarang ini.

Ehh tunggu. Itu ghilang kan? Kenapa dia masih ada disini? Apa dia menunggu seseorang? Engga deh kayanya, sejak 20 menit yang lalu gerbang sekolah sudah ditutup, tidak ada seorangpun disini kecuali aku dan dia.

Yasudahlah buat apa aku memikirkan dia.

Saat aku mengalihkan pandanganku kembali pada ujung jalan, ghilang mendekatiku, mau apa dia kesini?

"Mana ayah kamu? Katanya dijemput?" ghilang

"Sebentar lagi juga sampai" jawabku tanpa berani menatap matanya

"Sebentar lagi kamu bilang? Hei , kamu sudah berdiri disini sejak 1 jam yang lalu dhina. Apa kamu masih mau menunggu ayahmu?" kata ghilang

Dia benar, aku sudah jenuh berada disini, tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa berbuat apa apa lagi selain menunggu menunggu dan menunggu ayahku.

"Ya, aku mau menunggu ayahku saja"

" apa kau yakin tidak mau pulang bersamaku?" dia mengajakku, heiii ghilangggg siapa yg tidak mau pulang bersama mu , kurasa semua cewe di pelita jaya juga akan menerima ajakanmu, tapi aku lebih memilih ayahku.

"No, thanks!"  aku masih tetap pada pendirianku.

"Kau keras kepala ya" setelah kalimat itu terucap, ghilang langsung menarik tanganku dan berjalan menuju mobilnya. Aku sedikit berontak, aku takut jika ayahku menjemputku padahal aku sedang bersama makhluk ini.

" ghilang sptoped , are you crazy? Ghilang!!!!" ucapku sedikit teriak, tapi ghilang sama sekali tidak menghiraukanku.

Ghilang membukakan pintu mobilnya untukku, dengan terpaksa aku masuk kedalam mobilnya. Setelah itu ghilang langsung menyalakan mobilnya. "Aku akan antar kamu pulang. Tapi sebelumnya kita makan dulu ok."

What? Yang kuinginkan hanya pulang kerumah mandi stirahat didalam kamarku. Tapi. Ah sudahlah. Kalau saja ayahku menjemputku, aku tidak akan berada disini.

20 menit kemudian kita sampai di sebuah restorant yg menurutku cukup mewah. Tanpa berlama-lama kita masuk kedalam restorant trs. Tempatnya sangat nyaman, sepertinya ghilang juga sering sekali ketempat ini.

"Tunggu sebentar, aku akan pesankan makanan untukmu" perintah ghilang setelah aku duduk.

Baru hari pertama saja aku sudah bisa merasakan gilanya makhluk itu alias ghilang, bagaimana gk gila. Aku baru mengenalnya beberapa jam yang lalu tapi dia sudah memaksaku kesini. Tapi, sebenarnya tadi itu dia menunggu siapa? Apa temannya? Apa pacar nya jngan jangan. Atau apa karna aku?

"Hehh kau ini melamun terus, apa sh yg kamu pikirkan?" suara ghilang tiba-tiba membuyarkan lamunanku

"Hah. Gapapa ko"

"Kalau begitu cepat makan, setelah ini aku akan megantarmu pulang." Ghilang. Sedingin ini kah sikapmu.

Tidak ada perbincangan apa apa saat kita makan. Sesekali aku memperhatikannya yang asik dengan makanannya. Dia lucu jika seperti ini, hahaa , entah kenapa aku suka melihatnya. Rasanya ingin sekali aku bicara dengan mu , tapi aku tak seberani itu, aku hanya bisa memperhatikanmu. Itu aja bisa membuatku senang.

Aku bingung padahal aku baru mengenalmu sejak tadi pagi. Tapi rasanya aku suka padamu. Tentu saat kamu rela menungguku tadi di depan sekolah, aku jadi kagum denganmu.

Setelah kita menghabiskan makanannya, aku menunggu ghilang membayar semua makanan tadi dan kita keluar restorant bersama.

---------------

"Dhin, rumahmu dimana?" tanya ghilang

Lalu aku mmenunjukkan kertas yg berisi alamat rumahku, aku tidak hafal alamatku hehe, jadi ayah memberikan kertas yg berisi alamat rumahku , katanya sewaktu-waktu kertas ini akan berguna. Benar saja apa yg dikatakan ayahku.

Ghilang sedikit heran mengapa akumemberikan kertas itu. "Kamu gk hafal alamat rumahmu dhin?"

"Hehe iya , aku baru saja pindah dari jakarta"

Setelah mendengar alasanku , ghilang menganggukan kepalanya

"Ohh gitu, coba saja jika aku tidak memaksamu tadi untuk naik ke mobilku, bisa sampai besok kamu disitu" kata ghilang

Aku hanya diam. Kamu benar sekali ghilang aku tidak tahu gmn jadinya aku tadi kalau kamu tidak memaksaku.

Hening

Tiba-tiba ghilang bersuara

"Kenapa kamu diam?"

"Terus, kenapa kalo aku diam?"

"Gpp. Kamu lucu kalo lagi diam. Hahahah"

Apa? Lucu katamu? Langsung saja aku memukul bahunya pelan, kau berhasil ghilang, berhasih membuat pipiku menjadi merah arghh. "Ah aw aw sakit dhin hahah" keluhnya, tapi matanya masih fokus dengan jalanan

"Bodo, aku jadi ingat kamu tadi pas jatuh didepan kelas hahahahahah " aku membalas ejekannya. " dhina cukup itu sangat memalukan" aku tau pasti dia malu semalu-malunya, hahaha rasakan itu ghilang hahahaha

Setelah itu Ghilang dan akutak henti-hentinya tertawa.

Bingung sh sebenernya, sikap ghilang berubah ubah, kadang dia bersikap sangat dingin dan sekarang dia berubah menjadi sangat ceria dan menyenangkan.

Kita tertawa cukup lama membahas kejadian ghilang tadi dikelas, sampai aku lelah karna tertawa sejadi-jadinya, dan tidak terasa kita berdua sudah sampai didepan rumahku.

Ghilang mematikan mesin mobilnya

"Makasih ya dhin"

"Lho. Harus nya aku yg makasih"

"Gk dhin, aku."

"Aku lang"

"Aku"

"Aku"

"Aku"

"Kamu"

Hening sebentar

Terasa ada yg aneh

"Lho"

Gk lama kemudian kita berdua tertawa lagi.Ini sungguh membuatku bahagia tapi efek sampingnya yaitu lelah, perutku sampai sakit karena ini, tapi itu tidak masalah.

Setelah itu aku keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke ghilang yg sudah menyalakan mobil. Aku masuk ke dalam rumahku setelah mobil ghilang sudah tidah terlihat lagi.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang