Kalau kalian berpikir setelah pertemuan tidak sengaja antara aku dan Injun Oppa di kafe Seok Hee Eonni akan membuat aku akhirnya bisa bicara dengannya secara langsung, maka dengan berat hati aku harus mengatakan pada kalian kalau harapan kalian itu belum terwujud.
Karena jika aku bisa langsung bertemu dengan Injun Oppa lalu dia percaya bahwa aku adalah Lee Melody, bayi cantik yang dulu selalu dia gendong kemana-mana, hanya saja saat ini karena sesuatu dan lain hal aku harus meminjam fisik orang lain lalu kami pulang ke Seoul dan semua masalah selesai, maka cerita ini juga akan langsung berakhir di sini.
Semesta belum mengijinkan hal itu untuk terjadi. Petualanganku untuk bisa menemukan Injun Oppa serta cara untuk kembali ke dalam tubuhku sendiri ternyata masih berlanjut.
Biar aku ceritakan apa yang terjadi setelah Injun Oppa dengan heroiknya menolongku dari pelanggan yang marah karena aku tidak sengaja menumpahkan minuman ke arah pelanggan tersebut. Bukannya aku sengaja melakukannya, namanya juga pelayan pemula. Ini adalah pertama kalinya aku bekerja sebagai pelayan di kafe. Lagipula, selama ini aku biasa dilayani dan bukan melayani.
Setelah sedikit cekcok antara Injun Oppa dan pelanggan tersebut, Seok Hee Eonni keluar dari dapur dan menghampiri aku yang masih bengong lalu memberi kode pada Rena untuk membawa aku pergi. Dan bodohnya, mungkin karena aku masih shock, aku menurut saja ketika tubuhku di tuntun oleh Rena untuk meninggalkan area depan kafe dan masuk ke area khusus staf yang ada di bagian belakang.
Aku baru sadar setelah setengah jam kemudian aku duduk termangu di area khusus staf. Saat aku hendak mencari Injun Oppa di luar, ternyata Injun Oppa sudah tidak lagi ada di sana. Lagi-lagi, Injun Oppa menghilang tanpa jejak.
Jangan tanya bagaimana kesalnya aku pada diriku sendiri. Aku bahkan mengomeli Akkinta. Kenapa dia tidak membantuku untuk mencegah Injun Oppa pergi dari kafe ? Tapi jawaban Akkinta cukup membuatku tertohok.
Aku tidak mengenalnya dan dia tidak bisa melihatku. Kau sendiri yang bilang, aku ini adalah roh gentayangan
Aku tidak bisa membalas. Akkinta benar. Aku yang salah.
Ahhhhh
Aku benci mengakuinya....
"Kaoru-chan..... Ada apa denganmu? Sepanjang hari ini kau terus melamun...Apa kau masih shock karena kejadian tadi siang ?" tanya Rena dengan dahi berkerut.
Shift kerja kami sudah selesai. Dan aku berdiri di depan lokerku yang terbuka, loker milik Kaoru sebenarnya, dengan pandangan menerawang dan tidak melakukan apa-apa sementara Rena sudah selesai mengemasi barang-barangnya.
Aku sedikit berjengit karena tangan Rena menyentuh bahuku. Aku sedikit tergagap namun bisa menguasai diriku lagi beberapa saat setelahnya.
"Ah.... Aku tidak apa-apa.... Maafkan aku.... Suasana kerja hari ini jadi tidak enak...."
"Tidak usah dipikirkan. Dia baru berkunjung ke sini setelah kau mengundurkan diri. Mungkin dua atau tiga kali ?" Rena mengerutkan wajahnya kemudian mengangkat kedua bahunya. "....aku tidak ingat. Tapi, setiap kali dia datang, ada saja yang dia keluhkan. Seok Hee-san sampai berpikir kalau dia adalah mata-mata yang dikirimkan oleh pemilik kafe-kafe yang menjadi saingan kafe ini. Hari ini hanya hari sialmu saja sepertinya." jelas Rena.
Aku mengangguk beberapa kali.
Pantas saja, pikirku
Tiba-tiba terlintas sebuah ide di kepalaku. Aku buru-buru menutup pintu loker dan menghadapkan tubuhku sepenuhnya ke arah Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...