Mereka semua duduk di meja makan. Sama-sama menikmati puding buatan Ibu Erica. Puding yang diberi tambahan taburan keju dan vla vanila diatasnya.
"Ibu kesini sama siapa?" Tanya Anna sembari memakan puding nya.
"Ibu diantar sama supir, nak. Ayah jam segini masih sibuk sama pekerjaannya di ruang kerja. Ryann juga kan pasti? Kamu sering temani dia di ruang kerjanya?"
"Ruang kerjanya?" Anna mengerutkan keningnya. Karena Anna memang belum tahu mengenai denah rumah besar ini.
"Aku jarang dirumah." Jawab Ryann di sela-sela memakan puding.
Anna merasa aman ketika Ryann langsung membantu menjawab. Karena Anna memang belum berinteraksi banyak dengan Ryann. Jarang sekali. Bahkan, setiap hari pernah hanya sekedar sarapan, kerja dan tidur lagi. Tidak ada interaksi apapun.
"Heh, anak nakal! Kenapa jarang dirumah, hah?!" Ibu Erica menjewer telinga Ryann yang sedang memakan puding nya.
Ryann menghela nafasnya kesal. Ia yang sedang menikmati puding nya malah kena marah seperti ini oleh ibunya sendiri.
"Kamu jangan enak-enak makan puding kesukaan kamu ya! Kasihan istrimu itu sendirian di rumah." Tegur Ibu Erica kepada anaknya sendiri.
"Lepas bu…" Mohon Ryann yang merasa perih telinganya. Ibu Erica pun melepaskan telinga Ryann.
"Lain kali jangan gitu lagi." Peringatan Ibu Erica.
"Hmm."
"Anna juga sering pulang malam." Cibir Ryann sengaja.
"Heh! Kapan?! Enak saja!" Anna tidak terima.
"Tidak mungkin juga Anna begitu. Kamu gimana sih! Iri ya dimarahin sama ibu." Balik cibir ibu Erica.
"Baik, maaf. Aku ganti ibu saja besok." Ucap Ryann acuh memilih terus memakan puding miliknya saja.
"Iya tidak apa-apa. Nanti ibu cari anak baru." Balas balik Ibu Erica.
"Iya tidak apa-apa. Aku juga cari istri baru."
"Heh!" Anna dan Ibu Erica menentang bersama.
•••~~~~~•••
•••~~~~~•••
Esok harinya Anna sudah kembali bekerja seperti biasa. Hanya saja kondisinya tidak terlalu baik. Ia merasa seperti lemas. Namun, masih bisa untuk beraktivitas.
"Nisa, boleh minta tolong bawakan aku teh hangat?" Pinta Anna yang sedang duduk di kursi kebesarannya seraya mengerjakan beberapa data perusahaan yang ada.
"Baik, nona." Nisa pun keluar dari ruangan.
Setelah Nisa kembali dengan teh hangat dibawanya. Anna langsung minum teh itu. Anna merasa tidak enak badan. Jadi, Anna merasa tidak nyaman sekali saat ini. Merasa seperti ingin sesuatu yang hangat-hangat."Nona ingin ke rumah sakit saja?" Saran Nisa.
Anna pun menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak apa-apa. Nanti juga mendingan kok." Ucapnya.
"Nona yakin? Nona ingin saya beritahu Tuan muda Ryann? Mungkin tuan bisa memberikan obat untuk Nona."
"Eh, jangan." Larang Anna. "Nanti cuma merepotkan dia saja."
Suami mana yang merasa direpotkan oleh istrinya sendiri yang sedang sakit, nona? Batin Nisa aneh.
Anna menaruh kepalanya di meja beralaskan kedua tangannya. Merasa mulai pusing. Menekan-nekan pelan kepalanya. Berharap cepat hilang pusingnya.
"Nona sudah sarapan belum?" Tanya Nisa yang mulai khawatir.
"Sudah tadi pagi." Jawab Anna lesu.
"Nona makan apa?"
"Aku cuma makan sedikit saja sih. Aku tidak nafsu. Jadi, hanya banyak makan buahnya saja."
"Nona mau saya bawakan yang berkarbohidrat?"
"Hmm…, tidak usah nis. Aku tidak lapar."
"Hanya untuk menambah asupan makan nona saja. Mungkin nona merasa tidak enak badan karena makan yang tidak teratur."
"Aku tidak tahu nisa." Anna merasa lemas untuk sekedar menjawab Nisa.
Nisa sebagai sekretaris yang memang sudah dari awal Anna merintis perusahaan paham betul seperti apa Anna ini. Akhirnya, tanpa persetujuan atasannya lagi ia membantu Anna bangkit dari duduknya dan memapahnya untuk menuju parkiran. Dimana letak mobil terparkir.
Sesampainya mereka dalam mobil. Nisa langsung membawa Anna menuju rumah sakit. Rumah sakit yang dekat dengan kantor. Agar tidak terlalu beresiko.
"Nis, aku sepertinya ingin pulang saja. Istirahat di rumah. Kita tidak perlu ke rumah sakit." Ungkap Anna yang mulai merasa mual.
"Nona belum makan sesuatu yang berat. Jadinya, ya perutnya kosong. Ditambah pusing juga. Takutnya nona ada apa-apa, bagaimana?" Nisa menakut-nakuti.
"Heh! Bicaranya…"
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...