Bab 21 ~ Pencarian Alano

8K 377 84
                                    

Hai readers. Salam sayang.

Kita bantu doa ya supaya Alano bisa secepatnya ditemukan.

Happy Reading🍂
*
*

"Hilang? Hilang gimana maksud kamu?" Saski bangkit dari duduknya, tangannya mengguncang bahu Sabila.

"Waktu main di taman Ila ingat kok Alan ada, malahan dia main sama anak-anak lain...ta..tapi saat Ila samperin ketempat mainnya Alan udah nggak ada hiks...gimana teh," jawab Sabila dengan isak tangis.

Saski yang panik segera mencari Alano. Tempat yang dia tuju saat ini adalah taman, dia berlari menghampiri taman dengan berlari.

"Alan...Alan dimana nak? Ini mommy," jerit Saski. Dia berlari kesana kemari berharap putranya bisa segera ditemukan.

Sekitar lima belas menit Saski memutari taman tetapi dia tidak menemukan adanya tanda-tanda Alano. Pikirannya semakin bercabang, ada rasa khawatir rasa takut jika Alano dalam bahaya. Tiba-tiba dia teringat dengan seseorang.

"Kanaya..iyaa aku harus kesana," gumam Saski. Dia mencurigai Kanaya, karena selain Kanaya dia tidak memiliki seorang musuh.

Brak..

Pintu ruang rawa Kanaya di buka dengan sangat keras. Namun, di dalam sana sudah tidak ada siapa-siapa. Saski yang semakin panik mencoba menanyakan keberadaan Kanaya kepada resepsionis.

"Mbak...mbak tolong mbak," ucap Saski tersenggal-senggal.

"Tenang dulu mbak, ada apa?" tanya salah satu resepsionis.

"Pasien atas nama Kanaya yang kemarin di ruang Aster kemana ya?" tanya Saski dengan kaki gemetar.

"Sebentar mbak.." resepsionis itu memeriksa beberapa buku dihadapannay.
"Sudah pulang mbak, sekitar satu jam yang lalu." Lanjut sang resepsionis.

"Akh..ya sudah mbak makasih," Saski sangat kecewa mendengar bahwa Kanaya sudah pulang, dia bingung harus melakukan apa kali ini.

Karena penasaran Saski mulai memutari Rumah Sakit. Dia mencoba untuk tetap tenang, kali ini dia berharap bahwa Alano masih ada disekitar sana. Dia berpikir mungkin Alano hanya tersesat.

"Permisi pak, bapak lihat anak difoto ini nggak ya?"

"Permisi buk, liat anak saya nggak? Anaknya laki-laki usia tiga tahun."

"Mbak..mbak, pernah melihat anak ini?"

"Mas..tolong, mas nya pernah liat anak laki-laki tinggi nya segini. Usianya tiga tahun, liat nggak mas? Anak saya hilang"

Berbagai pertanyaan Saski lontarkan kepada setiap orang yang berpapasan dengannya. Namun, hasilnya nihil tidak ada satupun yang melihat keberadaan Alano. Pikiran Saski semakin kalut, dia mencoba menghubungi Sarah siapa tau Alano ada dirumah.

Sarah
Hallo buk.

Saski
Rah Alan ada sama kamu kan?

Sarah
Loh..bukannya tadi pagi berangkat sama ibu. Alan nggak ada dirumah buk.

Saski
Ya Tuhan, Rah Alan hilang Rah.

Saski memutus sambungan telponnya, badannya merosot. Tangisnya pecah, dia bingung harus mencari Alan kemana lagi. Dia melirik beberapa sudut, sehingga matanya menatap satu benda.

"Iya benar, lebih baik aku periksa cctv,", monolog Saski. Dia bangkit dan bergegas melangkah menuju ruangan pemantau cctv.

"Maaf mbak kenapa lari-lari seperti ini, ini rumah sakit tolong bijak dalam berprilaku," salah satu security menegur Saski.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang