Bab 1

12 2 0
                                    

Terlihat seorang gadis bersurai hitam sedang menyisir rambut pendek-nya, tak lupa ia memakai riasan tipis dan memakai kacamata merah kesayangannya.

Gadis itu memperhatikan dirinya sendiri di depan  cermin, sempurna! Ini hari pertamanya masuk ke SMA. Jadi harus tampil maksimal.

Tap

Tap

Tap

Kaki jenjangnya menuruni satu persatu anak tangga yang terdapat dalam rumah mewah itu. Setelah sampai dibawah, dirinya langsung menuju dapur untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Dan inilah yang dia nantikan di pagi hari, saat wanita paruh baya itu sedang menyiapkan hidangan spesial untuk keluarga kecil mereka.

" Sarada-chan, kau cantik sekali "

" Mama bisa saja, ayo makan, Sarada sudah lapar "

" Baiklah, hari ini mama hanya membuat nasi goreng extra tomat. Mama baru tidur pukul 3 gara-gara Papamu ", gerutu wanita itu.

" Ehh.. memangnya Papa kenapa? ", Tanya Sarada bingung.

" Hn, cepat makan, nanti terlambat "

" Papaaa... Kau mengagetkan ku! "

Ketiga orang itu, Sasuke dan Sakura bersama putri mereka yang saat ini sudah berumur 16 tahun, Sarada Uchiha.

Keluarga kecil itu tampak menikmati acara sarapan mereka tanpa obrolan. Tentu saja itu aturan dari Sasuke, tidak boleh mengobrol saat makan. Maka dari itu hanya suara dentingan sendok yang terdengar.

Tak.

" Aku sudah selesai ", ucap Sasuke, lalu meninggalkan Sarada yang langsung memakan nasi gorengnya dengan terburu buru.

" Uhukk uhukk "

" Makan pelan pelan, sayang "

Sakura memberi air minum kepada Sarada yang langsung ditenggak habis oleh anak perempuan itu, " aku berangkat dulu mama! "

Sarada mengecup pipi Sakura dengan tergesa lalu berlari mengejar Sasuke yang saat ini tengah memanasi mobil.

" Dasar Sasuke-kun, selalu saja menggoda Sarada. Sudah tau anak itu panikan " gerutu Sakura sambil membersihkan meja makan.

.
.
.
.
.

Sarada dan Sasuke sudah tiba di sekolah, mata Sarada tidak berhenti menatap gedung sekolah barunya yang tampak keren, " Wahh.. Papa, ini keren sekali, lebih keren dari sekolah ku saat SMP ".

" Aku ingin yang terbaik untuk anakku, cepatlah masuk dan jangan nakal saat disekolah "

Sasuke mengusap kepala Sarada dengan lembut. Walaupun kadang nada bicara dan bahasa Sasuke agak menyebalkan, tapi percayalah, Sasuke sangat amat menyayangi anak gadisnya.

" Baik Papa "

Sarada mulai turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gedung sekolah, nuansa sekolahnya sangat modern dan terlihat elite, tak heran jika biaya nya pun sangat fantastis.

Sarada agak meringis saat melihat dari YungToub berapa biaya spp disekolahnya. Sangat mahal dan Sarada merasa lebih mahal spp sekolah ini daripada harga diri temannya. Upss..

" Hai Sarada! ", Teriak pemuda berambut pirang.

" Aa.. Boruto, kau sekolah disini juga ternyata? " Tanya Sarada.

" Tentu saja, dattebasa "

" Berarti kau akan menjadi senpai ku dong? "

" Ya! Ayo kuantar ke kelasmu, kebetulan kelas kita searah ", Boruto menarik pergelangan tangan Sarada, membuat Sarada mau tak mau harus mengimbangi langkah besar Boruto.

.
.
.
.
.

X IPA 2

Sarada melihat papan dari kayu bertuliskan X IPA 2 tersebut dengan keheranan. Pasalnya bagaimana bisa pemuda kuning ini tau jika kelasnya di X IPA 2.

" Tadi aku melihat di papan pengumuman, nama mu masuk di kelas ini ", Boruto menjelaskan tanpa disuruh.

" Aaa... Terimakasih Boruto ", Ucap Sarada dengan pipi yang agak merona.

" Baiklah aku akan pergi ke kelas ku. "

" Ya. "

Sarada masuk ke dalam kelasnya, masih sepi dan hanya ada 5 anak di dalam. Sarada berjalan ke bangku paling pojok, agar jika dia bosan, dia bisa bersandar pada dinding.

" Salad- chan "

" Ehh.. Inojin, kau bersekolah disini? "

Pemuda pirang itu, Inojin menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cengengesan, " Ehehe.. habisnya Ayahku bekerja disini sebagai guru seni, makanya aku sekolah disini agar Ayah bisa mengawasiku sekalian. "

" Ohh begitu... "

" Aku duduk dibelakangmu ya Salad- chan. "

" Silakan saja. "

Tetttt....

Bel masuk berbunyi dan siswa siswi mulai memasuki kelas masing masing, seorang guru tampan masuk ke kelas Sarada dan memperkenalkan dirinya sebagai Konohamaru, wali kelas mereka.

.
.
.
.
.

Istirahat pun tiba. Sarada menghentak-hentakan kakinya kesal, sejak tadi dia belum memiliki teman baru, mungkin karena sifatnya yang agak cuek.

" Salad- chan, kau baik-baik saja? " Tanya Inojin.

" Tidak apa, aku hanya merasa agak kesal, karena dari tadi aku belum mendapat teman baru ", Sarada menggembungkan pipinya lucu. Dan dengan isengnya, Inojin menarik pipi Sarada gemas.

" Ahh... Inojin! Sakit tau! Sini kau zombiee!!! "

Dan pada akhirnya mereka kejar-kejaran seperti anak anjing.

" Sudah Inojin. Aku tak kuat lagi, ayo traktir aku makan dikantin. "

" Baiklah... "

Inojin pasrah, dia begitu menuruti permintaan sahabatnya, dia tidak pernah bisa menolak Sarada.

Sampai dikantin mereka bergabung bersama Boruto, Shikadai, dan Mitsuki. Boruto memanggil pelayan lalu memesan beberapa makanan untuknya dan teman-temannya.

" Dia manis sekali " ucap Sarada sambil menatap punggung pelayan itu.

" Tapi Sarada tetap nomer satu dihatiku ", Boruto mengatakan itu sambil menopang dagu dengan menggunakan sebelah tangannya, tak lupa alisnya ia naik turunkan untuk menggoda Sarada.

Sarada mengeryitkan alisnya, wajahnya memerah, lalu, " Gombalan sampah, dasar Boruto! ", Memaki boruto dan memalingkan wajahnya.

" Ya benar kata Boruto, Sarada- chan yang paling cantik di sekolah ini, mungkin kau akan segera menjadi primadona ", mitsuki berbicara dan Shikadai mengangguk membenarkan.

" Permisi. Bolehkah aku duduk bersama kalian? "

Tepat dihadapan mereka, perempuan bertubuh gempal dengan kulit coklat eksotis sedang tersenyum kearah mereka sambil membawa sebuah nampan makanan.

" Tentu, kau bisa bergabung bersama kami, duduklah " Sarada memberi tempat untuk anak itu.

" Namaku Chocho, kuharap kita bisa berteman baik. Maaf aku duduk disini, tempat duduk yang lain sudah penuh. " Chocho menundukkan kepalanya namun agak mencuri pandang kearah Boruto.

" Tak masalah, Namaku Shikadai. " Shikadai agak memalingkan muka nya, namun Sarada melihat muka Shikadai agak gugup dan salah tingkah.

" Aku Sarada "

" Aku Mitsuki "

" Aku Inojin "

" Aku Boruto "

Dan pada saat itu Chocho langsung menatap ke arah mata sebiru lautan milik Boruto. Boruto tersenyum hangat membuat Chocho semakin merona.

.
.
.
.
.

Tbc.


Hallo guys, cerita ini di publish ulang di akun yang baru, dan ada sedikit perubahan alur cerita ya. Semoga kalian suka, jangan lupa vote and comment ya




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang