SHUT DOWN [1] [BBB]

#4 - kiss

༶⁠ ༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠༶⁠

"DIONNNN!!!!!"

...........

"Shiaa! apa yang terjadi dengannya?" gumam Tee yang mendengar teriakan Vionz dari lantai atas.

"DIONNN! DI MANA KAU HA?!" teriak Vionz membuat suasana pagi di rumah menjadi rusuh.

"DIONNN!"

"Ada apa?" sahut Dion bersandar di meja makan.

Vionz langsung memukulnya berkali-kali dengan kesal.

"ERGHHHH SHHHT APA YANG KAU LAKUKAN HA?!" Dion berusaha menahan tangan Vio.

"Ergh ergh ergh ergh! rasakan ini emhh!"

"Shhh!"

Dion mengangkat Vio ke gendongannya, mendudukkannya di atas meja makan dan menatapnya dengan geram.

"Emg!" Vio berusaha mendorong Dion dari hadapannya.

Dion memukul meja dengan keras menggertaknya.

"Heghh!" Vio terkejut dan menunduk takut.

"Dion Dion!" Tee menarik Dion menjauh.

"Khun-nu, ada apa? kenapa kau sangat kesal?" tanya Tee.

Dion menatap vio dari kejauhan.

"KALIAN SEMUA KELUAR KECUALI KAU!" Vio menunjuk Dion.

Semua orang keluar dari ruang makan kecuali Dion.

"Ada apa ha? kau tidak bisa berbicara ya?" tanya Dion dengan kasar.

"Berhenti menatapku!" Vio turun dari meja.

"kau menciumku tadi malam!. Coba jelaskan apa maksudmu melakukanya!" ucap Vionz menunjuukkam ekspresi mahalnya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menciummu"

"Apa?! berani sekali kau!"

"Untuk apa aku takut melakukannya?" Dion berjalan mendekat.

"Aku ini tuan muda di rumah ini! jangan macam-macam!"

"Memangnya siapa yang bisa menghentikanku? apa kau bisa?" Dion mendorong Vio ke sofa.

"Aku tidak pernah takut dengan apapun atau siapapun." ucapnya menatap vio sangat dekat.

"Kalau kau menciumku sekali lagi aku akan...."

"Akan apa?"

"Aku akan memukulmu sampai kau pingsan!" ucap Vio yang sebenarnya kehabisan kata-kata. Dion terus menatapnya membuatnya jadi gugup.

"Oh ya? mari kita lihat."

Dion mencium bibir Vio dan melumatnya sambil mencengkram pergelangan tangan Vio.

"Emghhpp" Vio berusaha menolak lumatan itu.

Tapi itu percuma saja, Dion benar-benar menguncinya.