Kantin

13 8 0
                                    

Tepat jam tujuh malam, mereka menyudahi acara menonton tayangan film.

Sudah makan malam. Tepat sekali, seperti permintaan Arvino tadi. Kali ini Fashakira yang memasak.

Gadis itu masih ingat masakan favorit lelaki itu, ayam rica-rica dan sayur bening bayam. Sudah seperti pasangan suami istri saja pikirnya tapi dia dengan senang hati melakukan itu, lagipula tidak susah jika hanya memasak dua menu itu.

Keduanya makan malam begitu tenang, meresapi atmosfer di sekitar mereka.

Tetap saja lelaki itu tidak diam begitu saja, dia mengingat jelas Fashakira didalam ingatannya.

Selalu memperhatikan gerak gerik gadis itu dengan saksama terkadang tersenyum simpul. Padahal mereka duduk berhadapan tanpa melirik pun Arvino bisa memandangi gadis itu dengan puas. Jika Fashakira sadar tengah di perhatikan seperti itu dia akan merasa seperti di kuntit oleh seseorang. Tapi ini berbeda, orang itu adalah Arvino Danendra yang selalu bisa membuat seorang Fashakira Ayudia menampilkan senyum indahnya.

***

"Gimana keadaan lo Sha? Udah baikan?" Inggrid menanyakan hal itu saat mereka berada di kelas.

Padahal dia ingin menanyakan hal itu semalam ya namanya teman yang sangat dekat dia wajar merasa khawatir. Namun mengurungkan niatnya ketika dia mengetik satu pesan ternyata bertanda ceklis satu.

Semalam Fashakira tidak bisa dihubungi lantaran tengah fokus dengan kegiatan yang dia lakukan bersama Arvino.

Bahkan, gadis itu lupa dimana meletakan ponselnya berada dan saat ketemu pun dia segera merebahkan dirinya, setelah itu menggapai indah mimpinya pada malam hari.

"Nih liat gue udah ada di hadapan lo artinya gue udah baik-baik aja." ucap Fashakira merentangkan tangannya sambil tersenyum sumringah.

"Lo kemana aja semalem gue chat ceklis satu? Tumben banget ga biasanya lo gini." Inggrid masih melanjutkan obrolan itu.

"Biasanya juga telponan sampe jam dua belas malem sama doi virtualnya haha." Raina menimpali oborolan mereka.

"Suttt diem udah deh gausah bahas bahas dia, gue di ghosting. Padahal dia yang ngedeketin dia juga yang ninggalin, emang gue tuh pantes banget kayanya di jadiin pilihan kedua." ucap Fashakira dengan wajah yang dibuat memelas.

"Yang penting sih lo jangan sampe jatuh cinta itu artinya lo cuma bisa cinta sama ekspektasi lo sendiri." Angela yang entah darimana datang tiba-tiba dan mendengar obrolan mereka.

Walaupun terdengar ga bermanfaat tapi mereka ini masih remaja, fase dimana mereka mulai tertarik dengan lawan jenis.

Ya, tapi itu, jangan sampai kamu mencintai dengan orang yang bahkan wajahnya pun belum pernah kamu temui secara langsung.

Itu akan sangat menyakitkan!

Apalagi jika dia sudah memiliki kekasih di kehidupan aslinya.

Selama masih muda, tidak ada salahnya seleksi dulu tapi jangan pernah main-main dengan membawa perasaan itu akan membawa kamu ke dalam kesakitan yang luar biasa.

Jam pelajaran pertama dimulai, mereka belajar Sejarah ya ini adalah mata pelajaran kesukaan Fashakira dia tidak akan pernah mau melewatkan ini.

Pantas saja dia terjebak dengan masa lalunya. Tapi bukan itu poinnya, dia sangat suka mengamati suatu hal.

Saat ini mereka tengah berdiskusi dan itu melibatkan ponsel masing-masing. Notifikasi berbunyi dari ponsel Fashakira.

'Kalo ke kantin jangan lupa temuin gue'

Isi pesan yang tak lain dari Arvino. Kenapa dirinya tidak bisa menjauh dari lelaki itu Fashakira sendiri pun bingung, pasti ada saja hal yang membawanya menemui lelaki itu.

"Nicko suruh kita nemuin mereka dikantin, tempat biasa ya." Angela memberitahu hal itu pada yang lain, dia tidak tahu kalau Fashakira lebih dulu mendapatkan kabar itu.

***

Berada di kerumunan banyak orang membuat siswa sekolah itu berdesakan.

"Angela! Awas!"

Hampir saja! Angela tersiram jus yang berada di tangan Poppy.

Untung saja Nicko dengan cepat menarik pelan dirinya dan jus itu jatuh mengenai lantai bukan dirinya.

"Lo emang sengaja ya?" Raina memicingkan matanya saat menatap Poppy.

"Udah Na, nanti makin besar masalahnya, duduk yuk!" Inggrid meraih tangan Raina lembut dan mendudukan dirinya di sebelah Fashakira.

Arvino dan yang lainnya hanya menjadi penonton, entah apa yang sedang di rencanakan Poppy kali ini. Semoga saja mereka bisa melindungi ke empat gadis cantik yang kini berada di hadapan mereka.

Fashakira terdiam, kalau Angela tidak berada di sampingnya mungkin saja tumpahan itu mengenai seragam putihnya.

Hening.

Tidak ada percakapan apapun.

"HUANJENGGG!" Tiba-tiba Akmal bersin mengagetkan mereka bahkan orang yang berada di seberang mereka sampai menoleh.

"Udah udah mending makan dulu, makanan enak gini kasian kalo cuma di liatin doang lagian juga si Yoga ini yang bayar." Dia langsung mengambil semangkok mi ayam bakso best seller  yang berada di depannya.

"Lah kok gue?" Tangan Yoga yang baru saja ingin mencapai piring nasi goreng terhenti seketika.

"Kalo dapet rezeki lebih tuh ya harus dibagi-bagi kawan, kan hadiahnya lima juta ya ga?" Bisma menimpali dan mengangkat kedua alisnya.

Arvino hanya diam memandang ketiganya dia sedang memakan nasi goreng dengan tenang seperti tidak peduli karena setelah pulang sekolah kemarin pun dia berada di rumah Fashakira.

"Hadiah apaan lima juta? Gue aja dapet tiga ratus ribu." papar Yoga.

"Udah makan cepetan kalo ga semua makanan gua masukin ke mulut lo!" ujar Nicko dengan sebal.

Kebetulan kebaikan sedikit berpihak pada Yoga dia menang juara dua saat balapan semalam. Kalau sampai orang tuanya tahu langsung dimasukin ke asrama dan itu adalah hal yang paling dia takuti.

Remaja cantik yang berada di lingkaran itu hanya menatap diam tingkah laku mereka. Makan saja perlu banyak bicara dulu, pikirnya.

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang