]21[ Gundah

47 6 0
                                    

#FazaWiringMarathon
#eventmenulisfaza
#fcp

CHAPTER 21

Haiiiii, ketemu lagi ><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiiii, ketemu lagi ><

Gimana perasaanya, nih?

Udah siap baca?

Hehe, sebelumnya jangan LUPA vote dan komennya ya kwan kawan

Italic/tulisan miring = masa lalu

Selamat Membaca
¤   ¤   ¤   ¤   ¤   ¤   ¤   ¤   ¤



"Lima belas juta?!"

"Uangnya dari mana?!"

Seorang remaja lelaki yang duduk di depan laptop melayangkan kalimat tentangan kepada pria tua. Pria itu duduk di kursi dekat ruang tamu. Sebelumnya Dheo meminta Dava untuk menyerahkan formulir pendaftaran agar ditandatangani. Namun, pria alias Ayah malah menyulut emosi sang anak.

"Halaaah! Bisanya dicari itu!" ucapnya terkesan meremehkan.

"Boleh! Asal jangan kak Any yang bayar aku ikut aja!" balas Dheo.

"Kalau enggak, lima juta aja. Yang namanya jalur mandiri milih siapa yang nyumbangin uang pangkal terbesar. Kalau nol mah, mau nilai kamu bagus juga gak bakalan lolos!"

Wajah lelaki itu tampak memerah. Sebulir cairan bening perlahan menetes melintasi pipi. Sementara tangannya sudah terkepal. Kepalanya pun ia tundukkan dan menjadikan laptop sebagai penutup agar tangis kecilnya tak terlihat.

"Oh ya, ini kamu milih jurusan pendidikan sosiologi sama sejarah? Mau jadi guru, ya?" Ayah bertanya sambil melihat remeh formulir pendaftaran sang anak.

Ketika mendapat pertanyaan sensitif, Dheo segera menyeka buliran air mata dengan punggung telapak tangannya. Sesudahnya ia menjawab, "Gak. Aku rencana mau 'semi-gapyear. Itu cuma tumpuan dasar aja."

Kerutan di dahi Ayah timbul. Pria itu melirik sang anak dan bertanya perihal istilah yang baru saja disebut Dheo. Ia bingung dengan istilah itu.

"Aku kuliah, tapi tahun depan coba lagi ikut ujian 'SBMPTN'," jelas Dheo, tetapi mendapat anggukan kecil dari sang ayah.

Seusai peristiwa tersebut, Dheo kembali bertanya pada Ayah. Ia bertanya apakah 'uang pangkal' yang akan disumbangkan diubah atau tidak. Lantas Ayah menjawab "iya" dan menyuruh kedua anaknya itu untuk mengulang mencetak formulir.

Walau hati menggertak, emosi yang hampir menguasai diri, Dheo tetap melakukan saran dari ayahnya. Dalam laman pendaftaran ia kembali mengubah besaran uang sumbangan. Pada akhirnya ia memilih angka "lima juta" agar tak membebankan siapa pun. Setelahnya lelaki berkaos ungu itu menyuruh sang abang untuk mencetak ulang formulir pendaftaran tersebut.


Topeng Untuk Luka [ END/TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang