Pertemuan

859 50 17
                                    

Rasa nyeri menyerang Kyuhyun. Hidungnya teracung. Serigala dalam dirinya tiba-tiba mendengking. Dari jarak ribuan kilometer, ia merasakan sakit yang menusuk-nusuk Ryeowook seakan rasa itu menusuk dadanya sendiri.
Ryeowook sedang menangisi anjingnya lagi.
Minggu lalu, setelah bertahun-tahun mencari, akhirnya tanpa sengaja ia menemukan Ryeowook. Kyuhyun memang belum berkenalan langsung dengan namja itu. Namja itu baru saja pindah praktek ke kota ini.

Ryeowook, empath kawanan serigala yang telah lama hilang.
Kyuhyun menarik nafas dalam-dalam, meronta-ronta untuk mempertahankan jati dirinya saat tenggelam sepenuhnya kedalam pikiran Ryeowook. Emosi Ryeowook menjadi emosinya.

Kyuhyun tidak suka ini--terbuka, rapuh, dan terekspos. Kyuhyun mengingatkan diri bahwa Ryeowook lah yang merasakan itu, bukan dirinya. Tidak seperti Draicara nya, Kyuhyun dapat menjaga emosi yang ia rasakan.

Ryeowook bersandar ke bak cuci piring, mencengkram tepiannya hingga buku-buku jarinya memutih. Air mata mengalir menuruni pipi tembam Ryeowook. Berusaha untuk menahan, dia sudah berusaha agar tidak membuat sedih binatang yang sedang dirawatnya. Tapi rasa duka itu menyerbunya bagai ombak yang memuncak. Ryeowook menundukkan kepala di atas bak dan menangis tersedu.
Kyuhyun berjuang menahan air matanya sendiri.
Akhirnya Ryeowook memercikkan air dingin ke wajah, lalu mengeringkannya. Memaksakan senyum bergetar diwajah dan pergi menemui pasiennya. Anjing cokelat kecil itu mengangkat kepala.
Diseberang lantai putih dapur Ryeowook, kecoa cokelat kecil bergegas, kemudian mematung. Kyuhyun menegang, kecoa itu bisa saja morph yang menyamar dan datang untuk membunuh Ryeowook. Tapi kecoa itu tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berubah bentuk. Setelah satu menit kyuhyun mengendurkan otot-ototnya. Hanya serangga biasa, pikirnya.

Kyuhyun dapat merasakan kejijikan Ryeowook. Ia mengira namja itu akan berteriak, dan memukul si kecoa dengan sapu. Sebaliknya, ia merasakan langkah kaki Ryeowook mendekati serangga menjijikan itu. Ryeowook mengambil toples di atas meja, mengurung kecoa itu, lalu membalikkan toples. Dengan cepat, Ryeowook membebaskan si kecoa keluar. Melalui kedua mata Ryeowook, Kyuhyun memperhatikan kecoa itu merayap diatas tanah.
Kyuhyun menganga.
Ia mendengar anjing yang Ryeowook namakan Kiki menggonggo lemah sebagai protes. Benar, teman, Kyuhyun menyetujui. Aku juga akan membunuhnya. Pikir Kyuhyun

"Kau tahu peraturannya, Kiki. Semuanya hidup" kata Ryeowook dengan lembut. " bahkan kecoa. Aku bersumpah untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain. Selamanya"

Sial. Ini akan lebih sulit daripada yang ku bayangkan, pikir Kyuhyun. Bagaimana bisa dirinya mengubah Ryeowook menjadi senjata terlatih dan siap membunuh morph bila serangga saja dia selamatkan?

Kyuhyun kembali menarik nafas dalam-dalam, memutuskan hubungan dengan begitu luwes sampai ia dapat mendengarnya putus. Kyuhyun menjatuhkan kepalanya ke bantalan daun-daun mati dan lumut tebal.

~~~~~

Ryeowook tertidur di tempat tidurnya yang berukuran besar dilantai atas, memimpikan nafas hangat di tengkuknya, otot-otot kuat memeluknya kencang.
Gigi-gigi putih menggigiti kulitnya dengan erotis, diikuti jilatan panjang, dan pelan. Sesuatu yang basah menyentuhnya di bagian bawah yang paling pribadi. Ryeowook bergerak-gerak gelisah. Ryeowook mengerang ketika dua tangan besar, dengan bulu-bulu halus, memilin nipplenya.
Kau menginginkan lidahku. Disana.
Milik Ryeowook menegang, merindu. Hampa. Mendamba. Panas. Please.
Apa yang kau mau?

Kau didalamku. Kumohon. Penuhi aku. Selamanya.

Aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan. Dan lebih. Ryeowook.

Ryeowook terbangun dengan kaget, mencengkram seprai. Keringat membasahi wajahnya, dan piyama berwarna ungu yang ia pakai. Namja itu berada di dalamnya, lagi. Kekasih dalam mimpinya.

Kehadiran namja itu masih terasa, bagai gerakkan perlahan tangan namja itu pada tubuh telanjang Ryeowook. Lembut seperti belaian kekasih, penuh gairah. Menuntut. Panas. Bahu yang bidang, bibir tebal namja itu lihai menciumi sekujur tubuhnya.

Ryeowook berdiri dengan kedua kaki goyah. Dua jam tidur dan masih belum berhasil istirahat. Ia tersiksa oleh mimpinya yang erotis, mengganggu, meninggalkannya dalam keadaan gelisah dan penuh hasrat.

Kyuwook←

Ryeowook berdiri didepan bar. Keraguan menyerang Ryeowook. Apa yang ia lakukan disini? Ia tidak suka minum-minum. Tapi sesuatu menggerakkan tubuhnya hingga ke tempat ini. Dengan alasan terlalu banyak malam ia habiskan sendirian. Sedikit pesta mungkin akan membantu. Ryeowook menguatkan hati, dan berjalan mendekat.
Bar itu sesak, orang-orang duduk disofa, merokok, minum, mengobrol, tertawa. Ryeowook berjalan ke meja bar dengan kepercayaan diri lebih. Duduk di salah satu kursi disana. Lalu sosok namja itu tertangkap matanya. Jantung Ryeowook berdetak tak menentu. Ia terus menatapnya.

Kaus hitam ketat dan jins biru serasa pas ditubuhnya. Beberapa helai rambut cokelat terjuntai di dahinya. Matanya, oh, mata itu menuntut perhatian Ryeowook. Ekspresif dan berwarna cokelat gelap, kedua mata itu dalam dan menggetarkan jiwa.

Tatapan namja itu berayun ke sekitar, mengunci kedua mata Ryeowook saat mereka bertatapan. Untuk sesaat Ryeowook lupa bernafas. Tangannya terangkat ke leher. Hasrat, tajam dan dalam, membanjirinya. Sesuatu berdenyut di antara kedua pahanya.
menggelikan. Terangsang karena orang asing di bar. Pikir Ryeowook

"Ada tempat disini?" Namja bertubuh tinggi itu muncul dengan tiba-tiba. Ryeowook mengangguk ragu.

"Minum?" Tanya namja tinggi itu. Suara dalam, halus, seperti melodi. Ryeowook tidak suka orang asing membelikan minuman untuknya. Namja itu mengangkat sebelah alisnya.

"Kau bayar sendiri. Aku yang akan memanggil bartendernya. Setuju?"

Cukup adil. Pikir Ryeowook

"pinot noir" pilihan Ryeowook

"Pilihan bagus" gumam namja itu. Ia memberi sinyal. Seorang bartender mendekat kemudian, gelas bundar dengan cairan merah delima tersaji di hadapan Ryeowook.
Namja tinggi itu mengangkat gelasnya "untuk kecantikkan alami" gumamnya. Mereka mendentingkan gelas dan minuman.

"Biasanya aku tidak suka berada di tengah orang banyak dan asing, tapi pemandangan dikamarku membosankan" namja tinggi itu bercerita.

Ryeowook diam. Ia tidak suka menanggapi orang asing. Walaupun namja ini tampan. Kalau ia normal tentu tidak akan terjerat pesona namja tinggi ini. Tapi keadaannya adalah dirinya memiliki orientasi menyimpang.

"Cho kyuhyun" kyuhyun memperkenalkan diri. Meski sebenarnya namja itu sudah tahu nama Ryeowook.

"Kim Ryeowook" ia menyambut uluran tangan kyuhyun. Aliran listrik mengejutkan Ryeowook, arus murni yang panas. Kyuhyun menyapukan bibirnya ke punggung tangan Ryeowook. Ciuman singkat, tapi membius.

"Kau kesini untuk berlibur?"

Kyuhyun tersenyum "menemui teman. Dia tidak tahu aku datang" sebaris gigi putih terpampang "ini kejutan" lanjutnya

"Hanya teman?" Tatapan mata Kyuhyun seakan membakar mata Ryeowook.

"Kami akan menjadi lebih dari sekedar teman sebelum malam ini berakhir. Aku namja yang sangat gigih"

"Dan bagaimana kau dapat melakukan itu? Merayunya? Bagaimana kalau dia tidak suka di rayu?" Ryeowook menantang

"Tidak jadi masalah. Karna jika aku sudah melihat sesuatu yang kuinginkan. Aku akan mengejarnya tanpa henti, sampai dia menyerah" Ryeowook melihat ke gigihan di mata cokelat Kyuhyun.

"Saat kau berhasil menangkapnya, mengapa dia harus menyerah?"

"Aku akan katakan padanya bahwa dia lah segalanya dalam hidupku. Bahwa aku akan mati bila tidak bercinta dengannya. Dia begitu sempurna, mungil dan cantik. Aku akan menjaganya dengan amat, sangat ahli"

Namja ini terdengar begitu akrab. Pasti karena otakku yang sudah tersiram alkohol, pikir Ryeowook.

"Seberapa ahli? Kau harus sangat ahli" tantang Ryeowook.
Kyuhyun mencondongkan badan mendekat sampai Ryeowook dapat merasakan hembusan nafas kyuhyun di hidungnya.
"Percayalah. Aku ahli. Amat, sangat ahli"

Rasa panas melanda tubuh Ryeowook. Ia tenggelam dalam tatapan Kyuhyun yang melelehkan. Kyuhyun memandangnya seakan dirinyalah namja yang di maksud.

The EmpathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang