Lima hari kini telah berlalu. Kini sudah tepat seminggu setelah kejadian yang melibatkan Zechs terjadi. Aku telah bersiap untuk pergi ke lembah Austen bersama Ryoba dengan kereta kuda istana. Kami tidak sendirian, ada sekitar sebelas prajurit yang menjadi pengawal dan Alger termasuk di dalamnya. Karena menggunakan rombongan kecil maka perjalanan kami tidak memakan waktu lama. Kami menghabiskan waktu empat jam dari Elven hingga sampai ke lembah Austen.
Lembah Austen berada sekitar seratus tiga puluh tiga kilometer dari Elven dan berada di dunia bawah. Kami harus melewati beberapa portal untuk sampai ke tempat ini. Austen adalah sebuah padang luas dengan tebing kapur kokoh yang berdiri di sisi-sisinya. Tempat ini adalah saksi bisu betapa dahsyatnya kekuatan Asmodeus dan Lucifer saat akhir perang besar terjadi. Masih terlihat bekas-bekas pertempuran besar itu dengan bekas tebasan, cakaran dan hantaman masih terlukis di beberapa bagian tebing kapur. Tempat ini begitu luas namun entah mengapa selalu mengeluarkan aura gelap yang besar. Sinar matahari seakan tidak mau menyentuh tempat ini, awan mendung yang sangat tebal menutupi langit layaknya sebuah payung besar.
Dunia bawah memiliki karakteristik layaknya dunia manusia namun dengan dua matahari kembar, bulan berwarna merah darah dan langit yang berwarna merah gelap. Dunia bawah dihuni oleh para iblis dari berbagai tingkatan dan juga monster dengan berbagai level.
"Semua berhenti!!!" Alger memberi arahan untuk menghentikan laju rombongan kami. Kereta yang kutumpangi bersama Ryoba kini telah berhenti bergerak.
"Kita telah sampai yang mulia" Alger menunjuk kearah Zechs dan rombongannya yang terlihat di kejauhan. Berbeda dengan kami yang menggunakan kereta kuda, Zechs terlihat menaiki seekor naga dan para pengikutnya menunggangi Dark Pegasus.
Kami turun dan mengistirahatkan kuda yang nampaknya sudah kelelahan. Kami melanjutkan dengan berjalan kaki menuju titik kumpul yang berbentuk seperti panggung besar dengan bola energi berwarna putih yang melayang di tengahnya.
"Ternyata nyalimu besar juga... aku pikir kau tidak akan berani untuk menunjukan batang hidungmu" Zechs terkesan meremehkanku.
"Untuk apa aku harus takut dengan orang sepertimu? Aku yakin kau bahkan tidak sekuat itu" Aku membalas perkataan Zechs dengan juga meremehkannya.
"Kau!! Akan ku buat kau menyesali perkataanmu itu"
Kami sama-sama mengarahkan tangan kearah bola energi yang ada di tengah panggung dan bersiap mengucapkan sumpah sebelum duel dimulai.
"Aku Zechs Marquise siap memulai duel dengan bersungguh-sungguh dan tidak akan mengambil dendam jika saja nyawaku melayang dalam duel suci ini"
"Aku Alexander Diablo siap memulai duel dengan bersungguh-sungguh dan tidak akan mengambil dendam jika saja nyawaku melayang dalam duel suci ini"
"Juramentum!!!" Aku dan Zechs bersama-sama mengucap kata itu dan sekarang kami telah resmi bersumpah dalam duel. Bola sihir yang awalnya berwarna putih kini berubah menjadi bola berwarna merah darah dengan simbol sihir di tengahnya. Bola sihir ini juga sempat mengeluarkan gelombang kejut yang cukup terasa.
Aku dan Zechs segera berjalan ketengah-tengah lapangan yang cukup jauh dari panggung untuk bersiap memulai duel. Saat aku menoleh kebelakang, terlihat Ryoba yang sepertinya sangat cemas. Aku hanya berharap bisa melihat Ryoba untuk yang terakhir kalinya jika saja ini menjadi hari dimana aku akan kehilangan nyawa. Akhirnya kami sudah berada di tengah lapangan nan luas ini, Ryoba dan para pengawal yang kini berjarak sangat jauh terlihat seperti semut.
"Mbeeekk~" Ryoba dan Alger terkejut mendengar suara seekor kambing berukuran besar yang tiba-tiba berdiri di samping mereka.
"AHHH!!! KAMBING!!!" Ryoba menjerit karena terkejutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Would You Do If Your Girlfriend Was A Succubus..??? [ END ] ( Book 1 Of 3 )
RomanceElven city, siapa sangka aku akan mendapat sesuatu yang sangat menarik saat pertama kali tiba di tempat ini. Apakah ini sebuah kesalahan? Ataukah sebuah takdir? Aku akan menjaganya dengan segenap tenaga, akan kubuat dia tertawa dan suatu saat nanti...