Leherku dicekik dengan sangat keras. Oksigen bahkan terasa seperti ditolak untuk masuk. Tubuhku dibanting dan berulang kali ditekan ke arah perisai energi.
"MATI! MATI! MATI! MATILAH ALEXANDER!!" Zechs dalam wujud Kirin terdengar sangat kesal. Dia tanpa henti membanting tubuhku.
*Krakk Krakk Krakk*
Perlahan tapi pasti, tubuhku mulai hancur. Tulang-tulangku mulai patah, darah segar mengalir deras dari tubuhku. Pandanganku semakin gelap, warna merah darah memenuhi isinya. Aku tidak dapat melihat, tidak dapat bergerak dan tidak dapat melawan.
"ZECHS!!! SUDAH CUKUP!! LEPASKAN ALEX!!" Ryoba mencoba menghentikan Zechs. Suaranya lirih dipenuhi rasa sakit.
"HAA?! APA MENURUTMU AKU PEDULI?! TENTU TIDAK!!!" Zechs terus membanting tubuhku, perlahan perisai energi mulai retak dan melemah.
Aku merasa tubuhku telah hancur. Darahku mewarnai perisai pelindung layaknya cat tembok. Tubuhku sudah tidak terasa lagi, aku tidak mampu merasakan apa-apa.
"KAU INGIN KEKUATAN?!"
"KAU INGIN MENANG?!"
"KAU INGIN BERSAMANYA LAGI?!"
Zech terus menghantam tubuhku di perisai pelindung. Perisai itu semakin retak dan semakin melemah. Hingga akhirnya...
*Prannkk*
Akhirnya perisai itu pecah dan kini tidak aktif lagi. Ryoba dan semua orang di dalamnya terkejut bukan main. Mereka terlihat takut dengan Zechs yang berwujud monster nan ganas. Banyak dari pengawal Ryoba dan Zechs yang kabur menyelamatkan diri dan kini hanya tersisa Ryoba, Alger, Asmodeus, Lucifer dan sisa-sisa pengawal yang tak mampu kabur karena terlalu takut.
"Hen... hentikan... sudah cukup kan!! Kau sudah mengalahkannya... lepaskan dia... kumohon..." Ryoba bersujud memohon agar Zechs melepaskan tubuhku yang sudah terkulai lemas tak berdaya.
"HAHAHA!!! SESUAI KEINGINANMU" Zechs meremas tubuhku dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mulai menyentuh pipiku.
"Ap-apa yang akan kau lakukan... TIDAK JANGAN!!!" Ryoba seperti paham dengan apa yang akan Zechs lakukan. Dia berteriak sembari berlari kearah Zechs dengan tangan yang siap meraih tubuhku.
"SILAHKAN MENYAKSIKAN KEMATIAN PRIA KESAYANGANMU!!!" Zechs meremas tubuhku lebih kuat dan tangan kanannya menggenggam kepalaku.
*Krakkk*
Rasa sakit kini telah hilang. Aku tidak merasakan apa-apa lagi, semua menjadi gelap. Alexander telah tewas, lehernya dipatahkan dengan mudah oleh Zechs layaknya tusuk gigi.
"Ti... TIDAKKKK!!!" Ryoba menjerit sekuat tenaga, air matanya tak lagi terbentung. Dia jatuh berlutut dihadapan Zechs tanpa harapan. Dia menangis sejadi-jadinya. Dia terlihat sangat putus asa.
"KAU INGIN KEKUATAN? KAU INGIN MENANG? KAU INGIN BERSAMANYA LAGI? KORBANKANLAH JIWAMU KEPADAKU!!" Sebuah suara membangunkanku di sebuah tempat dimana hanya ada kegelapan dan kesunyian. Tempat ini terasa begitu hampa, tanpa suara dan tanpa rupa.
"Aku dimana? Apa aku sudah mati?" Aku kebingungan. Hal terakhir yang kuingat adalah saat Zechs mematahkan leherku tepat di hadapan Ryoba.
"SELAMAT DATANG... KAU TIDAK PERLU TAU INI DIMANA. NAMUN YANG JELAS KAU TELAH MATI" Sebuah suara terdengar entah dari mana dan menggema di seluruh tempat. Suara berat dengan distorsi yang membuatnya bergetar.
"Kau siapa?"
"AKU?! KAU TIDAK PERLU TAU... YANG JELAS AKU INGIN MENAWARKAN SEBUAH KESEPAKATAN KEPADAMU... APAKAH KAU TERTARIK?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What Would You Do If Your Girlfriend Was A Succubus..??? [ END ] ( Book 1 Of 3 )
Storie d'amoreElven city, siapa sangka aku akan mendapat sesuatu yang sangat menarik saat pertama kali tiba di tempat ini. Apakah ini sebuah kesalahan? Ataukah sebuah takdir? Aku akan menjaganya dengan segenap tenaga, akan kubuat dia tertawa dan suatu saat nanti...