#PROLOG

7K 173 2
                                    


happy reading

......

 

"Kalo semisal ada gempa tapi lo belum make bedak belum make lipcream, lo mau lari gak na? Kalo gue sih ogah, ya kali lari dengan keadaan penampilan awur-awuran!" Pernyataan ngawur yang di ucapkan dari gadis yang sedang asik membenarkan pita rambut nya itu membuat teman di samping nya itu menatap nya heran, heran karena teman nya itu entah spesies apa

Aline memutar bola matanya malas "Malaikat ga liat penampilan Lo sel, tapi liat pahala Lo!" Gadis itu lalu menyemprotkan parfum ke baju nya lalu menaruh lagi di tas mukenah nya, mereka memang biasa setelah melakukan sholat dzuhur pasti akan tacap tipis-tipis demi menjaga penampilan Tetep cantik di depan pacar nya nanti

"ye kampret bener lo lin" sella lalu ikut membereskan barang-barangnya itu setalah merasa cukup rapi, ia tidak ingin dandan yang terlalu menor takut-takut nanti di marahi lagi dengan guru kesiswaan

"Ayo deh cepet langsung ke kantin aja, udah laper nih istirahat tinggal 25menit lagi"

"Ayok, cowok gue udah di sana pasti" Alin memutar bola matanya malas, sudah bisa di pastikan kalau ia akan di tinggal sella lagi, karena pastinya sella kalau sudah bertemu pacar nya seakan lupa dunia

keadaan kantin cukup ramai seperti biasanya di jam-jam istirahat kedua seperti ini "sayang" Niel melambaikan tangannya ke arah sella, sontak gadis itu menarik lengan alin untuk ikut bersamanya

"Buset, ni bocah bucin gak tau tempat memang" Arlan geleng-geleng melihat kelakuan teman nya yang bucin aku itu

"Dih iri aja Lo" Niel berdiri dari duduk nya dan mengandeng tangan pacar nya itu untuk duduk pisah dengan teman-teman nya, lebih tepatnya is tidak ingin di ganggu

Seperti dugaannya alin di tinggal lagi itu sudah biasa bagi lain, ia memilih untuk memesan makanan nya dan duduk sendiri. iya tidak marah dengan teman nya yang bucin akut itu, ya bisa di bilang ia memaklumi nya

"Gak mau gabung sama kita aja lin?" Alin menoleh ke arah dewa yang duduk di sebrang nya bersama teman-temannya itu, alin hanya tersenyum tipis dan menggeleng "gak usah gue di sini aja"

"Sini Lin gue temenin ya" dewa menarik kerah baju arlan tau taktik cowok buaya itu ingin menganggu alin lagi "diem lo sat, alin gak selera makan nanti malahan ada lo"

"Ye bangsat banget lo wa, gak support sistem banget jadi temen "

"Ck, berisik lo pada" Ezra membuka earphone di telinga nya, walau sudah di sumpel earphone bising dari teman-teman masi saja terdengar

Darel membuang nafas lelah "udah diem kasian alin Nani keselek denger ocehan lo berdua" di samping sana alin hanya tertawa kecil melihat nya, lalu melirik ke arah Ezra yang seperti nya sedang sangat sibuk dengan ponselnya namun tiba-tiba pandangan ezra melirik ke alin karena merasa di perhatikan lebih tepatnya eye contac

-----


"Lin gue duluan ya? soalnya Niel udah nunggu di parkiran"

"Iya, hati-hati lo"

"lo juga hati-hati balik nya, bye alin" setelah membereskan barang-barangnya sella buru-buru keluar menuju parkiran karena pastinya niel sudah menunggu nya

alin seperti nya tidak langsung pulang  ia akan pergi ke uks terlebih dahulu, di karena kan ia pmr dan ini adalah jadwal ia piket, hari ini teman piket nya anak kelas XI 4 tidak masuk sekolah jadi mau tidak mau ia piket sendirian

cepat-cepat ia membereskan buku-bukunya lalu pergi ke uks, di sekolahan juga masi cukup ramai murid-murid yang belum pulang karena mereka masi ada kegiatan di sekolah

"Huftt piket sendiri, semoga gak pulang kesorean" dilihat dari langit yang abu-abu alin takut kalau nanti akan turun hujan jadi cepat-cepat ia mengerjakan tugas nya

dari mulai mengelap meja-meja, menyusun kembali obat di lemari p3k, menyapu, membersihkan lantai alian tau ini akan memakan waktu yang lumayan

alin sudah membersihkan beberapa bagian uks itu namun ia belum membersihkan satu ruangan lagi, tinggal satu itu lalau ia akan segera pulang

Ia membuka gorden kamar itu, melirik ke arah kasur lalu sedetik kemudian ia menjatuhkan sapu yang ia pegang "SETAN!" Ingin berbalik badan lalu ia kabur namun naas nya kepala nya malah menabrak lemari yang ada di sana, syukur-syukur tidak akan membekas merah atau lebih parah biru

"aduh... jidat gue" cowok yang ada di bangkar uks itu hanya menatap datar ke arah alin, bisa-bisa nya gadis itu meneriaki nya setan

"makanya hati-hati" alin berdiri dari jongkok nya, menatap ezra yang kini sudah kembali berbaring

"Lo ngapain masih di sini? ini udah jam pulang"

Tidak ada jawaban dari cowok itu, ia masih memejamkan matanya, alin memilih untuk keluar dan mencari obat untuk kening nya, untung saja tidak sampai meninggalkan bekas

"Kok tambah mendung sih?" Ia menatap ke liat jendela yang memang tambah mendung, sepertinya ia harus cepat-cepat pulang angin juga sudah berhembus semakin kencang pasti ini akan hujan lebat, namun baru saja berbalik badan untuk mengambil tas nya tiba-tiba hujan turun cukup deras sampai suara yang ada di ruangan itu hanya ada deras nya hujan

"Ck, tuh kan hujan, terus balik gimana gue dong?" Membuang nafas panjang lalu ia memikirkan cara bagaimana bisa pulang, ia memilih untuk duduk dulu dan memberitahu ibu nya kalau ia pulang telat

pandangan alin tertuju ke depan, di mana Ezra sudah berdiri di depan pintu sembari menatap hujan yang turun lebat padahal baru jam 4 tapi sudah terlihat sedikit gelap. Ezra berjalan menuju kursi panjang tempat alin duduk lalu ia meletakkan tas nya di Samping nya, tidak ada saling menegur karena memang alin dengan Ezra tidak terlalu dekat

alin melirik dari ekor matanya, Ezra seperti nya sedang sakit terlihat ia memakai Hoodie yang menutupi kepala nya lalu wajah nya yang seperti kelelahan, ia memberanikan diri untuk bertanya walaupun ia akan menanggung resiko kalau di cuekin lagi "lo sakit za?" Ezra menatap alin di samping nya, dan membalas dengan deheman membuat alin merasa di kacangi lagi

"Demam, gue rasa" alin kembali mendongak menatap ezra, cowok itu mejawan dengan mata terpejam "udah minum obat?" Ezra membalas dengan gelengan, alin beranjak dari duduk nya dan mencari obat penurun panas

"Minum dulu, supaya ngurangin panas nya"

Ezra menerim Aqua gelas itu dan obat pil, "lo gak nyentuh gua tapi kok bisa nyimpulin panas?" ya memang bener kata ezra demam gak semuanya badan nya panas sih

"y-ya kan kebanyakan gitu, lo memang gak panas?"

"Pegang aja sendiri" alin hampir melongo, Ezra menyuruh nya menyentuh nya? Cowok cuek yang sedikit interaksi itu???

"lama" ezra menarik tangan alin untuk menyentuh dahi nya, dan bukan panas yang alin rasakan melainkan dingin

"jangan-jangan beneran demit"



you'are my prisoner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang