Pagi ini Alisha mendapatkan pesan dari Alin, gadis yang lebih tinggi darinya 5 cm itu mengatakan kalau hari ini dirinya tidak masuk. Alisha mengerti, pasti berat bagi Alin untuk berada di satu lingkungan dengan iblis bernama Luke.
Alisha mengecek lagi barang bawannya. Baju olahraga sudah, bekal sudah, buku catatan sudah, iPad sudah, yosh, lengkap! Alisha bergegas turun ke bawah sebab suara motor Supra milik Pak Gino yang sedang dipanaskan sudah terdengar.
Sejujurnya Alisha bisa berangkat sekolah sendirian, ia bisa kok menyetir. Namun, Alisha merasa hal itu akan semakin menambah rasa kesepiannya. Alisha's Rule Number 1: don't start your day with an unpleasant feeling. Karena alasan itu, Alisha minta diantar dan dijemput oleh Pak Gino, lagi pula mendengarkan curhatan Pak Gino tentang ulat-ulat nakal yang menggerogoti tanaman kesayangannya sungguh menyenangkan hehe.
Saat berjalan melewati parkiran mobil, Alisha tidak sengaja bertemu dengan Bhre yang sepertinya baru saja datang. Bhre hanya meliriknya untuk sesaat. Alisha berpikir sepertinya Bhre harus diletakkan di kutub utara agar gunung es disana tidak mencair dan para beruang kutub bisa hidup bahagia karena, percayalah, Bhre memang sedingin itu.
Braakk
Sebuah pot bunga jatuh dari atas. Alisha kaget bukan main. Nyaris saja kepalanya pecah karena pot itu. Untung ada Bhre yang dengan sigap langsung menariknya.Aroma woody dari tubuh Bhre dengan sopan masuk ke indera penciumannya.
"Emm.." Saat ini posisi Alisha masih ada di pelukan Bhre.
"You good?" tanya Bhre.
"Hmm" Alisha mengangguk. "Maka—" Bhre meninggalkan Alisha sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya.
"Ck.. Bhre Yuda" Alisha memandang punggung Bhre yang kian lama kian menjauh.
***
Jam pelajaran pertama diisi dengan pelajaran olahraga, pelajaran favorite Alisha. Materi hari ini adalah tentang basket dan saat ini masing-masing siswa sedang mencoba untuk melakukan free thow.
Shoot.
"Wahh.." decak kagum itu kemudian diikuti dengan suara tepuk tanggan saat Alisha berhasil memasukkan bola kedalam ring. Hal Ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk Alisha. Oh ayolah, dia adalah shooting guard di team basket sekolahnya."As expected Alisha. Good good" kata Pak Tegar sambil memberikan acungan jempol ke arah Alisha. "Sekarang gilirannya siapa nih? Oh, anak baru team basket, Bhre maju Bhre"
Bhre berada dalam posisinya dan bersiap untuk melakukan tembakan.
Shoot.
Bola basket yang ditembakkan oleh Bhre berputar-putar pada tepi ring."In" kata Alisha. Benar saja, bola itu akhirnya masuk kedalam ring.
"Sha, saya sama Pak Anton rencananya mau masukin dia ke tim buat jadi power forward, menurut kamu gimana?" Alisha memandangi Bhre. Tak lama kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Bhre belum cocok masuk team pak" Bhre merespon perkataan Alisha dengan tersenyum masam.
***
Pelajaran olahraga telah usai. Saat Alisha akan menuju ke ruang ganti tiba-tiba ada tangan yang menarik pundaknya.
"Baju ganti lo ngga ada disitu" dahi Alisha mengerut. "Ikut gue kalau lo ngga mau seragam lo jadi robek". Lanjut laki-laki bertubuh kurus dan berambut ikal itu.
Alisha pun mengikuti orang itu. Jujur saja ia tak tahu siapakah laki-laki yang kini berjalan didepannya, tapi wajahnya nampak tidak asing.
"Bos" Alisha berada di danau yang ada di belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
1/3 Second
Romantizm"Gue benci banget sama lo" ucapnya datar sambil memandang mata gadis yang ada dihadapannya dalam-dalam. "I know Bhre, please hate me to your heart's content" jawab gadis itu dengan senyum indahnya.