3

595 80 3
                                    

POV Tian

"Aku...."
"Aku C-chika..." Jawabnya sambil menundukan kepala.

"Emm okee, chika.. Boleh aku mengetahui apa yang terjadi denganmu?" Tanyaku dengan sangat hati-hati.

Suasana menjadi hening, aku tak mendapat jawaban darinya. Dia terlihat terus menunduk. Akhirnya aku memberanikan diri menarik dagunya untuk menatapku. Ternyata kulihat air mata yang mulai keluar dari mata indahnya.

"Hei sudah jangan menangis, gak papa kalau belum bisa cerita. Aku tidak akan memaksamu, yang terpenting sekarang kamu harus sehat ya.." ucapku sambil tersenyum kepadanya.

Dia hanya menatapku, tanpa menjawab.

POV Tian End

Suasana menjadi hening dan canggung beberapa saat. Akhirnya Tian memberanikan diri untuk memecahkan suasana.

"Chika sudah makan?" Tanya Tian. Lalu Chika hanya menggeleng pelan.

"Oke kita makan bareng yaa, aku juga belum makan nih. Aku ambil makanku dulu diluar sekalian minta suster buat antar makanan kamu kesini." Ucap Tian yang lagi lagi dijawab dengan anggukan oleh Chika.

Tian pun beranjak keluar ruangan. Dan langsung menghampiri Nadia.

"Nad, tolong anter makanan ke ruang VVIP yah. Gw mau ambil makanan gw dulu di depan." Ucap Tian kepada Nadia.

"Iyaaa ian siappp!!" Jawab Nadia.

Tian pun sampai ruangan Chika kembali.

"Makanan mu belum datang ya?" Tanya Tian kepada Chika.

"B-belum.." Jawab Chika dengan sangat pelan.

*Tok tok tok*

"Permisi, makanan datang" ucap suster Nadya sambil mendorong food trolley ke arah Chika.

POV Tian

"Makasih Nad" ucapku sambil membantu meletakan makanan tersebut di overbed table.

"Sama-sama dok"
"Selamat makan ya..." ucap Nadya terhenti

"Chika, namanya Chika sus" jawab ku melihat Nadya seperti bertanya.

"Oh oke, selamat makan Chika" ucap suster Nadya sambil tersenyum ke arah Chika.

"..." Chika hanya menunduk tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Kalau gitu saya permisi dok" ucap Nadya padaku.

"Iya Nadya, terima kasih yaa" ucapku.

Kemudian aku beralih menatap Chika yang masih terdiam memandangi makanan di depannya.

"Hei, ayo dimakan Chik" ucapku sambil tersenyum.

Terlihat tangan Chika bergerak kearah sendok didepannya, dan mencoba menyendok makanan. Aku senantiasa memperhatikannya. Aku sedikit khawatir melihat tangan lemasnya mengangkat sendok dengan bergetar, lalu aku berdiri menghampirinya.

"Sini biar aku suapin" tawarku langsung mengambil sendoknya.

"Niihh aaaa..."
"Hei chik, ini dimakan jangan nunduk terus dong. Makan dulu yaa biar cepat sehat" ucapku dengan lembut.

Chika mulai mengangkat kepalanya, dan dengan perlahan memakan makanan yang disuapi Tara

Satu suap..
Dua suap..

Pada suapan ketiga terlihat Chika susah payah menelan makanan tersebut, aku pun memberikan minum kepadanya.

"Ini minum dulu Chik" ucapku sambil menyerahkan air putih kepadanya.

Tangan chika menyambut gelas yang ku berikan, dan meminum air tersebut.

"Makan lagi yaaa"
"Aaaa..."

Chika menerima suapan tersebut, namun belum sempat mengunyahnya tiba-tiba..

POV End

"Huekk " Chika menutup mulutnya sambil menutup matanya

"Eh eh Chik! " Tian panik melihat Chika akan muntah.

Dengan cepat Tian mengadahkan tangannya ke arah Chika

"Eughhh" Chika menggeleng, menolak untuk memuntahkan isi perutnya ke tangan Tian.

"Udah ga papa sini muntahin aja"

Karena Chika merasa tidak kuat lagi menahan rasa mual tersebut, akhirnya...

"Huekkk huekkk" Chika memuntahkan seluruh isi perutnya, yap ditangan Tara.

Chika mendongak ke arah Tian

Terlihat wajah pucatnya, dan matanya yang berkaca-kaca seperti memberikan kode permintaan maaf ke arah Tian.

"Its okee Chik" ucap Tian sambil memberikan senyuman

"Sebentar ya, aku ke toilet dulu" ucap Tian

*beberapa menit kemudian Tian kembali*

Terlihat Chika masih duduk dan menyandarkan tubuhnya ke bagian belakang tempat tidurnya dan memejamkan matanya.

"Hei kenapa?" Tanya Tian

POV Chika

*Aku mendengar suara dokter itu seketika membuka mataku*

"Arghh kenapa kepalaku sakit sekali rasanya" batinku

"Pusing ya?" Tanyanya padaku

"Minum obat dulu ya, habis itu kamu tidur istirahat yaa"
"Nih.." ucap dokter itu sambil memberikan beberapa obat kepadaku.

Aku mengambil obat-obat tersebut dan meminumnya

"Nah sudah, sekarang kamu istirahat ya. Aku tinggal dulu untuk cek pasien lain" ucap dokter Tian

Aku mengangguk pelan
Jujur masih banyak rasa takut didiriku, tapi aku tau dia orang baik.

"Terima kasih " ucapku pelan saat dokter Tian melangkahkan kakinya keluar

Tian berbalik menatapku sambil mengangguk dan tersenyum.

"Huhh" aku menghela nafasku
"Senyumnya sungguh menenangkan ku" gumam ku sambil menatap langit langit ruangan.

Karena efek dari obat, aku pun mengantuk dan tertidur.

POV End

----------------------------

Malam hari saat Chika sudah terlelap tidur. Tian menghampiri ke ruangannya untuk melakukan pengecekan.

Cklekkk

Perlahan Tian membuka pintu kamarnya, berharap tidak mengganggu tidurnya. Tapi ternyata Chika terusik dengan suara pintu tersebut dan membuka matanya.

"Eughh.."  Chika terbangun dan menengok ke arah pintu.

"Eh maaf Chik mengganggu tidurmu, saya mau periksa keadaanmu sebentar ya" Ucap Tian.

Chika pun mengangguk pelan

*Stetoskop pun diarahkan ke dada Chika*

"Maaf ya.." izin Tian kepada Chika.

"Keaadaanmu makin baik, mungkin tinggal menunggu beberapa luka saja yang belum sembuh. Apakah ada yang dikeluhkan?" Tanya Tian kepada Chika.

"Tidak dok, terima kasih" lirih Chika.

*Hening beberapa saat*

POV Tian

"Apa ini waktu yang tepat untuk menanyakannya?" batin Tian.

"Chika..."
"Boleh ceritakan yang terjadi padamu?"
"Tenang yaa, ada saya, saya akan membantu mu" ucapku saat melihat Chika terlihat mulai gelisah sambil memejamkan matanya.

Aku pun meraih tangannya untuk mencoba menenangkannya.

Chika yang terlihat lebih tenang perlahan mendongakan kepalanya kearahku. Terlihat mata sayunya mulai berlinang.

"Aku...."


See you next episode
Jangan lupa vote vote yaahhh hehehe

I'm Your MedicineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang