Bagian 2.1

73 5 0
                                    

Perjalanan pulang biasanya terasa lebih cepat daripada perjalanan pergi. Entah darimana teori itu. Tapi aku sering merasakannya.

Tapi untuk kali ini, aku tidak merasakanya. Perjalanan pulang ke Jakarta terasa begitu lama. Aku ingin pulang. Aku ingin rumahku. Aku ingin kamarku. Aku ingin menangis bersama Tika, boneka kelinciku.

Aku menatap jalanan pesawahan yang akan ku tinggalkan. Hari ini, aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Selamat tinggal desa. Selamat tinggal kenangan buruk.

"Anne... Kalau kau mengantuk kau bisa tidur"

Lauda mengusap punggungku. Dia duduk di sampingku sambil membuka majalah fashion. Kami kembali ke Jakarta hanya berdua. Bu Anjani akan di desa satu minggu lagi

"Baiklah.... "

Aku menyenderkan kepalaku di kaca mobil. Mataku terasa berat lama kelamaan. Tak butuh waktu lama, aku pun tertidur.

"Ah.... Ouhhh"

"Aku sampai Anne.... "

"Terimakasih Ahh..... "

"Jangan menangis.. Aku disini"

Aku membuka mata dengan kaget. Bayangan bayangan gelap itu menghantuiku. Suara suara desahan Kai terus berdengung di telinga.

Entah sudah berapa lama aku tertidur. Yang pasti, saat aku membuka mata gedung gedung tinggi sudah ada di depan mata. Pak Parto, sopir pribadiku, tampak sedang mengemudi di kemacetan Jakarta.

Aku melirik ke samping. Lauda tengah tertidur dengan majalah di tangannya. Aku mengambil majalah itu dan ku simpan di kantong jok.

"Perkiraan kita sampai berapa menit lagi ya, pak?" Tanyaku. Jujur saja aku ingin segera membersihkan diri.

"Sekita setengah jam lagi non"

"Ah iya... "

Jakarta. Sebuah kota tempatku besar. Aku tidak pernah pergi ke desa sebelumnya. Biasanya aku pergi berlibur ke luar negri. Dan saat aku pulang ke Jakarta aku akan merasa sedih.

Tapi kali ini berbeda. Kepulanganku membawa kegembiraan. Aku mengingat kejadian yang menimpaku kemarin. Aku pulang diantar Kai seperti janjinya, tapi setelah dia mencicipiku.

Setelah kejadian itu, aku memilih diam. Wanita mana yang bergembira saat diperkosa. Semoga aku tidak pernah berhubungan dengan Kai setelah ini.

-Kopi Susu-

Banyak orang yang menganggap sidang adalah hal yang menegangkan. Sama halnya denganku saat ini. Tapi itu sudah berlalu sejak setengah jam yang lalu.

Aku menemukan lengkungan bibir kedua orang tuaku. Mereka menyempatkan diri untuk datang ke sini. Hari ini aku lulus sidang dengan memuaskan. Aku tahu hal ini akan terjadi.

Setelah tiga hari aku mengurung diri, aku memutuskan untuk bangkit. Aku belajar mati matian agar aku bisa menjawab saat sidang. Setidaknya usahaku membuahkan hasil dan bisa mengalihkan perhatianku.

"Sayang... Congratulation to you. We are so proud of you" Ucap Papaku.

Mama memelukku erat dengan senyuman yang tak hilang. Bergantian dengan Papa yang menarikku ke dalam pelukannya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kehangatan keluarga seperti ini. Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka.

Kopi SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang