Huang Renjun.Begitulah nama besarnya yang diagungkan oleh semua orang. Tapi meski begitu, terkadang Renjun tidak bahagia dengan kehidupannya sendiri.
Hal itu karena Renjun merasakan kekosongan di dalam hatinya yang sampai saat ini tidak ia ketahui asal sebabnya.
Jisung, maknae di grup ENN-city sempat memberi masukan agar Renjun segera berkencan. Ayolah, sekarang boy grup besutan HJ.Entertainment tersebut sudah memasuki tahun ke-enam debut mereka. Sudah hal biasa bagi para Idol untuk berkencan.
Masalahnya Renjun tidak dekat dengan gadis mana pun. Bukan jual mahal dan gemar menolak, tapi memang tidak ada yang mau menerima Renjun lebih dari sekedar teman biasa. Mereka menganggap Renjun terlalu menggemaskan dan lebih cantik daripada mereka.
Hey, Renjun sangat kesal mengetahui perkataan seperti itu. Dirinya adalah laki-laki tulen yang tampan. Tak ada kata cantik dari kamus matanya selama ini, lalu kenapa para gadis itu mengatakan hal menyakitkan untuk menolak dirinya.
"Kau pasti memikirkan hal yang berat," ujar Jeno. Pemuda itu menemani Renjun duduk santai di balkon Dorm.
"Sangat berat. Aku merasa hatiku sangat kosong dan Jisung memberi saran agar aku berkencan. Tapi masalahnya sulit untuk menaklukan seorang gadis," kata Renjun. Setelahnya helaan nafas kesar terdengar dari bibir mungilnya.
"Apakah memang harus seorang gadis saja? Lalu bagaimana denganku?"
Renjun seketika melirik Jeno yang bertanya ambigu padanya. Tapi secepat kilat ia mengalihkan pikiran anehnya itu.
"Kau ingin mencari gadis untuk berkencan juga?" tanya Renjun sangat tenang.
"Berkencanlah denganku," jawab Jeno. Terlalu to the point dan tidak memikirkan betapa Renjun terkejut karena ajakan tiba-tiba itu.
"Sialan, kau mencoba bercanda denganku disaat aku ingin serius." Renjun terkekeh mendengar kekonyolan yang masih dianggapnya jokes belaka.
"Sejak kapan aku bercanda soal kencan. Aku benar-benar serius, berkencanlah denganku dan menjadi milikku satu-satunya," kata Jeno dengan tatapannya yang setajam silet asahan.
Renjun melotot kaget dan terbatuk karena tersedak salivanya sendiri. Sebenarnya sudah lama ia merasakan keanehan dari Jeno. Misalnya diam-diam pemuda itu masuk ke dalam kamarnya di tengah malam ketika dirinya tertidur, hanya untuk mengambil foto dirinya.
Camkan itu, mengambil fotonya.. Yang sedang tertidur.. Untungnya Renjun sempat terbangun karena haus.
"Gila gila sekali, aku tidak mau. Lebih baik menjadi pemuda single kaya raya daripada harus berkencan dengan sahabat sendiri, laki-laki pula!" Renjun masih dalam kondisi panik hingga nada suaranya meninggi.
Jeno tidak menjawabnya, pemuda itu memalingkan wajahnya dari Renjun dengan tatapan sendu namun tersirat rasa dendam.
"Kalau begitu kau tidak bisa bersama orang lain. Aku pastikan kau tidak akan bisa bersanding dengan gadis mana pun," ucap Jeno. Suaranya begitu lirih hingga Renjun merinding dibuatnya.
"Jeno sepertinya kau sakit." Hanya itu saja yang bisa Renjun katakan.